Chereads / The Last Wind / Chapter 22 - Fakta yang Terkubur

Chapter 22 - Fakta yang Terkubur

Pada saat semua orang heboh dengan semua pembahasan yang menyangkut dirinya, Lea sama sekali tidak tahu apapun. Tidak, Lea hanya tidak tertarik pada orang-orang yang sangat tertarik padanya, terlebih jika mereka tidak ada kaitan dengan dirinya.

Baginya, mereka sama sekali tidak penting dan Lea sudah sangat terbiasa menjadi bahan omongan orang lain.

Lea adalah seorang individualis yang bahkan tidak memiliki seorang teman pun, selain Jihan, sahabat kecilnya.

Lea tidak membutuhkan banyak orang, menurutnya, cukup beberapa saja yang punya ketulusan dan integritas dalam hubungan.

Lea juga bukan orang yang ringan tangan untuk menolong semua orang, tapi bisa melakukan apa saja untuk segelintir orang yang telah menjadi bagian dari hidupnya, sebut saja Daddy, Leo, dan Jihan.

Semua orang yang mengenal Lea tahu betapa pentingnya ketiga orang itu dalam hidupnya. Tetapi, hampir tidak ada yang tahu bahwa masih ada orang lain yang sebenarnya selalu menyita perhatiannya.

Selain itu, juga tidak banyak yang tahu bahwa Lea sangat menyayangi Linda Brown, sang mommy, dan Achille Ferdinand, sang adik laki-laki menggemaskan yang baru merayakan ulang tahun yang ke-8 pada malam pergantian tahun baru.

Achille adalah salah satu orang kesayangan Lea. Tanpa sepengetahuan Daddy dan Leo, Lea sering menemui keluarga baru ibunya dan menghabiskan waktu bersama mereka, terutama Achille. Bahkan, tahun ini, Lea merayakan tahun baru sekaligus perayaan ulang tahun Achille di Dubai bersama mereka.

Selain itu, Xavier Martin, yang merupakan anak tunggal dari adik perempuan suami baru ibunya, Darrell Ferdinand, juga ikut bergabung.

***

Sejak awal, Lea tidak pernah menyalahkan ibunya atas perceraian kedua orangtuanya karena mengetahui rahasia besar yang tidak diketahui Leo.

Faktanya, orang yang pertama kali merusak pernikahan adalah sang Daddy, bahkan memiliki seorang anak perempuan yang lahir di luar pernikahan yang sebaya dengannya, yang diberi nama Danish Moore.

Danish adalah bukti nyata dari dosa dan kekhilafan sang Daddy yang pernah terlibat one night stand dengan seorang perempuan, meskipun di mata hukum Danish adalah putri tunggal dari keluarga Moore.

Danish adalah kesalahan Allan Miller di masa lalu yang tidak bisa diperbaiki, meski saat ini Allan benar-benar berubah menjadi orang baru, menjadi orang yang lebih baik dari versi dirinya yang sebelumnya, bahkan ia menjadi sangat religius sejak menyetujui permintaan Linda untuk mengakhiri ikatan pernikahan mereka.

Lea tahu bahwa ayahnya hanya melakukan satu kesalahan, juga tahu bahwa ayahnya benar-benar mencoba menebus kesalahan itu dengan menjadi ayah terbaik bagi dirinya dan Leo. Tapi pada saat yang sama, ayahnya juga tidak melupakan Danish, walau bagaimana pun Danish tetap putrinya secara genetik.

Lea menyadari fakta itu, tapi hanya tidak bisa menerima apalagi melupakannya. Belum lagi, Danish selalu mengacaukan hidupnya dan mengikutinya kemana saja, sejak mengetahui fakta bahwa dirinya adalah anak kandung Prof. Miller. Sejak mengetahui fakta bahwa Lea adalah kakak tirinya yang hanya terpaut usia 9 bulan.

Danish bahkan pergi ke SMA yang sama dengan Lea, meski masuk pada tahun yang berbeda. Saat itu, Lea menganggap hal itu sebagai sebuah kebetulan.

Tapi, Danish juga melanjutkan pendidikan sarjana di MIT dan memilih jurusan yang sama ketika Lea melanjutkan pendidikan magister di kampus yang sama.

Danish selalu mengikuti Lea dan seringkali membuat pengakuan sebagai adik Lea pada orang-orang di sekitarnya.

"I have no sister, but bothers", sanggah Lea suatu waktu ketika mendengar pengakuan Danish di hadapan banyak orang.

Perkataan Lea membuat Danish terdiam mematung, lalu dia mengejar Lea yang baru saja pergi usai mempermalukannya.

"Leo sepertinya belum tahu kalau dia masih punya saudara perempuan lain, selain Lea", ucap Danish.

"Lakukan apapun, akui apa saja sesuka kamu, tapi jangan pernah berani menyebut apapun di hadapan Leo", balas Lea lalu meninggalkan Danish yang tengah tersenyum penuh kemenangan.

Danish tahu bahwa Lea akan melakukan apapun untuk menutupi fakta itu dari Leo. Rela menukar semua kenyamanannya demi kenyamanan Leo. Hal itu yang membuatnya selalu iri pada Leo karena memiliki Lea sebagai kakaknya.

Sedangkan Lea sama sekali tidak mengerti apa yang ada di pikiran Danish, apa yang kurang dari hidupnya yang bergelimang kemewahan, yang dibenarkan melakukan apapun oleh keluarga Moore.

Danish bahkan tidak pernah mengusik Allan Miller yang merupakan ayah biologisnya, tapi malah membuntuti Lea dengan berbagai pertemuan kebetulan yang terasa dibuat-buat.

Lea tidak menyimpan kebencian terhadap siapapun, meski hampir tidak menyukai siapapun, tapi akan berbeda jika itu Danish.

Bagaimanapun, baginya, Danish adalah lambang dari penderitaan ibunya, sehingga Lea bahkan membenci bayangan dan aroma parfum Danish yang khas, aroma kayu manis dan campuran mint.

Fakta yang membuat Lea lebih marah adalah kesalahan itu terjadi menjelang hari-hari kelahiran Leo dan dirinya.

Dia hanya tidak bisa membayangkan, bagaimana seorang suami bisa mengkhianati wanita yang sedang mengandung anaknya dengan penuh kesusahan dan pengorbanan selama 9 bulan 10 hari.

Lea tidak bisa membayangkan bagaimana penderitaan ibunya ketika mengetahui fakta itu. Sehingga, Lea tidak pernah menyalahkan perselingkuhan ibunya.

Bagaimanapun, sangat sulit menanggung pengkhianatan yang dilakukan oleh seseorang yang sangat kita percayai dengan sepenuh hati. Sangat sulit menanggung kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang sangat kita cintai.

Oleh karena itu, Lea memaklumi mengapa ibunya jatuh ke dalam pelukan laki-laki lain, yang ternyata adalah cinta pertamanya, yang merupakan orang yang tidak pernah bosan mencintainya, yang sangat kecewa tentang kabar pernikahannya, yang tidak pernah melupakannya, tapi juga selalu mendoakan kebahagiaannya.

"Betapa Daddy tidak bersyukur memiliki kami", umpat Lea sesekali.

Sehingga, tidak jarang, Lea menghindari sang Daddy dan mencoba melupakan kesalahan masa lalu ayahnya. Hal itu yang membuat Lea tidak selalu menemui ayahnya. Hal itu juga yang menjadi alasan Lea memilih hidup mandiri dan tinggal terpisah dari kedua orangtuanya.

***