Chereads / TITIP RINDU BUAT SALSA / Chapter 3 - Lamaran Dika 2

Chapter 3 - Lamaran Dika 2

Dika menyeringai menang setelah berhasil memasukkan kotak kecil yang berisikan gelang mutiara dalam tas Salsa.

Melihat wajah salsa yang gelisah, Dika kumat isengnya "apa yang kamu takutin aku dak akan menerkammu, paling hanya ingin menikahimu," ucapnya dengan mengerlingkan sebelah mata, Salsa tambah enek melihatnya. Seandainya dia bukan customer besar kami sudah aku kaplok tuh mulut yang sembarangan ngomongin nikah seenak udelnya, orang macam dia jangankan berkomitmen paling sudah gatal lihat wanita sedikit bening.

Seorang pelayan resto mengetuk pintu dan langsung disahut Dika, "masuklah" pelayang resto mengangguk dan berkata," silahkan pak, bu, semua makanan sudah kami bungkus nanti bisa diambil di meja resepsionis," terima kasih mbak" jawab Salsa dan Dika bersamaan. Kesempatan dak disia-siakan Salsa langsung mohon diri karna jam istirahat sudah selesai, " terima kasih, pak dika, saya udah ditraktir di resto mewah, dan temen kantor juga ikutan dicicipi masakan enaknya," kata Salsa sambil membungkuk dan mengangguk pelan ke arah dika. " Nona Salsa, maukah menikah denganku," dika mendekati Salsa, membuat gadis itu sedikit kikuk dan canggung. Salsa bingung mesti gimana ngadepin orang yang sudah model begini dak bisa nerima kata tidak" maaf, bapak belum lama mengenal saya, masalah menikah menjadi tanggung jawab orang tua saya, tolong jangan beri salsa pilihan yang sulit," Salsa sengaja memanggil Dika Bapak agar dia paham kalo hubungan mereka hanya sebatas di pekerjaan saja, "mohon biarkan saya kembali ke kantor, jam istirahat sudah selesai saya bisa terlambat masuk pak," kembali Salsa pamit dan menakupkan kedua tangannya, dan tanpa menunggu jawaban Salsa sudah berlari ke pintu keluar. Dika tidak mengejarnya, kalo dia memaksakan maka salsa jadi takut padanya. Dika dak merasa ditolak dia akan sabar menunggu kembali saat yang tepat.

Salsa mengendarai motor nya menuju kantor butuh waktu lima menit sampai, dalam perjalanan hati Salsa terus mengumpat, istigfar Sa, astagfirullahaladim 3x, andai aku terima ajakannya nikah maka yang ada dia akan tertawa ngakak setelah aku keluar resto tadi, bodohnya aku, maunya dibohongi, begitu mudah menerima lamaran yang baru dikenalnya. sial banget sih aku baru kenal juga, sok kaya, sok tampan, sok sokan, dasar tukang tipu ulung, Salsa terus mengumpat dalam hati.

Salsa sampai di kantor tepat jam satu, saatnya harus masuk lagi, dia masuk ke dalam pantry kantor, diletakkannya tentengan masakan resto yang dibungkus dalam enam wadah box /foam nasi. " waw waw dari mana lo dapet segini banyak," sahut Julia temen kantor sesama CS. " lo mau kagak, hasil rampok orang, itung itung amal buat dia, buat bersihin hartanya kali aja kecampuran barang dak bener," ucap Salsa dengan nada masih kesel.

"Hei, lo da apa Sa ? dapat berbagi ama yang lain tuh disyukurin, bukan malah ngomelin orang yg ngasih," kata Julia panjang lebar, " nih masakan dari resto Pangsud ya, enak lo sa," Aksan dateng langsung nimbrung ikutan ngicip, yang bawa malah manyun. " Aku ke depan dulu, takut dah ada yang ngantri," Salsa meninggalkan pantry menuju tempat kerjanya.

Salsa merapikan meja kerja dan menata kembali lembar form untuk customer, memastikan id card tertulis namanya terpasang di saku, dan memasang dering hp dengan nada getar. Salsa duduk dengan punggung tegak, gadis berhijab ini nampak anggun.

Ada yang tertinggal dia belum memakai lipstik akan terlihat pucat, dia harus tampil cantik di depan customernya, Salsa menuju ke toilet wanita untuk sedikit memoles wajahnya biar kembali segar. diambilnya kotak make up di dalam tas, dan tangannya meraih benda asing di dalam tas, diambilnya dan ternyata sebuah kotak bludru yang tadi siang menjadi topik maksi bareng orang sok kaya sok tampan sok sokan. kok dia bisa taruh di dalam tasku. Salsa penasaran apa isinya tetep sama, sebuah gelang mutiara dan ada selembar kertas kecil coretan tangan dengan tinta hitam ' titip rindu buat Salsa ku' dibawahnya ttd your future husband.

Sok romantis lagi, enek.