Chereads / Me vs Jendral / Chapter 10 - Chapter 09

Chapter 10 - Chapter 09

Dengan langkah tergesa-gesa Matthew berjalan di lorong Rumah Sakit,Ia baru saja mendapat kabar kalau Putrinya mengalami kekerasan. Langsung saja Matthew mengabari Lyra dan datang bersama Putri bungsu nya ini.

"Itu Yoongi oppa."ujar Lyra menunjuk kearah Yoongi yang saat ini tengah berdiri bersandar di dinding.

Mendengar namanya di panggil Yoongi menoleh dan langsung menghampiri Ayah dan adiknya Lyra.

"Yoongi-ya,apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Matthew.

Yoongi mendudukkan Ayahnya lebih dulu. "Appa,Lisa baru saja menjadi pahlawan. Pembunuh itu ingin memukul Yeonjun dengan botol dan Lisa melindunginya,Appa tenang saja pelaku itu sudah di amankan oleh Taehyung."ujar nya menjelaskan,Ia tidak ingin Ayahnya semakin panik dan menyebabkan kesehatan Ayahnya menurun.

"Lalu bagaimana keadaannya?dia baik-baik saja kan."ujar Matthew memegang kedua lengan Yoongi.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya. "Dokter belum keluar,mungkin sebentar lagi akan keluar."ujar nya.

Dan benar saja tak berapa lama Pintu ICU terbuka,seorang Dokter baru saja keluar menghampiri Yoongi.

"Dokter,bagaimana keadaan Putri ku?"tanya Matthew langsung berdiri menghampiri Dokter bermarga Cha ini.

Dokter Cha tersenyum tipis. "Putri anda baik-baik saja,tidak ada luka parah. Kalian bisa menemuinya setelah dia di pindahkan."ujar nya kemudian berjalan pergi meninggalkan Keluarga Kim.

Nafas lega akhirnya bisa di keluarkan oleh Matthew setelah mendengar perkataan Dokter, Putrinya Lisa tidak mengalama cidera yang parah. Walaupun begitu hati nya tetap terasa sesak karena Putri nya terluka,ia merasa gagal karena tidak bisa melindungi Lisa.

"Appa,Lisa adalah Gadis yang kuat."ujar Yoongi menatap Ayahnya ini.

Matthew menoleh dan tersenyum. "Kau benar,dia Gadis yang kuat."

***

Untuk kesekian kali nya Yongjae meringis melihat wajah Pria yang ada di hadapannya ini, sangat buruk dan penuh lebam seperti di pukul satu kampung.

Menyedihkan.

Tapi setelah mengetahui kalau Pria ini adalah seorang Pembunuh maka Yongjae sangat bersyukur seluruh wajahnya lebam karena Pria itu pantas mendapatkannya.

"Ya! Kenapa dia bisa seperti ini?"tanya Joshua menatap Siwan.

Taehyung tersenyum tipis. "Dia di keroyok warga karena ketahuan ingin menculik muridnya sendir,benarkan Siwan-ssi?"ujar Lelaki itu menatap Siwan dengan mata tajamnya itu.

Siwan bersusah payah menelan saliva kemudian memilih menganggukkan kepalanya berulang kali. "Benar,aku di keroyok oleh warga."ujarnya.

Joshua berdecak. "Ck, Kau pantas mendapatkannya karena sudah membunuh muridmu sendir. Guru apaan kau ini?!"ujar nya.

"Jo,kau urus saja dia. Aku ingin kerumah sakit dulu."ujar Taehyung menepuk bahu Joshua.

Kedua alis Joshua hampir bertaut. "Rumah sakit? Memangnya siapa yang sedang sakit?"tanya nya penasaran.

Taehyung melirik tajam kearah Siwan. "Dia sudah memukul Lisa,adik Yoongi hyung."ujar nya.

Joshua membulatkan kedua matanya. "Maksudmu Ca--" Pemuda itu menjeda perkataannya kemudian beralih menatap Siwan. "Kau benar-benar keterlaluan! berani sekali kau memukul seorang Gadis,pengecut!"tambahnya lagi,Pembunuh memang tidak memandang Gender seseorang.

"Kau urus dia."ujar Taehyung kemudian berjalan keluar.

Pemuda Hong itu menatap punggung Taehyung yang semakin menjauh dan kembali beralih menatap Siwan secara teliti. "Ya! Jujur saja padaku,semua luka yang kau dapatkan ini bukan karena pukulan warga kan tapi pukulan Jendral Kim."ujar Joshua sedikit memelankan suaranya,bisa gawat kalau polisi lain sampai mengetahui kalau Taehyung menghakimi seorang tersangka sendirian karena hal itu di larang.

Siwan menganggukkan kepalanya. "I-Iya."

Joshua melipat kedua tangannya didada. "Kau memang pantas mendapatkannya,Gadis yang kau pukul itu sangat berarti untuknya. Kau sudah membangunkan Harimau yang tertidur."ujar nya menepuk bahu Siwan.

"Yongjae-ya,masukkan dia ke penjara."ujar Joshua lagi.

Yongjae menganggukkan kepalanya. "Baik Pak."

Kedua mata Lisa terbuka secara perlahan,hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit putih dan aroma bau-bau obat memasuki penciumannya.

Ah, dia ada di rumah sakit rupanya.

"Eoh,Eonni sudah bangun."

Lisa hafal betul suara siapa yang pertama kali masuk ke telinganya,siapalagi kalau bukan suara cempreng adik bungsu nya ini.

"Lisa-ya,kau sudah sadar sayang."

Gadis itu menoleh dan tersenyum kearah Matthew. "Maaf sudah membuatmu khawatir Appa."ujarnya.

Matthew menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang,jangan minta maaf."ujar nya mengelus rambut Lisa.

Yeonjun yang berdiri di samping pintu pun akhirnya berjalan menghampiri Lisa. "Ya! Lain kali jangan sok menjadi pahlawan,lihatkan kau jadi terluka."ujar Pemuda itu sedikit meninggikan suaranya.

Lisa melongo menatap Yeonjun begitupun dengan Keluarga nya, Gadis itu meringis menatap wajah marah Yeonjun yang sangat menyeramkan. Memang benar sekali perkataan orang-orang,biasanya orang yang baik akan menyeramkan apabila sedang marah dan Lisa membuktikan hal itu saat ini.

"Ya! Aku ini pasien,kenapa malah memarahiku? Sudah baik aku mau menolongmu."ujar nya tidak terima.

Yeonjun menghela nafas. "Kalau saja kau tidak sedang dalam keadaan sakit,aku akan memukulmu karena sok menjadi pahlawan."ujar nya berdecak kesal.

Lisa mempoutkan bibirnya. "Dan untungnya aku sakit jadi kau tidak bisa melakukan apapun padaku."ujar nya santai.

"Aku bisa memukulmu saat kau sehat nanti."ujar Yeonjun singkat.

Yoongi menghela nafas. "Jangan bertengkar lagi."ujarnya dengan suara berat dan mampu membuat kedua sahabat itu bergidik ngeri.

***

"Eugh.."

Lisa membuka kedua mata nya setelah tidur selama berjam-jam,di liriknya jendela dan ternyata sudah gelap, itu artinya dia sudah tidur lama sekali.

"Kau sudah bangun?"

Gadis itu menoleh dan tersentak mendapati seseorang yang bersamanya bukanlah Yeonjun ataupun Yoongi melainkan Kim Taehyung.

"Kenapa kau ada disini?"tanya Lisa.

Pemuda itu menutup buku yang Ia baca dan menoleh menatap Lisa. "Tentu saja menjagamu,Yoongi masih ada pekerjaan sedangkan Kakak dan Adikmu sudah pulang untuk mengemas pakaianmu."ujar Taehyung.

Lisa menganggukkan kepalanya. "Lalu Yeonjun-ie?"

"Aku sudah mengusirnya,tadinya dia mau disini menemanimu tapi aku menyuruhnya pulang."ujar Taehyung berjalan menghampiri Lisa.

Lisa memutar bola mata nya malas dan memilih mendudukkan tubuhnya. "Pulanglah,aku tidak perlu di temani."ujar nya.

"Bisa tidak jangan melibatkan dirimu dalam masalah? Kenapa kau suka sekali berurusan dengan masalah."ujar Taehyung dengan nada tidak suka.

Gadis itu menoleh menatap Taehyung. "Memangnya siapa yang ingin melibatkan diri dalam masalah? Mana ada orang yang mau."ujar Lisa.

Taehyung melipat kedua tangannya didada. "Kau itu seorang perempuan,bertindaklah layaknya perempuan bukan laki-laki. Kau selalu berurusan dengan yang namanya perkelahian."ujar nya kesal,Ia benar-benar tidak suka melihat Lisa berkelahi.

"Kalaupun aku berkelahi itu sama sekali bukan urusanmu,berhenti menceramahiku."ujar Lisa ketus.

Pria itu menghela nafas. "Aku tidak menceramahimu tapi menasehatimu."ujar nya.

Lisa berdecak kesal. "Sama saja,telingaku sudah cukup panas menerima ceramahan panjang dari Kakak dan Ayahku dan kau ingin menambahnya lagi. Bisa-bisa telingaku tuli karena kalian."ujar nya. Kalau begini lebih baik tidak usah di temani saja.

"Mereka menceramahimu karena mereka menyayangimu."ujar Taehyung dengan nada pelan,Ia tau pasti kalau Yoongi dan Matthew sudah memarahi Gadis itu karena adiknya yang bercerita. Yoongi itu sangat menyayangi adik-adiknya dan Pria itu marah karena dia tidak ingin adiknya terluka.

Lisa menghela nafas. "Tanpa di beritahupun aku tau kalau mereka menyayangiku."cicitnya pelan.

"Jadi bersikaplah layaknya seorang perempuan, Perempuan itu suka nya berbelanja bukan berkelahi. Jangan terlalu bar-bar."tambah Taehyung lagi.

Gadis itu mendumel kesal. "Sialan!"

Taehyung menajamkan kedua emeraldnya. "Mulutmu Lalisa Kim."tegas nya.

Lisa tersenyum sinis. "Bastard!"umpatnya lagi.

"Lisa,Ka--"

"Brengsek!"

"Lisa!"

"Asshole!"

"Lalisa!"

"Apa?!"

Taehyung memejamkan kedua mata nya seraya memijit pangkal hidungnya,menghadapi Lisa harus bersabar dan menyediakan banyak stok kesabaran.

Sikap Lisa yang sangat keras kepala dan pembangkang ini membuatnya naik darah,kalau orang lain mungkin orang itu sudah menerima ledakan dari nya dan untung saja---

Untung saja Sayang.

Kalau tidak-- Habis sudah.

"Aku lapar."

Taehyung membuka kedua mata nya dan menatap Lisa lagi. "Kau lapar? Tunggu lah disini,aku akan membelikanmu makanan."ujar Pria itu.

"Tidak mau,aku mau makan di luar saja. Berada disini terus menerus membuatku muak."ujar Lisa memanyunkan bibir nya.

Pria itu tersenyum tipis. "Baiklah,aku akan mengambil kursi roda untukmu."ujar nya.

"Kedua kaki ku masih berfungsi dengan baik,yang luka itu kepala dan tanganku."ujar Lisa dan kali ini dengan nada kesal.

Taehyung mengangkat kedua tangannya keatas menatap Lisa. "Baiklah,aku menyerah. Kita pergi sekarang."ujar nya mengambil ahli infus Lisa dan memapah Gadis itu.

***

Lisa menatap semua makanan di atas meja dengan mata berbinar,Ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar kearah Taehyung.

"Terima kasih,Taehyung-ssi."ujar nya kemudian mulai melahap makanan itu satu persatu.

Taehyung tersenyum tipis. "Kau seperti tidak makan seharian saja."celetuknya.

"Aku memang tidak makan seharian,bubur yang di antar Suster tadi tidak ku makan tapi ku buang di toilet. Jangan beritahu siapapun ya."ujar Lisa membuat tanda 'OK' dengan tangannya.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya. "Apa?! Kau tidak makan sama sekali,lalu bagaimana kau minum obat tadi."kata nya.

Lisa terkekeh pelan. "Sebenarnya aku belum minum obat,aku menyembunyikan obatnya di bawah bantal."ujar nya.

Taehyung menggelengkan kepalanya. "Astaga! Kau harus minum obat Lisa,kalau kau tidak minum obat bagaimana kau bisa sembuh dan pulang."ujar nya panjang lebar.

"Kalau kau ingin mengajakku bertengkar nanti saja, setidaknya setelah aku makan. Aku butuh tenaga untuk bertengkar denganmu."ujar Lisa santai dan kembali melahap makanannya.

Ah, semua stok kesabarannya benar-benar sudah di kuras habis oleh Lisa.

Bagaimana bisa Matthew memiliki anak seperti Lisa?

Keras kepala.

Pembangkang.

Suka berkelahi

Dan

Bar-bar.

Oh, sudah pasti Matthew sering mengelus dada karena kesal dan harus bersabar menghadapi Lisa.

Kira-kira dia sanggup tidak ya menghadapi Lisa setiap hari nya nanti?

"Taehyung-ssi."

Pria itu tersentak dan beralih menatap Lisa. "Apa?"

Lisa tersenyum. "Aku sudah selesai makan,kita kembali ke kamar sekarang. Aku harus minum obat."ujar nya.

"Baiklah,ayo."

Gadis itu benar-benar menepati janjinya untuk minum obat,semua obat yang dia sembunyikan di bawah bantal dia minum semua dan kembali mendudukkan tubuhnya di kasur.

"Kau sudah mengantuk?"tanya Taehyung yang setia berdiri di samping Lisa.

Lisa menggelengkan kepalanya. "Tidak,aku sudah terlalu lama tidur tadi jadi tidak bisa lagi tidur sekarang."ujar nya.

Taehyung mendudukkan tubuhnya tepat di sebelah Lisa. "Jadi,kau ingin melakukan apa sekarang?"tanya nya.

"Aku dengar dari Leon,kau dan dia sangat dekat. Apakah itu benar?"tanya Lisa menatap Taehyung seraya memeluk bantal nya.

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Iya,kami sangat dekat. Hampir setiap hari kami melakukan aktivitas bersama-sama,bukan hanya kau saja yang merasa kehilangan tapi aku juga."ujar Taehyung mengingat sosok Leon yang sangat dekat dengannya,Pemuda yang memiliki senyuman menyejukkan itu benar-benar tidak bisa di lupakan begitu saja.

Lisa menundukkan kepalanya. "Dia tidak pernah bercerita apapun padaku,dia selalu menyimpan semuanya sendiri. Aku ini adik kembarnya tapi dia tidak mau berkeluh kesah padaku."ujar nya pelan.

Taehyung mengangkat tangannya mengelus rambut Lisa. "Tidak semua orang ingin berbagi cerita Lisa-ya, mungkin Leon tidak menceritakan padamu masalahnya karena dia tidak ingin kau khawatir padanya."ujar nya.

Gadis itu mendongakkan kepalanya. "Leon bunuh diri di hadapanku,aku masih ingat dengan jelas bagaimana Ia menjatuhkan tubuhnya ke bawah. Saat itu rasa nya dunia berhenti berputar,jantungku seolah berhenti berdetak dan aku jatuh pingsan. Setelah itu ya--" Lisa menjeda perkataannya yang tercekat bersamaan dengan turun nya buliran air mata membasahi kedua pipi nya.

"Setelah itu yang ku dapatkan adalah Leon sudah tiada,aku berharap kalau itu semua mimpi. Aku sangat berharap ketika aku terbangun di pagi hari,Leon akan menyambutku dengan senyuman di wajahnya tapi nyatanya itu bukan mimpi."tambahnya lagi.

Taehyung menghela nafas kemudian mendekatkan tubuhnya memeluk Lisa,pasti sangat sakit jadi Lisa yang harus kehilangan saudara kembarnya.

"Lisa-ya,aku tau kau sangat kehilangan Leon tapi menyalahkan Ayahmu atas semua ini tidakalah benar."ujar Lelaki itu.

Lelaki itu menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya. "Ayahmu menangis begitu hebat ketika mendengar Leon sudah tidak bernyawa lagi,dia bahkan terus meraung menyalahkan dirinya atas kematian Leon. Hyung-nim memang tidak menangis saat prosesi pemakaman tapi dia menangis setelah semua selesai,dia menangis di hadapanku. Jujur aku tidak pernah melihat Hyung-nim selemah itu."tambahnya lagi.

Tangis Lisa kian memecah mendengar penjelasan Taehyung,selama ini Ia mengira Ayahnya tidak sayang pada Leon karena selama pemakaman berlangsung Ayahnya tidak mengeluarkan air mata setetespun. Alasan kenapa dia begitu membenci Ayahnya karena perlakuannya pada Leon,Ayahnya selalu menuntut Leon melakukan yang terbaik dan menginginkan Kakaknya itu menjabat sebagai Ketua Interpol,memaksa Leon melakukan hal yang tidak dia sukai.

Kini Ia tau semua nya,Ayahnya sangat menyayangi Leon.

Tapi kalau Ayahnya begitu menyayangi Leon,kenapa harus memaksa Leon melakukan hal yang tidak dia sukai?

Lisa melepaskan pelukannya. "Leon bunuh diri karena tidak tahan pada Appa yang selalu memaksanya melakukan hal yang tidak dia sukai."ujar Gadis itu.

"Apa maksudmu?"

"Leon tidak ingin menjadi seorang polisi,Ia ingin menjadi seorang Dokter. itu cita-cita nya sejak dulu tapi Ayah melarangnya dan memaksanya untuk masuk kepolisian."ujar Lisa dengan helaan nafas di akhirnya.

Taehyung mengangkat tangannya menghapus air mata Lisa. "Itu dulu. Leon pernah bilang padaku kalau dia sama sekali tidak menyesal masuk kepolisian,Ia ingin membanggakan Ayahmu. Sampai sekarang aku masih bingung kenapa Leon memilih bunuh diri."ujar nya.

Lisa meraih tangan Taehyung yang ada di pipi nya. "Jangan tinggalkan aku,aku tidak ingin sendirian disini."pintanya menatap Lelaki itu.

"Saat aku mengingat Leon,aku pasti akan bermimpi buruk."tambahnya lagi.

Taehyung tersenyum tipis. "Aku tidak akan meninggalkanmu,aku janji."ujar nya.

"Terima Kasih."

Lelaki itu beranjak turun kemudian membaringkan tubuh Lisa dan tak lupa menyelimuti Gadis itu. "Tidurlah,aku akan duduk di sofa."ujar nya hendak melangkah pergi namun tertahan karena Lisa menahan pergelangan tangannya.

"Kenapa?"tanya Pria itu menatap Lisa.

Lisa mengulum bibir nya ke dalam. "Duduk disini saja,temani aku sampai aku tertidur."ujar nya dengan rona merah di pipi nya.

Taehyung terkekeh pelan dan menarik kursi mendekat kearahnya. "Baiklah,aku akan menemanimu disini."ujar nya.

Gadis itu tersenyum dan mulai memejamkan kedua mata nya,Lisa sama sekali tidak berniat untuk melepaskan tangannya yang mengenggam tangan Taehyung. Malam ini Ia membuang semua gengsi nya karena memang Ia membutuhkan Lelaki itu di sampingnya,Ia takut kalau mimpi tentang kematian Leon akan kembali menghampirinya.

Setelah beberapa saat Taehyung menemukan Lisa sudah tertidur pulas terlihat dari deru nafas tenang Gadis itu, Pria itu menyandarkan kepalanya di tepi kasur memandangi wajah tidur Lisa yang bahkan masih terlihat cantik. Pipi gembul Gadis itu dan bibir indahnya walaupun dalam keadaan pucat tapi tetap saja cantik di mata Taehyung.

Pria itu meraih ponsel yang ada di saku celananya dan mulai menekan beberapa angka yang langsung terhubung.

"Halo,Taehyung-ie."

"Hyung-nim,bisakah kau secepatnya mengatakan pada Lisa yang sebenarnya? sampai kapan aku harus menunggu."ujar Lelaki itu masih menatap Lisa.

"Aku akan mengatakannya setelah dia keluar dari rumah sakit."

Taehyung tersenyum tipis. "Baiklah,aku menunggu nya Hyung-nim."

"Ck,dasar tidak sabaran! memangnya siapa sih yang mau merebut Lisa darimu?"

Pria itu menaikkan sebelah alis nya. "Yoongi hyung."

"Iya,ini aku. Kalian berdua benar-benar membuatku kesal,kenapa bermesraan di rumah sakit? tau begitu aku tidak akan datang tadi."

Taehyung terkekeh pelan. "Aku kan tidak menyuruhmu datang, aku sudah bilang kalau aku yang akan menjaganya malam ini."ujar nya.

"Dasar remaja! Kalau kau berbuat macam-macam,aku akan memukulmu."

"Aku tau,kami belum sah mana mungkin aku menyentuhnya. tapi kalau cium boleh kan?"

"Ya! Kau mau mati di tanganku?"

Lagi-lagi Pria itu terkekeh pelan. "Tenang saja,aku tidak akan menyentuhnya."

"Jaga dia baik-baik,mungkin dia akan bermimpi tentang Leon lagi malam ini."

Taehyung kembali memandang Lisa. "Ehm,aku akan menjaganya. itu sudah tugasku."ujar nya.

To be continued