Aryan & Zavier meninggalkan kantin menuju parkir-an untuk kembali ke rumah. Mobil Leo juga masih terparkir di sana, Leo & Jihan masih di dalam. Mereka tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerakkan setir ataupun menyetir dengan benar.
Aryan mengetuk kaca mobil Leo dari luar, Leo menurunkan kaca mobilnya. Wajahnya benar-benar memerah dan matanya sayu dan sembab.
"None of them picks up my phone call, neither Daddy nor Lea", ucap Leo.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?", lanjutnya seperti bertanya.
"Mungkin Naina atau tante Zaara tau info terbaru Lea", ucap Aryan.
Leo mendapat sedikit pencerahan setelah mendengar ucapan Aryan. Meskipun tidak bisa sepenuhnya berharap banyak, tapi ia masih ingin menyimpan harapan bahwa akan ada keajaiban yang membawa Lea kembali ke tengah-tengah mereka dalam keadaan selamat.
"Kita bareng aja, I'll drive", ucap Aryan.
Mereka berempat kembali ke rumah keluarga Albert dengan penuh harap dan kekhawatiran yang sulit dijabarkan. Pemberitaan itu terlalu mengejutkan, bahkan jika itu hanya "hoax", tetap saja masih terlalu kejam. Apalagi, jika ternyata semua itu adalah kebenaran, maka penderitaan mereka akan terlalu kentara untuk didapat disembunyikan.
Jika berita itu benar, mungkin Zavier tidak akan dapat bertahan lagi. Semua alasannya untuk bertahan hidup telah hilang dan sirna. Mungkin waktu juga tidak akan pernah mampu menyembuhkan luka kehilangan seseorang yang telah dinantikannya selama lebih dari separuh hidupnya.
Jika berita itu benar, Leo adalah orang yang paling terpukul. Baginya, Lea bukan hanya saudara perempuan, tapi juga seorang ibu. Meskipun tidak selalu menghabiskan waktu bersama dengan kakaknya, tapi dia tahu bahwa kakaknya akan selalu ada untuknya dengan caranya sendiri.
Jika pada akhirnya, Lea benar-benar pergi dan tidak kembali, segalanya tidak akan pernah sama lagi. Hidupnya akan benar-benar hancur dalam kehampaan. Mungkin hanya waktu yang akan menyembuhkannya luka di hatinya sedikit demi sedikit, meski membutuhkan waktu yang sangat lama.
Di antara mereka berempat, hanya Aryan yang saat ini paling logis dan tenang, meski juga menyimpan ketakutan tersendiri. Baginya, berita kematian Lea terlalu mengejutkan dan sangat menyedihkan. Tapi, di atas semua itu, kekhawatiran lebih dalam menggerogotinya. Bagaimana tidak, jika Lea benar meninggal dalam kecelakaan, maka akan meninggalkan luka yang teramat dalam bagi keluarganya.
Kematian Lea akan berpengaruh buruk bagi keluarganya, terutama Zavier. Sekali lagi dia akan terpuruk dalam jeratan frustasi yang akan membabak-belurkannnya. Zavier tidak dapat kehilangan Lea, jika itu terjadi, dia akan benar-benar hancur dalam penderitaan abadi.
Aryan khawatir jika Zavier akan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Dia takut jika pada akhirnya Zavier akan memilih jalan buntu. Dia takut jika Zavier akan kembali menambah jumlah labirin penderitaan baru bagi keluarga Albert.
Ketakutan itu sangat wajar karena di antara semua orang yang mencintai Lea, hanya Zavier yang mencintainya dengan gila dan menyimpang. Tidak ada jalan keluar untuknya, selain kematian.
Dia terlalu mencintai Lea, sehingga semua orang tahu bahkan hanya dengan melihatnya. Tapi, tetap saja wanita itu tidak pernah menggubrisnya.
Cinta Zavier untuk Lea sulit dijabarkan dengan kata-kata, dia hanya terus mencintainya meski menerima penolakan dan pengkhianatan berkali-kali. Dia tidak pernah melupakan wanita itu, meski harus menampung semua penderitaan hanya untuk mempertahankan wanita itu di hatinya.
Zavier tetap bertahan meskipun menerima pengkhianatan demi pengkhianatan yang dilakukan Lea dengan banyak pria di luar sana. Dia tidak dapat merelakannya apalagi melupakannya, dia terus mencintainya, dan cinta itu semakin dalam setiap harinya.
Dia hanya berharap bahwa suatu hari nanti Lea akan mengatakan padanya, "Aku lelah, aku ingin pulang ke rumah" sambil memeluknya.
Zavier sangat sadar bahwa orang lain akan menganggapnya dungu karena terus menanti tanpa kepastian. Tapi, selama yang dinanti itu adalah Lea, dia bersedia menunggu seumur hidup. Dan, dia percaya bahwa sejak awal mereka memang telah ditakdirkan bersama karena terikat perjodohan. Meski, Lea tidak pernah benar-benar menerima perjodohan mereka, tapi dia yakin suatu hari nanti Lea akan tersenyum saat melihatnya.
🍁🍁🍁