Chereads / TITIP RINDU BUAT SALSA / Chapter 7 - Kemelut wanita kedua

Chapter 7 - Kemelut wanita kedua

Dasar perempuan jal**g orang sudah tahu kalo mas Vian sudah punya istri tetap saja dia pura pura gak tahu yang terus saja nempel kayak perangko atau koala yang bergelayutan pada batang pohon tanpa mau beranjak.

Apalagi perempuan itu dapat dukungan dari wanita tua yang disebut sebagai nenek oleh suamiku, dan sepertinya mama mertuaku juga sudah mulai goyah dengan menantu pilihannya sendiri. Sedangkan suamiku akan menuruti apa kata mamanya, disini aku seperti seorang perempuan yang begitu nelangsa karna minta dikasihani untuk meminta sekutu dalam mempertahankan suamiku atau lebih tepatnya rumah tangga kami.

"ndak ada salahnya kamu berobat ke tempat klinik kasih, disana kan bisa memastikan sebenarnya kamu masih punya kesempatan apa dak untuk memberikan kami cicit," ceramah nenek dengan kalimat yang pedas dirasa lebih mengena untuk cucu menantunya.

"maaf nek, saya udah betobat ke dokter kandungan sama dr Diana yang kebetulan temen mas ivan" Jawab Salsa dengan sedikit canggung.

Maksudnya gimana kalo bukan agar lebih cepat meninggalkan cucu tersayangnya karna menurutnya Salsa tidaklah pantas mendampingi cucu nya yang begitu sempurna wajah rupawan bak seorang pangeran, sedangkan salsa seperti cinderela yang menunggu waktu jam dinding berdentang dan berakhirlah kisahnya. Nenek ndak pernah tahu kalo ibu peri yang menjadikan salsa cinderela adalah ibu permaisuri. Nenek juga ndak tahu kalo sebenarnya keluarga salsa juga ndak miskin miskin amat kalo untuk memenuhi kebutuhan mewah anak perempuannya so pasti sangat berlimpah sayang Salsa ndak menginginkan kemewahan dari bapaknya.

Namun terkadang sekali kita dak suka sama orang maka tertutuplah semua bentuk kebaikan orang yang kita benci yang ada hanya keburukan dan kekurangannya di mata kita, itulah yang saat ini sedang dirasa nenek ndak ada hal baik baiknya apapun itu yang nempel di diri cucu menantunya, yang cuma ada satu kata gimana misahin mereka.

Inginnya Salsa tetep bertahan karna baginya pernikahan untuk sekali seumur hidup jika memang semua bisa berpihak padanya.

Wanita muda yang cantik berhijab sebagai karyawan bank swasta Nasional dia yakin masih banyak yang ngelirik ke arahnya dengan postur tubuh yang mendukung, namun dia ingin sebagai istri yang sholehah tetep hanya perhatian sama suami tercinta, mas ivan seorang. Dasarnya nasib yang kurang beruntung penyakit yang namanya kista harus menghalanginya untuk menjadi perempuan sempurna dengan memberikan keturunan yang diidamkan semua pasangan.

"Sudahlah nek, kan bukan kemauan salsa, " ivan sudah ada di belakang Salsa yang ndak tega juga lihat istrinya dipojokkan." kita tunggu hasil terapi Salsa dengan dokter diana paling lama setahun ke depan hasil terapinya," ivan kembali menjelaskan pada keluarganya tentang kondisi kesehatan istrinya, yang disambut dengan cibiran dari sepupunya, kasih." Kalo mandul ya mandul aja kak, bolehkan kalo aku ngajukan jadi istri kak ivan yang pasti subur dan siap menghasilkan berapapun keinginan kak ivan memiliki anak," kasih kembali memanfaatkan keadaan dengan menyerang salsa, kesempatan baginya bisa memiliki ivan.

Kasih mendekati ivan dan melingkarkan tangan pada lengan kokoh milik ivan, dengan tatapan mata penuh makna. Ivan memang terlihat diam dia melihat ke arah Salsa yang membuang muka ke arah lain, ivan tahu istrinya terluka dengan ketidak tegasannya.

"Kasih, kenapa kamu ndak mencari pria lain yang tentunya lebih dibanding kakak, nanti kamu nyesel lho kalo sama aku jadi istri kedua dong," ivan sengaja ingin menggoda istrinya yang kembali menatapnya. "asal sama kakak aku bersedia kok, menjadi kedua, kasih jamin kakak akan kubahagiakan," kasih menggelindot manja, seakan menanggalkan gelar dokternya, hanya untuk ivan.

Ivan jadi salah tingkah, anak jaman sekarang, bukannya malu menggoda suami orang malah begitu bangganya merayu di depan sang istri syahnya.

" Aku tergantung sama bini tua aja, " ivan berlari ke kamar menghindari tatapan mematikan yang ditunjukkan salsa dari tadi. "kayak nggak laku aja, mau rebut laki orang," ucapan Salsa lirih namun masih terdengar oleh kasih, salsa mengekori suaminya menuju kamar di lantai dua siap melakukan setangan fajar pada suami yang berani melontarkan kata istri kedua.

Kasih masih berharap ivan mempertimbangkan omongannya barusan, nggak ada salahnya kan punya istri dua, toh secara materi kasih ndak menambah beban materi alias bisa mandiri.

Nenek mendekati kasih, dan menatap anak dan menantunya yang masih duduk di sofa seakan ndak menyadari percakapan kecil yang sempat sedikit menjadi memanas.

"Gimana apa kalian akan tetap membiarkan ivan bersama wanita mandul itu," nenek nenek apa ndak ada pilihan kata yang lebih tepat sih biar ndak terlalu kasar di dengar."bukankah ivan sudah nyampekan bu, kalo nunggu terapi dokter diana," papanya ivan yang bicara.

Mama ndak komentar karena dia sendiri saat ini diposisi istri kedua, dia bisa merasakan bagaimana istri pertama yang seakan tetep ndak rela , yang namanya perempuan mana yang mau berbagi.