Chereads / TITIP RINDU BUAT SALSA / Chapter 6 - oh Menantu Mama

Chapter 6 - oh Menantu Mama

Salsa menuju tempat parkir kantor dimana mobil Vian sudah menunggu. "sepedamu di parkir di kantor ndak papa kan, besok aku anter," kata vian, "ya mas, aku dah titipkan kuncinya ke security yang jaga." jawab salsa dan duduk di kursi depan mobil dan Vian langsung melajukan mobilnya, menembus jalanan yang macet, karna memang jam pulang kantor.

"Tadi mama telpon minta kita ke rumah, ada Nenek sama kasih, sepupuku dari adik ibu," vian menjelaskan kronologis mengapa mama ngundang anak dan menantunya ke rumah. "oh, " jawabku hanya ber oh saja. "kamu belum pernah ketemu kasih, dia cantik, dia lulusan kedokteran saat ini lagi ngambil specialis kandungan," lanjut mas vian bercerita panjang tentang kasih dengan wajah yang berbeda seperti mengisyaratkan kekaguman. "emh," ucapku pendek, vian jadi menatap salsa heran, "kamu kenapa, sa ?" tanya vian dengan memegang kening salsa takut lagi demam, karna dari tadi seperti dak ndengerin dengan pembicaraan vian. "ndak pa pa mas," jawab salsa tanpa menatap vian, pandangannya lurus ke depan kaca mobil. Paling nanti mamamu akan membandingkan aku dengan sepupumu itu yang lebih dari sudut pandang mamamu batin salsa, mencabik ulu hatinya yang sudah tergores luka. Apalagi dia dokter specialis kandungan pas banget dengan penderitaanku yang belum mampu memberi keturunan, kenapa seringkali dihadapkan pada sesuatu yang tidak berpihak padaku.

Vian kembali menatap kejalanan fokus pada laju mobilnya. Kami pun sampai di rumah mama, rumah megah bertingkat dua yang ada si tengah komplek perumahan elit. kami disambut dengan ART mama, mbak Sri, yang membuka pintu rumah dengan menunduk. "oh mas vian sama mbak salsa, sudah di tunggu ibu di dalam," mbak sri membawakan tas kerja Vian ke dalam rumah, Vian menaruh sepatu kerjanya di rak sepatu yang ada di samping pintu masuk, salsa mengikuti melakukan hal yang sama kemudian masuk ruang tengah, yang ternyata sudah ada kedua orang tua vian, nenek dan perempuan cantik, tinggi dengan tubuh langsing bak model dengan style yang memukau, salsa aja yang perempuan kagum dibuatnya apalagi pria seperti halnya... hem. Salsa terbengong dalam hitungan detik perempuan itu sudah bergelayutan manja di tangan suaminya, "kenapa ndak pernah menghubungi kasih," ucap wanita itu manja, vian hanya nurut saja dan ditarik duduk di sofa. "kerjaan lagi banyak, " ucap vian sekenanya, sebenarnya vian ndak enak hati bagaimanapun ingin menjaga perasaan Salsa. "aku nemui mama dulu ya," vian mencoba menghindar namun kasih mengekor di belakang vian bagai lintah yang ingin menempel tubuh inangnya dan kembali menarik tangan vian untuk digenggamnya. "kasih, biarkan kakak sepupumu nemui budemu dulu," nenek menarik tangan kasih yang ingin terus bersama vian. "ah nenek, aku kengen kak vian, dia sudah jahat ninggalin aku nikah sama wanita yang ndak jelas," kasih kembali menarik tangannya dan melengos pada Salsa yang berada di depan nenek yang memberikan tangannya mau sungkem. Nenek memandang datar pada Salsa. "kamu istrinya vian, "tanya nenek dengan meneliti seluruh tubuh Salsa seakan melucuti cucu menantunya. "iya nek," jawab Salsa sedikit jengah juga dengan pandangan menyelidik wanita tua ibu dari mertuanya. "kalian nikah sudah lebih dua tahun, belum ada tanda kamu memberi keturunan cucuku, apa bener di rahimmu ada penyakitnya ?" kata nenek memandang tajam melihatkan ketidak sukaannya. "masih konsultasi sama dokter nek," jawab Salsa sambil menelan ludahnya menahan sesek dadanya karna kata kata nenek yang menyinggung perasaannya. Salsa kemudian berlalu meninggalkan nenek mencari mama mertuanya karna dari datang dia belum menyapa mertuanya, di dapur mama dan papa mertuanya sedang berbincang dengan vian dan disampingnya makluk jadi jadian yang dari tadi seperti koala yang bergelayutan di lengan vian. "sini sa," papa mertua memanggil dengan melambaikan tangannya pada menantu perempuannya. Salsa mendekat dan meraih tangan mama dan papa mertuanya dan menciumnya memberi salam pada mereka. Salsa melirik Vian dan Kasih dengan senyum palsunya. Vian mencoba melepaskan tangan Kasih dan mendekati istrinya, "sa kenalin, ini kasih anak bibi Hanum adik mama yang tinggal di Bali," mama mengenalkan keponakannya dan berdua saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing masing, "Kasih," "Salsa" kata mereka bersamaan.

"Katanya mbak Salsa ada Kista, susah dong kalian punya anak," kata kasih dengan sengaja memancing masalah pasangan suami istri yang memang lagi enggan membincangkan hal tersebut. Mama menarik nafas panjang tanda dalam suasana hati yang kurang enak, "Kalo mbak Salsa susah punya anak kasian kak vian ndong, iya kan ma," kasih semakin ingin mengompori budenya yang sudah memasang wajah di tekuk, seperti sudah terprovokasi, asyik pikir kasih, yang sengaja ingin memonopoli vian kembali hanya memperhatikan dirinya seorang bukan istrinya karna dari awal dialah yang bisa memantaskan diri mendampingi seorang alvian.

Padahal secara kedokteran kesempatan untuk hamil masih ada jika penderita kista endometrioma konsultasi ke dokter meskipun dibutuhkan penanganan yang tepat artinya bisa dengan terapi dengan mengetahui perkembangan dari kista apa perlu dioperasi atau cukup dengan obat saja bisa hilang. Harusnya yang paham betul tentang sakitnya Salsa tentu kasih karna dia ambil specialis kandungan. "wah kebetulan sekali, bukannya Kasih ngambil specialis kandungan, kenapa kalian berdua lupa, ia khan mas vian, lumayan bisa cek up gratis." Salsa yang dari tadi hanya diam, kemudian berekasi mencari kesempatan yang tepat guna nunjukin kepemilikannya sama mas Harry suaminya.