Aryan memilih menjadi penonton ilegal yang mencuri dengar setiap obrolan mereka sambil berpura-pura fokus menyelami setiap kata yang tertulis dalam novel "Your Beautiful Eyes" yang telah dibacanya berulangkali, bahkan ada bagian kalimat tertentu dari buku tersebut yang sudah melekat dalam memorinya.
"The ones that you really care, Lea or Jihan?", lanjut Leo.
"Apa itu penting?", tanya Zavier.
Leo hanya mengangkat bahu beserta alis, sedangkan Aryan masih setia menyimak dalam diam.
"I've no problem with that, you can date her", jawab Leo.
Zavier hanya menatap penuh tanya sekaligus tidak percaya seketika mendengar perkataan Leo.
"I can help you with a romantic dinner so that you can confess your love to Jihan", ucap Leo.
Aryan hanya menatap Zavier sekilas, lalu diam-diam menyembunyikan senyumannya di balik novel yang tengah dibacanya. Sedang, Zavier tiba-tiba menjadi kesal karena Leo bersikap seakan-akan tidak menyadari ketertarikannya terhadap Lea.
"Don't get me wrong. I don't really intend to help you. Helping you will help me clear up the gossip about Jihan and me that spread out", lanjut Leo yang sengaja menghindari pertanyaan Zavier yang jelas-jelas sangat tertarik pada kakaknya.
"Kalau ada orang yang tertarik sama Jihan, yang jelas itu bukan gue", ucap Zavier mulai kesal dan berhenti menendang meja, lalu menyenderkan badannya ke sisi sofa, hampir seperti orang yang sedang tertidur.
"Don't say that you still in love with my sister?", tanya Leo.
"Jangan bilang Lo masih cinta sama Lea? ", ucap Leo yang tiba-tiba bicara informal dan mengulang kalimat yang sama dalam bahasa Indonesia.
"It shouldn't be you", lanjutnya.
"Why it can't be me?", tanya Zavier.
Sementara Aryan masih setia mendengar kemelut antara dua orang laki-laki yang hampir selalu berdebat sejak mereka kecil.
Jika saja pembicaraan itu terjadi di kampus, pasti akan menjadi tontonan yang paling diminati.
"As you know, Lea dates only International citizens", ucap Leo.
"Lea gak akan pernah mau pacaran sama cowok Indo", lanjut Leo dengan aksen yang masih kentara bule.
Meskipun Leo lumayan lancar berbahasa Indonesia, tapi aksen International masih sangat melekat pada setiap kata yang diucapannya.
Aryan berhenti tertawa usai mendengar penjelasan Leo. Pada saat yang sama, Zavier hanya terdiam. Tanpa penjelasan Leo, dia pun sudah tahu bahwa Lea hanya akan mengencani pria asing.
Dia juga tahu, Lea terus saja bergonta-ganti pacar dan berkali-kali putus-nyambung. Lea juga tidak segan mengakhiri hubungan cinta kilatnya saat satu per satu pria yang dikencaninya mulai kehilangan pesona.
Dia juga tahu, Lea hanya akan mengencani pria yang dapat memberikan benefit, hanya memacari pria tampan, popular, dan kaya. Lebih menyebalkan lagi, Lea pernah pacaran dengan aktor laga Hollywood yang tengah hit, Xavier Martin.
Sejak mengetahui fakta itu, Zavier enggan menonton sekuel film yang diperankan oleh sang aktor, meskipun dia telah menunggu sekian bulan untuk lanjutan film itu.
Lea bahkan menerima banyak barang mewah dari pacar-pacarnya, mulai dari perhiasan limited edition, barang-barang branded, hingga mobil mewah. Lea tidak pernah keberatan dan tidak enggan menerima hadiah-hadiah itu.
Lea, adalah salah satu penyebab dan alasan di balik sikap brutalnya yang tiba-tiba ingin meledak, yang membuatnya selalu ingin marah. Lalu, melampiaskan kekesalan yang dipendamnya terhadap Lea kepada orang lain yang hanya melakukan secuil kesalahan kecil padanya.
Setiap kali Lea berkencan dengan pria-pria bule itu, Zavier selalu menyelidiki laki-laki yang dikencaninya, apa saja yang mereka lakukan, dan apa saja yang diterima Lea dari semua kekasihnya itu.
Zavier seringkali menjadi sangat kesal karena satu-satunya laki-laki yang tidak pernah mendapat kesempatan hanya dirinya. Meskipun dia mampu memberikan apapun yang pernah diterima Lea dari semua bekas pacarnya itu.
Ada saat-saat tertentu dimana Zavier benar-benar dibakar api Cemburu, amarahnya memuncak, dan ingin melenyapkan wanita itu dari dunia. Tidak, Zavier tidak bisa melakukan itu. Bahkan, dia tidak bisa melukai Lea sedikit pun meski wanita itu terus menghancurkan jiwanya dari dalam.
Zavier hanya bisa melampiaskan amarah dan kemarahannya yang menumpuk pada orang lain, pada hal lain, selain Lea. Seringkali arena balapan atau jalan umum menjadi sarana pembuangan akhir dari semua sampah negatif yang menumpuk dalam jiwanya melalui balapan, kebut-kebutan, ugal-ugalan.
🍁🍁🍁