Prof. Miller kembali ke Indonesia menjelang pergantian tahun baru untuk menemui putranya, Leo.
Perayaan tahun baru hanya mereka lewati berdua sebagai ayah dan anak, sedangkan Lea yang setiap tahun selalu berjanji pulang, tidak pernah kembali.
Lea hanya berjanji dan terus berjanji tanpa pernah menepati. Dia selalu menghindari pertanyaan tentang kepulangannya, seperti sama sekali tidak berniat kembali menjejak tanah kelahirannya.
Sudah 10 tahun, mereka tidak pernah lagi merayakan tahun baru bersama Lea. Pertemuan mereka selama 10 tahun terakhir bisa dihitung menggunakan jari.
Pertemuan itu pun hanya berlangsung tidak lebih dari satu jam, ketika Lea bersedia menemui sang Daddy disela-sela kegiatannya saat kebetulan mereka berada di kota yang sama.
🍁🍁🍁
"Naina invites us for dinner to night?", ucap Prof. Miller.
"Um, I'm swamped", jawab Leo.
"You can go without me, Dad", lanjutnya.
"She wasn't invite only me, but both of us", jawab Prof. Miller.
"Don't imitate your sister style, it doesn't suit you, son", bujuk Prof. Miller.
"OK! OK! I'll come with you", balas Leo yang selalu terbujuk pada ajakan keluarganya.
"That's my son", ucapnya.
🍁🍁🍁
Mereka makan malam di rumah keluarga besar Albert pada malam pergantian tahun baru. Jamuan seperti itu sudah lumrah karena hubungan keluarga mereka dekat sejak dulu. Bahkan, jauh sebelum orangtua mereka lahir, pertemanan keluarga itu sudah terjalin erat.
Ditambah lagi, Allan Miller bersahabat dekat dengan mendiang putra sulung keluarga Albert, papa Zavier, Zaydan Albert.
Baik, Allan dan Zaydan sering mengadakan acara makan malam atau jenis perkumpulan lain, sehingga istri mereka menjadi dekat.
Pada saat mendengar kecelakaan tragis yang merenggut nyawa beberapa anggota keluarga Albert, Linda Brown sempat sangat terpukul karena kehilangan sosok sahabatnya, Diandra Wardhana, ibu Zavier.
🍁🍁🍁