Zavier dan Jihan, mereka berdua berjalan bersama ke kantin, duduk di meja yang sama, dan mengobrol dengan sangat natural. Sungguh, pemandangan yang sangat langka.
Banyak mahasiswa menatap ke arah mereka penuh tanya. Tidak sedikit di antara para mahasiswa yang saling berbisik, meributkan dan mempertanyakan kedekatan Zavier dan Jihan yang sangat tiba-tiba. Sebagian yang lain sibuk bergosip ria dan menggunjing serta menyebut Jihan sebagai perempuan munafik yang selama ini berpura-pura innocent. Tapi pada akhirnya, tetap mengkhianati Leo demi memenangkan hati Zavier.
Banyak juga yang berspekulasi bahwa sejak awal tujuan Jihan adalah mendekati Zavier. Lalu, mereka mulai menyebut Jihan sebagai "social climber" alias "tukang panjat sosial".
Anggota 4D, terutama Dominique, yang ikut menyaksikan moment langka itu mendadak kehilangan selera makan.
"Gue gak terlalu keberatan kalah dari kembaran Leo, tapi gue gak terima kalah dari social climber macam Jihan", ucap Dominique seraya menusukkan sumpit ke dimsum kepiting yang menjadi menu favoritnya.
"Mereka cuma makan, gak lebih, gak kurang. Jadi, pasti mereka gak ada hubungan apa-apa", ucap Diana mencoba menenangkan amarah Dominique.
"Ya, benar. Tenang aja, gue yakin mereka cuma teman", ucap Diandra yang mendapat persetujuan Delia.
Penampilan langka itu juga tidak luput dari perhatian Aryan dan Leo yang kebetulan saat itu duduk di meja yang sama. Kejadian ini juga tidak biasa karena saat mereka ke kantin hanya ada satu meja yang tersisa.
Aryan dan Leo duduk di meja yang sama saja sudah mengejutkan, apalagi Jihan dan Zavier yang bisa dengan santai makan siang bersama tentu lebih mengherankan. Tapi itulah yang terjadi, sehingga banyak gosip yang tidak masuk akal terus bertebaran. Sehingga, seakan-akan Jihan benar-benar telah mengkhianati Leo demi Zavier. Hal itu yang membuat Leo dan Aryan membentuk kubu yang berlawanan sebagai orang-orang yang pernah terkhianati dan terenggut kekasihnya.
Lucu sekali hidup ini, bahkan sesuatu yang kita dengar hari ini hampir tidak ada yang dapat dipercaya.
"Sejak kapan mereka akur?", Aryan & Leo melontarkan kalimat yang sama pada saat yang bersamaan, kemudian mereka saling mengangkat bahu tanpa jawaban.
"Terlalu banyak highlight di meja ini, gue gak nyaman", sindir Jihan seraya menatap Zavier yang duduk tepat di hadapannya.
"Cuekin aja!", jawab Zavier.
"Siap makan, gue langsung pergi", lanjutnya.
Mereka makan dengan tenang meskipun beberapa orang belum bisa berhenti mengomentari sesuatu yang tidak berhak mereka komentari. Tapi begitulah kehidupan, sebagian besar orang terlalu sibuk mengurusi kehidupan orang lain, dan melupakan sesuatu yang lebih penting; urusan dan kehidupan diri sendiri.
🍁🍁🍁
"Gue udah siap makan, gue cabut ya", ucap Zavier pada Jihan yang tengah memainkan handphone-nya sambil menikmati special burger yang sejak tadi belum habis-habis.
Jihan hanya menanggapi dengan isyarat tangan seperti mengusir Zavier agar segera menghilang dari hadapannya. Tapi, sedetik kemudian ekspresi Jihan sontak berubah aneh. Dia terdiam, seperti tersentak, rasanya seperti terhempas hingga ke dasar bumi, dan air matanya jatuh berderai.
"Leo...", ucapnya lirih sambil menatap hampa ke arah meja Leo.
Leo tiba-tiba juga ikut menangis, ia tidak bisa bicara lagi. Sedangkan, Zavier menatap Jihan penuh tanya, dan semakin penasaran setelah melihat Leo ikut menangis dan buru-buru meninggalkan kantin. Jihan juga ikut pergi, menyusul Leo, tapi tiba-tiba Zavier menarik lengannya.
"Lo kenapa? Leo juga kenapa?", tanya Zavier bingung.
"Gak mungkin Leo jealous cuma karena Lo makan bareng gue", lanjutnya.
Jihan tidak menanggapi ucapan Zavier dan membebaskan diri dari cengkraman tangannya untuk menyusul Leo yang baru saja meninggalkan kantin. Lalu, Aryan juga pergi dengan mata yang nampak berair.
"Lo semua pada kenapa?", tanya Zavier pada Aryan setelah menarik lengannya.
Tangan Zavier masih mendarat pada lengan sepupunya yang masih terdiam. Aryan tidak sempat menjawab pertanyaan yang baru saja diajukan padanya karena mendadak semua orang diliputi dengan kehebohan.
"Breaking News", ucap Delia setengah berteriak.
"Xavier Martin's girlfriend, Aurélie, is suspected of being involved in a car accident in New York last night, the car she was driving burned down, and she died on the spot. Xavier Martin, who is still in Stockholm, is heading to New York to meet his girlfriend immediately after receiving the news", Diana merebut smartphone Delia dan membacakan breaking news itu.
"Aurélie meninggal karena kecelakaan mobil di New York ?", tanya Dominique.
"Pasti cuma hoax. Paparazzi baru up berita mereka kemarin, Aurélie-Xavier masih liburan bareng di Stockholm. Gak mungkin tiba-tiba kecelakaan di New York, kan?", ucap Diandra.
"Ya, itu gak mungkin. Lea masih di Stockholm, bukan New York", lirih Zavier seperti meminta pembenaran dari Aryan.
"Kita pulang dulu. I'll drive you home", ucap Aryan sambil menepuk pundak sepupunya.
Zavier hanya mengangguk dan mengikuti Aryan dengan patuh. Tidak ada yang memperhatikan keduanya karena semua orang tengah memandangi layar di handphone masing-masing.
"It's already confirmed, girls. Kematian Aurélie udah dikonfirmasi, Aurélie dinyatakan meninggal dalam kecelakaan itu", jelas Bianca.
Aryan langsung menarik tangan Zavier untuk meninggalkan kantin dan menyeretnya kembali ke rumah. Tanpa penolakan, dia hanya mengikuti langkah Aryan yang masih bisa bersikap rasional di antara kekalutannya. Tidak seperti Zavier yang benar-benar hancur, pikirannya berantakan, dan hatinya merasakan sakit yang sulit dijabarkan.
🍁🍁🍁
"Xavier Martin pasti sedih banget sekarang", ucap Bella.
"Mereka baru aja liburan romantis, terus tiba-tiba Aurélie meninggal", timpal Bianca.
"Kisah cinta mereka terlalu tragis", sambung Bella.
"Ya, benar, terlalu tragis", ucap anggota 4D berbarengan dengan nada lesu.
Semua orang mendadak membahas kejadian yang sangat disayangkan itu. Mereka semua hanyut dalam diskusi karena menyayangkan perpisahan pasangan favourite itu dengan cara yang paling menyakitkan; dipisahkan oleh takdir yang bernama "kematian".
🍁🍁🍁