Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 37 - Bab 37

Chapter 37 - Bab 37

Harumnya bau parfum, mengiringi setiap langkah kaki ku.

Segarnya udara pagi aku hirup dalam-dalam, matahari bersinar terang, menyilaukan mata, memanaskan dunia.

Embun di daun-daun kini mulai mengering, ayam mulai mencari makan, burung berkicau merdu, suara jangkrik kini menghilang.

Ia masih tertidur di hari minggu ini, menyelimuti diri, aku mencoba membangunkannya namun, seperti biasa ia susah untuk dibangunkan,

"Huuu... Sayang..." bisik ku menghembuskan nafas ku ketelinga nya.

"Mau?" ucap nya terbangun dari tidur, memeluk diri ku yang membuat aku terbaring di tubuhnya.

"Hum." Suara ku tertahan saat ia mulai menciumi ku.

Aduh!

Pagi-pagi begini dia sudah membuat ku lelah, rasanya aku hanya ingin berbaring di tempat tidur saja, tapi seperti biasa niat itu selalu tak terlaksana, sebab ia pasti akan menganggu ku bagai mana pun caranya.

Waktu terus berjalan, namun diakhir pekan ini kami tak melakukan kegiatan apa pun, berbaring ditempat tidur sembari memainkan game konsol dan di temani cemilan.

Aku rasa hubungan tak berubah, aku tak tau apa yang harus kami lakukan, aku pikir dengan bengini saja aku sudah bahagia, bisa terus berada di dekatnya, melihat wajah dan tingkah lakunya membuat aku bahagia dan sekaligus jengkel.

Berharaf apa yang kami lalu ini tak berubah, hanya itu yang selalu ku doakan untuk hubungan ini, kadang dibalik rindangnya pohon masih belum bisa meneduhkan diri dari terpaan panasnya matahari.

Hidup ini singkat, maka dari itu selama aku diberi kehidupan ini, akan aku gunakan untuk bahagia bersama dengan dirinya.

Suara hebusan angin, daun bergesekan karna nya. Awan masih putih dan langit masih biru, matahari tepat berada diatas kepala.

Rasanya hari ini cukup panas tak seperti biasanya. Kalau minum air dingin kayak nya cocok untuk cuaca panas begini.

"buatin untuk aku juga ya sayangku."

Cukup geli aku mendegar perkataan nya dan ditambah nada sok manja nya itu loh...

aduh...

Ingin aku ceburkan dirinya kekolam renang.

Segelas sirup dingin, melewati tengorokan terasa menyegarkan saat diminum.

Sore datang, matahari membuat langit berwarna jingga.

Aku sedari tadi sudah mulai memasak makan malam untuk kami berdua, namun seperti biasa ia katanya ingin menolongku tapi kenapa pinggangku sedari tadi dipeluknya, akibatnya untuk berjalan kesan kemari aku tak leluasa melakukannya.

"AKU LAGI MASAK!"

bentak ku tapi tetap saja ia tak melepaskan pelukannya, yah tuhan punya suami seperti ini membuat emosi saja.

Namun rasanya kenangan ini akan selalu aku miliki dan tak akan ku lupakan.

sekarang ini aku sangat bahagia dan selalu ingin bahagia bersama dengannya. Ia selalu saja bertingkah menjengkelkan walaupun sifat itu kadang menaikan emosiku namun, aku sangat menginginkannya entahlah apakah aku masih waras karena menginginkan sifat itu darinya?

Rumah yang besar bak istana di desa yang masih asri, nampaknya rumah ini lah yang paling besar diantara tentanga kami, desa ini cukup besar dan luas rasanya kalau berjalan dari rumah ini kerumah lama ku cukup bisa menghabiskan waktu sekitar 45 menit dengan berjalan kaki.

Dalam rumah ini hanya kami berdua saja yang tinggal di rumah bak istana ini, namun rasanya rumah ini penuh dengan suara dan tingkah lakunya.

Jika aku berpikir seperti ini aku kadang merasa sedih jika harus kehilangan dirinya, aku berharap waktu itu masih begitu panjang untuk kami lewati bersama.