Berharap apa yang aku lakukan ini akan menjadi baik, setiap hari aku tak pernah bosan melihat wajahnya.
Bercanda bersama dengannya, aku selalu saja dijahili oleh nya.
Mencoba membalas kejahilian nya, atau pun berpura-pura marah.
Bila berbicara tentang nya, tak akan habis aku membicarakan dirinya, ia penuh candaan, selalu berisik padahal dirumah ini hanya ada kami berdua saja.
Aku disaat ingin tidur selalu dibuat nya sebagai bantal guling nya, memeluk ku dengan erat, dengkuran yang keras membuat telinga ku menjadi sakit.
Selalu bangun kesiangan apa bila tak aku bangunkan.
ia selalu ceroboh, kadang ia melupakan sesuatu dan kembali lagi kerumah mengambil sesuatu yang ia lupakan itu.
Ia tak suka apa bila aku membeli lauk masak, katanya lebih enak masakan ku dari pada harus membeli lauk masak.
Ia selalu kelihatan rapi di usia yang tak lagi muda itu.
"kamu selingkuh ya?"
Tanya ku dengan candaan,
"iya aku selingkuh dama artis ketty pery." Ucapnya lalu tertawa, kemudian memainkan hidungku sampai hidungku memerah.
Semakin hari hubungan ini semakin erat, aku tak ingin melepaskannya begitu saja, aku ingin memeluknya begitu erat dan tak ingin melepaskan pelukanku.
Biru nya langit menjadi latar pentas tarian cinta kami,
hijau nya rerumputan menjadi lantai untuk tarian cinta kami,
pepohonan rindang ikut menari bersama kami,
hewan-hewan menonton tarian cinta kami berdua,
riuh dengan suara tepuk tangan saat tarian itu selesai dan kami memberi penghormatan kepada penonton.
Mencoba memahami satu sama lainnya, aku dan dia selalu melakukan itu.
Tangga yang kami naiki bersama begitu jauh dan panjang tapi untuk saat ini kami tak merasa kelelahan kami terus menaiki tangga itu dan tak ingin cepat-cepat sampai ke ujung.
Malam yang gelap, bintang berbinar dilangit malam, bulan baru nampak begitu redup cahaya nya, udara dingin.
aku bersender di dirinya berselimut kan kain sambil menonton tv, kini mata ku mulai berat aku rasa aku tak bisa menahan kantuk hingga aku tak sadar bahwa aku tertidur.
"Sayang bangun."
Ucapnya penuh kelembutan, membangunkan diriku, saat aku terbangun aku baru menyadari bahwa aku sudah berada di kamar, Bisa?
Mungkin ia semalam mengendongku masuk ke kamar.
Aku masih gantuk, namun hari ini ada kelas pagi yang harus ku hadiri.
Ia berada tepat di samping kanan ku, entah apa yang ia cari dilemari pakai'an itu, hingga aku menanyakan apa yang ia carikan ku.
"ini kan?"
"Iya benar. kok kamu tau."
Kemudian mengambil dasi itu dari tanganku dan memakaikan nya, hari ini ia harus menghadiri rapat bulanan perusahan, dan setelah itu harus mengajar di jam berikutnya, apakah ia tak kelelahan? Pikir ku.
Aku berharap ia baik-baik saja, tubuhnya tak kelelahan.
Jam terus berputar, matahari kian turun di arah barat, membersihkan rumah, dan menyiapkan sarapan, kemudian aku menunggu kepuoangannya.
"Sayang...!"
panggilnya lalu saat melihat ku dengan cepat ia memeluk tubuh ku, kemudian menciumi keningku.
Hari ini begitu melelahkan untuk kami berdua, membaringkan tubuh di tempat tidur sembari memainkan permainan, aku dan dia selalu seperti ini setiap hari nya.
"Mungkin waktu terus berlalu, awan terus berjalan, alam semesta terus mengembang, pepohonan terus tumbuh. Namun kenangan bersama dengan nya akan terus seperti ini tak akan berubah."
Ania Asandra.