Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 57 - chapter 5 - kandang

Chapter 57 - chapter 5 - kandang

Aroma busuk dari kotoran manusia dan air kencing memenuhi udara kandang dari para budak yang tak leluasa keluar meskipun hanya sekedar untuk buang air besar. kandang itu tidak berada di dalam ruangan melainkan berada di luar ruangan dan terdapat puluhan kandang yang sama di sekitarnya. Ukuran setiap kandang sama dan ditempati jumlah budak yang sama sekitar 10 orang. Tapi berbeda dengan sebuah kandang yang berisi 17 budak di bawah umur yang dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dalam penjara yang lebih buruk dari kandang hewan itu, Baili Tusu meringkuk dengan tubuh menggigil dalam jeruji penjara yang kotor. Tak jauh darinya, Chen Xu dengan tatapan kosong melirik kemudian berpaling mengacuhkannya. Tatapan Chen Xu saat ini lebih tepat di sebut tatapan putus asa, sorot matanya seperti sorot mata orang yang sudah kehilangan harapan dan impian.

Saat ini kepemilikan para budak sudah berpindah tangan, dan pemilik mereka sebelumnya sudah pergi jauh kembali ke kota mereka semula.

Beberapa saat kemudian, seorang pria berwajah garang seperti preman lengkap dengan membawa sebuah senjata membuka pintu penjara dengan kasar. Chen Xu dan budak lain hanya menatap kosong kearah pria itu, tak perduli apapun yang akan pria itu lakukan.

"siapa yang bernama Baili Tusu? "

Beberapa saat suasana hening tak satupun dari budak anak-anak yang menjawab.

Kemudian Chen Xu mulai membuka mulutnya dan bertanya menggunakan bahasa yang ia coba sehalus mungkin agar menghindari masalah. "....tuan, kiranya ada apa anda kemari? "

"ada pejabat yang mau membelinya... " jawab pria garang.

"...." Chen Xu diam sejenak dan menelan ludah, diotaknya mulai menimbang-nimbang dengan hati sedikit ragu dan takut tapi jantungnya bedebar kencang melihat kesempatan yang bukan miliknya ada di depan mata.

"....apakah kamu Baili Tusu? " tanya pria garang.

Dengan mata berbinar-binar, seakan melihat celah kesempatan didepan matannya Chen Xu menjawab dengan lantang. "iya! Aku adalah Baili Tusu!"

Budak-budak lain yang masih belum erat mengenal satu dengan lainnya, mengacuhkan kebohongan dari Chen Xu dan memilih untuk diam.

"ikuti aku." perintah pria garang.

Chen Xu mengangguk kemudian keluar dari kandang dan berjalan mengikuti di belakang pria garang itu.

...............¤¤¤¤¤...............

(Di Istana Kekaisaran Samaratungga)

Seorang Kasim muda melihat selembar lukisan indah di kotak penyimpanan milik teman seasramanya, ia pun mengambil lukisan itu dan memandangnya dengan penuh kekaguman. Beberapa saat pemiliknyapun datang.

"apa yang kamu lakukan, lukisan itu adalah milikku."

Dengan wajah antusias kasim yang saat ini memegang lukisan bertanya. "ini adalah lukisan yang sangat indah dan mahal, bagaimana kamu bisa mendapatkannya? "

".....aku tidak akan mengatakannya."

Dengan suara manja kasih yang masih memegang lukisan bertanya dengan merayu. "aku yakin ini adalah lukisan milik pelukis dari lukisan yang saat ini populer di kalangan bangsawan... Kakak benar-benar hebat bisa mendapatkan lukisan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya... Kakak masih sangat muda dan tampan tapi sudah bisa menjadi salah satu Kasim senior di Kekaisaran Samaratungga, aku sungguh salut... Ayolah kakak, jangan pakai rahasia-rahasiaan... Kakak senior adalah orang yang sangat baik dan hebat tidak mungkin membiarkan adik seniornya mati penasaran.... " kemudian ia pun memijat punggung Kasim seniornya untuk menjilat.

Pipi Kasim senior memerah dengan bibir tersenyum tanda dia sudah termakan rayuan. Kemudian ia pun mulai menceritakan. "sebetulnya lukisan yang saat ini beredar di pasaran adalah karya orang yang ada di dalam istana. "

"?!!" Kasim Junior sedikit kaget dan muncul beberapa pertanyaan di kepalanya. "a, apakah lukisan mahal itu milik Kasim ataukah Dayang?... Tapi yang aku tidak mengerti jika ada Dayang atau Kasim yang bisa membuat karya seindah itu, pasti sekarang dia sudah kaya raya dan tidak perlu lagi harus repot-repot bekerja di Istana."

"kamu salah.... "

"....?"

"sebetulnya pelukisnya sama sekali tidak mendapatkan sepeserpun uang dari lukisan yang saat ini di jual dengan harga fantastis di pasaran."

"a, apa...? "

"harusnya lukisan-lukisan itu tidak bisa keluar istana tapi semua itu bisa beredar keluar istana karena ada beberapa Dayang dan Kasim yang dengan sengaja mengambil dan menjualnya keluar istana."

"t, tapi... Bukankah itu namanya pencurian....? "

"meskipun semua itu memang pencurian, tapi tidak akan ada satupun orang yang mau membahas, menyelidikinya ataupun menghukum pencurinya."

"bukankah jika kita mencuri barang kecil misalnya sebuah cangkir emas dari istana, kita pasti akan mendapatkan hukuman cambuk 100 kali dan penjara 3 tahun. Tapi kenapa in..... " belum selesai Kasim muda mengutarakan pendapatnya, Kasim senior menyela.

"tidak akan ada yang perduli dengan barang pribadi dari Pangeran Terkutuk."

"!!!...." Mata Kasim Junior terbuka lebar dengan mulut mengangga.

"semua Kasim dan Dayang yang dulu pernah bekerja di Istana dingin, kini mereka menjadi kaya raya setelah menjual lukisan karya Pangeran Terkutuk yang mereka curi. Karena itu mereka tidak perlu lagi untuk bekerja di istana dingin."

Mulut Kasim junior mengangga memikirkan begitu banyaknya uang yang bisa di hasilkan hanya dengan mencuri beberapa lembar lukisan. Kemudian ia bertanya . "Kasim dan Dayang dengan begitu mudahnya mendapatkan uang dari Istana dingin. Tapi kenapa mereka tidak mau melanjutkan bekerja di sana dan mencuri lebih banyak lukisan? "

Kasim senior menarik nafas dan menghembuskannya kemudian menjawab. "sejak awal mereka sudah keberatan bekerja di sana, tapi mereka tidak bisa melawan perintah Kaisar. Meskipun uang hasil mencuri sangatlah besar tapi hati mereka selalu tidak bisa tenang sejak berada di sana. "

"kenapa?.... "

"jika hanya sekedar melayani orang yang tidak kita sukai, kita bisa menekan emosi kita untuk bertahan dan terus bekerja. Tapi semua Kasim dan Dayang yang bekerja di istana dingin justru merasa ketakutan... "

".....ketakutan? "

"mereka ketakutan karena sikap dan sifat Pangeran terkutuk yang berubah-ubah seakan mereka menghadapi dua orang yang berbeda."

"huh?.... "

"terkadang Pangeran Terkutuk sangat baik dan naif, tapi terkadang tegas berwibawa dan keras. Meskipun begitu, dia mengingat semua yang ia lakukan saat menjadi sifat yang lain. Padahal pada umumnya orang yang memiliki kepribadian ganda tidak mengingat saat menjadi kepribadian lain. Ditambah lagi mereka mengetahui kebenaran dari rumor yang tersebar bahwa Pangeran terkutuk memiliki simbol Penyihir."

"......" Kasim junior diam tertegun.

"tapi sebentar lagi penghuni istana bisa bernafas dengan lega."

"?..... "

"karena Pangeran Terkutuk sebentar lagi akan di pindahkan keluar istana ke paviliun Mawar yang dikelilingi hutan lebat dengan tembok setinggi 10 meter yang mengelilinginya."

Beberapa saat kemudian kasim junior meminta dengan suara merayu sambil memegang ujung bawah baju Kasim senior. "... Kakak, aku dengar Pangeran Terkutuk meminta pelayan untuk melayaninya pasti nanti ada beberapa dari kami yang akan di pilih untuk melayaninya. Aku mohon jangan masukkan namaku dalam daftar pelayan untuk Pangeran terkutuk,ya... "

"tenang saja, aku sudah mengatur segalanya. Kamu tidak perlu khawatir."

Wajah Kasim junior langsung tersenyum lebar dan memeluk lengan kasim senior. " terimakasih kakak. "

...............¤¤¤¤¤............

(camp prajurid)

Di wilayah Kekaisaran Hime terdapat lapangan yang sangat luas, disana terlihat ribuan tenda-tenda tentara yang tersusun rapi dengan bendera merah berkibar di atasnya, itu adalah bendera Kekasisaran Samaratungga. Diantara semua tenda yang lampunya telah dimatikan, ada sebuah tenda yang lampunya masih menyala terang. Dalam tenda itu terlihat seorang pemuda duduk di balik mejanya dengan mengamati peta di hadapannya. Tak jauh darinya terdapat sebuah wadah dari gerabah berukuran cukup besar yang berisi hewan peliharaan yang berupa ribuan kelabang hidup dan beracun. Kemudian seseorang membuka tirai penutup dari luar sambil membawa sebotol tuak. Itu adalah seorang pria dewasa mengenakan armor lengkap yang terbuat dari emas tanpa helm hingga menampakkan wajanya yang sangat rupawan.

"tumben kakak datang ke tendaku." tanya pemuda yang masih duduk di balik mejanya.

"aku ingin merayakan kemenangan kita atas kerajaan Geo, Timkhan dan Jangdu (3 kerajaan milik Kekaisaran Hime) jika bukan karena taktikmu yang brilian, akan sulit bagi kami memenangkan 3 kerajaan itu dengan mudah dan cepat." ucap pria tampan dan gagah mengenakan armor emas, kemudian ia menaruh botol tuak di atas meja tepat di hadapan pemuda yang masih duduk di kursinya.

"....." pemuda itu hanya diam tak berkomentar.

"tapi aku tidak memahamimu... "

"?.... Katakan."

"kenapa kamu malah memberikan rencan itu padaku, padahal jika kamu yang menggunakannya, Kaisar pasti akan memandang dan memberi penghargaan padamu. Aku yakin kamu bukanlah orang sepolos itu yang tidak mengharapkan keuntungan."

"...benar sekali, aku memang mengharapkan keuntungan dari semua peperangan ini. Tapi yang aku inginkan tidak seperti yang kakak pikirkan. Jadi jangan merasa berhutang padaku."

".....baguslah kalau begitu." ucap pria gagah berarmor sambil bersiap keluar dari tenda.

"kakak. "

"?"

"botol tuakmu ketinggalan."

"aku memberikannya padamu."

"terimakasih, tapi aku tidak mebutuhkan minuman yang bisa mengurangi kerja otakku."

"hahaha... Jika kamu tidak membutuhkannya kamu bisa membuangnya." jawab sambil tertawa dan melenggang pergi keluar dari tenda.

Pemuda itu masih duduk dan mengambil botol tuak di mejanya kemudian melemparkannya ketempat sampah.