"PANGERAN TERKUTUK! Sihir apa yang telah kamu gunakan?! " hina seorang Jenderal muda dengan suara keras dengan mengalungkan pedangnya di leher Pangeran Arima.
"?..." Pangeran Arima tak mengerti apa yang ia maksud dengan sihir. "apa maksudmu? "
"jangan berlagak bodoh! Ratusan tentara yang berpatroli tak jauh dari sini dan seluruh dayang penghuni asrama dayang semuanya mati dalam kondisi yang menggenaskan!"
"?!!!!!.....a, apa..... " mendengar itu pangeran Arima sangat terkejut dan langsung menyadari bahwa itu memang kesalahannya karena tidak mengira bahwa suara dari kecapinya bisa menggema sejauh itu. Mengingat sudah 3 tahun tidak ada prajurit yang mau melewati disekitar gerbangnya dan asrama dayang yang terbilang jaraknya jauh dari istana dingin. "aku salah prediksi, aku tidak memprediksikan bahwa lokasi Istana Kekaisaran Samaratungga ini membentuk lorong-lorong besar yang memungkinkan suara bisa menggema kebagian tempat lain." menyadari itu wajah Pangeran Arima seketika pucat dan mematung. Dengan suara gemetar ia bertanya. "....apakah ada yang selamat? "
Pertanyaan Pangeran Arima seakan membuat Jenderal muda itu semakin geram dan marah hingga mengalungkan pedangnya semakin dekat dan menggores leher pangeran Arima hingga mengeluarkan darah cukup banyak. Tiba-tiba Jenderal muda itu terbelalak kaget hingga menjatuhkan pedangnya, sorot matanya menunjukkan rasa takut yang sangat kuat sekaligus rasa jijik, begitu pula ratusan tentara di belakangnya yang merasakan perasaan yang sama. Pundak mereka bergetar dan langkah kaki mereka mundur satu atau dua langkah kebelakang saat melihat darah berwarna hitam pekat mengalir cukup banyak dileher pangeran Arima yang tergores oleh pedang Jenderal muda hingga mewarnai sebagian bajunya yang berwarna putih menjadi hitam.
"k, ka, kamu bukan manusia! Kamu MONSTER!!!! " sebut Jenderal muda pada pangeran Arima sebelum ia lari tunggang langgang keluar gerbang Istana Dingin beserta tentara di belakangnya.
Pangeran Arima hanya terdiam mematung ditempatnya, kemudian ia menyentuh lehernya yang terluka dengan tangan kanan dan melihat warna darah yang menempel di telapak tangannya bukanlah warna merah darah tapi berwarna hitam pekat. "..."
...¤¤¤¤¤¤¤...
(3 bulan kemudian)
Banyak tentara muda yang baru ditugaskan dalam istana dan mulai bertugas diposnya untuk menggantikan tugas dari tentara yang mati 3 bulan lalu. Mereka menjaga istana dan secara bergiliran berpatroli di dalam lingkungan istana tapi ada satu lokasi dalam peta istana yang tidak boleh dilewati untuk patroli. Meskipun tidak ada larangan melewati semua jalur di istana, tapi para letnan dan Jenderal sengaja secara subjektif dengan inisiatif mereka sendiri menghindari lokasi yang mereka anggap berbahaya.
"sudah 3 bulan aku bekerja disini kenapa kita tidak pernah sekalipun melewati daerah ini?" Seorang tentara muda bertanya sambil menunjuk satu lokasi dalam peta Istana Kekaisaran Samaratungga.
" sebetulnya sudah 3 tahun yang lalu saat pertama kali pangeran terkutuk datang kemari, para letnan dan jenderal memang dengan sengaja menghindari tempat itu. Karena mereka tidak sudi menjaga tempat tinggal pangeran terkutuk, terutama ketika Kaisar sudah keluar istana untuk berperang. Apa lagi ditambah kejadian 3 bulan lalu yang membuat kedamaian seluruh penghuni istana ini semakin terusik."
"kenapa? "
"Karena lokasi yang kamu tunjuk itu adalah Istana Dingin yang merupakan penjara bagi keluarga Istana yang dianggap melakukan kejahatan atau dosa."
".....apakah kejahatannya begitu mengerikan hingga para letnan dan Jenderal takut untuk mendekat?"
"apa kamu tidak mendengar kabar yang sudah tersiar hampir diseluruh wilayah Kekaisaran Samaratungga?"
"kabar apa? "
"apakah kamu benar-benar tidak mendengar kabar bahwa Pangeran terkutuk adalah seorang penyihir."
"p, pe, penyihir?.... pantas saja kalian semua menyebutnya pangeran terkutuk. Tapi bagaimana kalian bisa tahu bahwa dia adalah penyihir?"
"aku dengar saat pangeran terkutuk berumur 8 tahun, dia pernah hilang selama 5 tahun. Tapi saat para tentara menyerbu lokasi rahasia milik kekaisaran Yunnju yang berada di wilayah bekas Kekaisaran Es, puluhan ribu tentara Kekaisaran Samaratungga dikalahkan oleh seorang Ninja muda sendirian. Meskipun Ninja muda itu tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan elemen, dia mampu menumbangkan puluhan ribu tentara dengan gerakannya yang sangat kuat dan lincah ditambah dengan jarum-jarum kecilnya yang secara efektif melumpuhkan puluhan ribu tentara. Tapi saat tentara berhasil membakar tubuhnya dengan elemen Api, ternyata dia memiliki Tubuh Api yang hanya dimiliki keturunan langsung dari Kaisar dan pada saat yang sama terlihatlah simbol penyihir di dada kiri pangeran terkutuk. Karena itu para tentara baru menyadari bahwa dia adalah Pangeran dari Kekaisaran Samaratungga. "
"....."Tentara muda hanya diam dengan sorot mata yang seakan tak sabar menunggu cerita selanjutnya.
" karena itu Kaisar Baykyu mengurung Pangeran terkutuk di Istana Dingin dan menyegel simbol penyihir didada kirinya agar ia tak bisa menggunakan kekuatan penyihir. Selama 3 tahun ini, kami tidak pernah mengalami kenjanggalan atau keanehan dari pangeran terkutuk. Tapi entah bagaimana ceritanya, 3 bulan yang lalu dia menggunakan kekuatan penyihirnya untuk membunuh ratusan tentara yang berpatroli dan ratusan dayang di asrama dayang istana."
"?!" tentara muda itu berkeringat dingin mendengar cerita dari tentara seniornya. Dengan terbata-bata ia bertanya. "k, ke, kenapa tiba-tiba dia membunuh begitu banyak orang di dalam istana? "
"aku juga tidak tahu, ada yang bilang mereka dibunuh untuk persembahan ilmu hitam dan Ada yang bilang mereka mati karena dimakan oleh pangeran terkutuk karena mayat mereka begitu mengerikan bentuknya hingga sangat sulit untuk dikenali. Entah opini mana yang benar, apapun itu alasannya tetap saja kejadian 3 bulan lalu itu benar-benar mengerikan. Seumur hidup aku belum pernah melihat pemandangan peperangan yang lebih mengerikan dari pemandangan melihat ratusan mayat dalam istana 3 bulan lalu."
Tentara muda hanya bisa menelan ludah yang terasa pahit di tenggorokannya. "andai saja dia bukanlah penyihir, pasti dia akan menjadi penerus kaisar yang hebat. "
"huhh... Ucapanmu itu tidak tepat, yang tepat adalah andai saja pangeran Zassy masih hidup, kita tidak perlu dibingungkan dengan hidup dan matinya pangeran terkutuk itu."
...¤¤¤¤¤¤...
Kaisar Baykyu melakukan banyak pertempuran merebutkan wilayah kekaisaran disekitar wilayahnya dan hampir tidak pernah berada di Istana selama 5 tahun. Karena itu semua keputusan di Istana diserahkan sepenuh pada para menteri-menterinya. Begitu pula tentang tanggung jawab memberikan pendidikan pada pangeran Arima di sekolah Kekaisaran. Tapi para menteri sepakat tidak memberikan pendidikan yang seharusnya diberikan pada seorang pangeran, berupa pendidikan tentang pemerintahan dan militer. Mereka hanya memberikan pendidikan tentang menulis, membaca, seni, puisi dan musik. Meskipun begitu, tidak ada satupun guru resmi di istana yang mau datang ke Istana Dingin mengajari pangeran karena mereka menganggapnya sebagai orang yang terkutuk dan mereka terlalu takut untuk mendekatinya. Karena itu Para menteri terpaksa lebih memilih untuk membayar mahal orang luar yang dianggap memenuhi kriteria sebagai guru dari pangeran yang bernama Jauhary.
Jauhary berjalan di lorong Istana dengan ragu dan ketakutan setelah mendengar kabar yang sudah tersebar di seluruh lapisan masyarakat hingga pejabat tinggi di Kekaisaran Samaratungga. Kabar itu menceritakan bahwa seluruh dayang dan tentara yang berpatroli pada suatu malam mati secara tiba-tiba dengan cara yang misterius. Tidak ada satupun korban yang selamat hingga tidak ada satupun orang yang tahu bagaimana cara mereka mati. Tubuh mereka hancur menjadi urat-urat berwarna merah dan bengkak seperti akar pohon besar yang mencuat keluar dari dalam pot kecil. Kabar tersebut membuat bulu kuduk Jauhary berdiri dan tubuhnya gemetar ketakutan karena itu ia berkali-kali memohon pengunduran diri. Tapi para menteri tidak mau mengabulkan permohonannya karena itu ia hanya bisa mengajukan cuti selama 3 bulan. Dan kini ia dipaksa untuk mengerjakan kewajibannya sebagai guru dari pengeran terkutuk yang paling ditakuti seantero Kekaisaran Samaratungga.
"pantas saja semua orang memanggilnya dengan sebutan pangeran terkutuk. Melihat sikapnya yang begitu baik dan sopan selama ini, aku tidak menyangka ternyata apa yang dikatakan oleh semua orang selama ini adalah benar." pikir Jauhary dalam diamnya.
Jauhary berdiri beberapa saat dengan tubuh gemetar di depan pintu gerbang Istana Dingin dan dengan ragu ia membuka pintu gerbang kayu yang tak pernah terkunci itu dengan kedua tangannya. Ia melihat pangeran Arima dari jauh yang berusaha membersihkan kediamannya karena sudah 3 bulan tidak ada satupun kasim dan dayang yang mau kembali bekerja dikediamannya.
Menyadari kedatangan Jauhary, Pangeran Arima langsung tersenyum dengan tulus kearahnya.
Melihat senyuman itu membuat bulu kuduk Jauhary berdiri karena ketakutan. Tanpa banyak bicara ia bersujud di hadapan pangeran Arima.
".....?" pangeran Arima tak mengerti apa yang ada didalam pikiran gurunya saat ini dengan bersujud di hadapannya.
"pangeran Arima aku mohon, pecatlah aku sebagai guru anda! " Jauhary memohon dengan sungguh-sungguh.
"...." Pangeran hanya terdiam dengan wajah datar.
"gawat... Aku mempertaruhkan nyawaku untuk memohon pengunduran diri ini... Jika dia tidak suka permohonanku, bisa-bisa aku mati!" pikir Jauhary dengan jantung yang berdebar kencang seperti mau melompat karena ketakutan.
Pangeran Arima hanya diam dan setelah beberapa saat dia masuk kedalam kediamannya tanpa memperdulikan Jauhary yang masih bersujud didepan kediamannya.
Keringat dingin mengucur deras diwajah Jauhary. "mati aku! Sepertinya dia marah!"
Sudah cukup lama Jauhary besujud dari pagi hingga hampir sore, tapi Pangeran Arima tak kunjung keluar dari kediamannya.
"aku tidak boleh menyerah, aku harus menunjukkan kesungguhanku untuk mengundurkan diri. " Jauhary menguatkan hatinya.
Terdengar suara pintu kayu terbuka dari dalam, pangeran Arima keluar dari kediamannya kemudian menuruni tangga didepan teras kediamannya dan berdiri tepat didepan Jauhary yang masih bersujud. Kemudian dengan lembut pangeran meraih lengan Jauhary membantu tubuh tua gurunya untuk berdiri.
Jauhary gemetar semakin hebat saat pangeran Arima menyentuhnya meski membantunya sekedar untuk berdiri. Dengan wajah terus merunduk ia tak mampu memandang wajah pangeran Arima secara langsung.
Raut wajah pucat pangeran Arima tampak sedih, ia lihat tubuh gemetar dari guru yang selama 3 tahun ini mengajarinya. "maafkan aku jika selama ini aku memberi masalah pada guru."
"t, ti, tidak pangeran tidak pernah memberi hamba masalah. "
"... Apakah karena guru takut padaku? "
"?!!" mendengar pertanyaan itu, tubuh tua Jauhary semakin gemetar dan bersujud kembali untuk memohon pengampunan meskipun ia tidak tahu harus memberi alasan apa.
Melihat betapa takut gurunya padanya, membuat hati pangeran Arima semakin pilu. Kemudian ia mengangkat kembali tubuh gemetar gurunya yang bersujud dan ia mengeluarkan sebuah kotak panjang dari sakunya. "ambillah. "
Jauhary mengambil kotak kayu persegi panjang itu dengan tangan gemetar dan membukanya. Raut wajahnya seketika cerah saat melihat isi kotak itu, itu adalah sebuah surat pemecatan yang baru ditulis dan di tandatangani sendiri oleh pangeran Arima. "te, terimakasih pangeran. " ucap Jauhary dengan besungguh-sungguh dengan refleks menatap langsung wajah Pangeran Arima.
"?!!" mata Jauhari terbelalak saat melihat wajah Pangeran Arima yang kini semakin kurus, pucat dan tak terurus dengan rambut yang terurai lepas dan kusut. Wajah tampan yang dulu tampak segar yang menampakkan aura kebangsawanan kini tampak sangat menyedihkan membuat hati Jauhary tersentak.
"aku doakan semoga guru sehat selalu." ucap Pangeran Arima dengan senyum pilu yang tergambar di bibirnya.
"....." tak satupun kata keluar dari mulut Jauhary, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah rasa kasihan melihat murid terbaiknya tampak begitu menyedihkan. Tapi pada saat yang sama dia di hantui rasa takut jika terlalu dekat dengannya.
**********************************
(disudut kota)
Malam menjelang, satu persatu toko-toko yang tadinya ramai kini satu persatu sudah tertutup. para pejalan kakipun kembali kerumah mereka masing-masing untuk melewati dinginnya malam dalam rumah yang hangat. Sedangkan Chen Xu dan Baili Tusu tidur dengan nyenyak dipinggir jalanan yang kini lenggang dan dingin seakan mereka sudah sangat terbiasa tidur beralaskan bumi dan berselimutkan langit.
AGHHH!!!!
Tiba-tiba mata Chen Xu melotot hingga memerah menahan rasa sakit di lehernya, tubuhnya terseret beberapa meter dari tempat ia tidur.