Chereads / TITIP RINDU BUAT SALSA / Chapter 2 - Lamaran Dika

Chapter 2 - Lamaran Dika

Akhirnya dika berhasil memaksa Salsa setuju pergi maksi, Dika meminta sekretarisnya reservasi di resto langganannya begitu salsa mengiyakan ajakannya. Resto dengan bangunan modern tingkat 2, yang lantai atas khusus untuk pelanggan setia di ruang kaca ber AC khusus untuk pelanggan special yang menginginkan privacy tersendiri. Dia merasa bisa membeli restoran ini kalo mau, dengan stelan casual, celana jeans warna hitam pres body dan kaos polos favoritenya Kaos polo dari Ralph Lauren yang memiliki ciri khas, yakni gambar kuda di sisi bagian dada paling kiri.

Dika sudah nongkrong di resto sekaligus cafe saat dilihatnya jam tangan menunjukkan 12.00 WIB, dia sebenarnya bingung bersikap seperti anak sma yang lagi ngedate, meski tetap berpakaian ala dirinya sendiri, tapi yang bikin heboh dia harus membatalkan agenda rapatnya dan hari ini sore harusnya sudah terbang ke Banjarmasin untuk urusan bisnis, anak buahnya dibikin kalang kabut harus memberikan alasan yang masuk akal atas ditundanya pertemuan di Kota Kalsel yang sudah diagendakan jauh hari. sampai sekretarisnya Rahandika, 'Santi', cewek terupdate di kantor harus terkalahkan, mereka pada berfikir secantik apa sih bidadari yang dipuja boss nya.

Sementara itu Raka sahabat Dika yang saat ini bekerja di perusahaan dika, ikutan penasaran alias kepo tingkat wahid sampai harus ikutan maksi di resto yang sama di lantai bawah tanpa sepengetahuan si sahabatnya sekaligus bossnya di kantor, dia merencanakan candid camera yg notabene hasilnya sudah ditunggu di kantor oleh para anggota rumpi mania.

Seorang wanita cantik dengan tinggi 165 meter menggunakan stelan kantor warna merah menyala dan berhijab dengan high heels dengan warna senada memasuki resto, setelah menutup telpon dia menaiki tangga lantai dua.

Dika menyambut dengan senyuman, dengan kedua tangan ditangkupkan wanita itu memberi salam. " duduklah, aku sudah pesankan makanan dan yakin kamu padti suka," ucap dika, tetep dengan gaya sok memaksanya. Mereka duduk berhadapan di ruang resto yang dilengkapi tv 32 inchi, kulkas satu pintu, dan hanya ada dua kursi dan satu meja panjang stenlis sesuai pesanan dengan tema romantis, dipojok ruangan terdapat meja yang diatasnya rangkaian bunga hidup didominasi bunga sedap malam ditambah bunga tulip yang masih segar dengan air bening dalam pot kaca panjang yang cantik. dua orang pelayan masuk ruangan membawa makanan yang telah dipesan, nampak berbagai macam pilihan masakan tersajikan, dan dua buah lilin yang menyala dalam gelas keramik warna hitam, menandakan makan siang yang syahdu.

" Baiklah, pak dika, saya sudah memenuhi undangan bapak," Salsa memecah kesunyian dan menghilangkan kekikukannya karna dika dari tadi pandangan matanya dak beralih menatap Salsa seakan mau menerkam mangsa, wawww. Salsa jadi takut hanya berdua dengan pak dika.

" makanlah dengan santai, aku hanya ingin melihatmu makan" dika menarik piring mengambil sendok, garpu yang ditata di samping piringnya, dan mengisinya dengan nasi dan ikan gurami yang dimasak asam manis ditariknya, dia kembali menyilahkan Salsa yang hanya melongo menatap jenis masakan yang beragam, kenapa dia pesan sebanyak ini hanya akan sia sia 'mubadzir', dasar orang kaya tidak tahukah dia ada banyak orang yang kekurangan. Salsa mengambil mangkuk kecil untuk menikmati sup ayam brokoli dan jamur, " kamu diet, kenapa dak ngambil nasi," kata dika, Salsa menggeleng, " udah kenyang, lihat makanan sebanyak ini, nanti di kantor jadi ngantuk," senyum salsa mengembang, membuat dika jadi sumringah berbunga bunga menatapnya.

"kenapa pesen makanan sebanyak ini," ucap salsa nyesel dak mungkin habis.

" aku dak tahu kesukaanmu makanan apa, jadi kupesen semua menu yang tersedia," kata Dika tanpa beban. "kenapa dak tanya aku," Salsa tetep dengan nada menyalahkan, " bisa dibungkus nanti buat temenmu di kantor," ucap dika membuat wajah salsa berbinar bayangin temennya akan ikut menikmati makanan enak ini, dan mereka akan berfikir boleh juga kamu berhasil menjarah orang kaya.

Mereka selesai dengan suapan terakhir, dika meneguk minuman es bersoda, sedang Salsa dengan lemon tea nya tanpa es, bahkan minuman yang dipilih benar benar menjaga bentuk tubuh pikir dika.

Salsa melihat jam tangannya, emh, sebelum salsa bicara dika mendahului mengeluarkan kotak bludrunya, dika bimbang dia tahu salsa akan menolak jika dia melangkah lebih jauh. Dibukanya kotak bludru dan terlihat sebuah gelang mutiara putih berkilau indah

"take it just a gift, as a token of my introduct, I want to know you more" dika ingin memegang tangan Salsa namun tangan lentik itu lebih dulu ditarik si empunya.

" I am so sorry sir, I can't receive an expensive gift," Salsa beranjak ingin meninggalkan ruangan yang membuatnya tiba tiba sesak. apaan dia mau membeliku, I say no.

" Please, cantik," dika memohon, Salsa tetep akan membuka pintu ruangan."Hei, wait, ada yang kamu lupakan, makanan ini semua biar dibungkus sama pelayan resto, kau tunggu disini," ternyata dika perayu ulung, Salsa berhenti dia dak mau menyiakan makanan, Salsa kembali duduk.

Tanpa disadari Dika mendekati Salsa dan memasukan kotak bludrunya di tas salsa karna resleting tas ada di belakang.