Aku selalu mengacaukan semuanya, apa yang aku perbuat, setiap kali aku bertindak setiap kali pula orang yang bersama ku terbebani akan banyak hal.
Aku terus saja membuat, tak maksudku aku terus saja mengacukan semua ini, mungkin pada waktu itu ia terbebani oleh ku,
ia...
Aku tak tau apakah senyum ceria nya itu hanya sebagai penutup kecemasannya, jika benar...
Aku saat ia terbangun dari koma ini, aku akan meminta maaf kepadanya.
Harus! Harus aku lakukan itu.
Aku tak ingin ia berbuat seperti ini, aku tak ingin ia bertindak melampaui batasannya, aku ingin ia tersenyum tanpa ada beban yang menganjal dalam dirinya.
Bagai lagit penuh bintang tua, yang semakin hari semakin redupkan cahaya.
Bagai bulan yang perlahan-lahan menjahui bumi.
Ataupun, bagai galaksi dengan penuh bintang bertaburan.
Aku...
Jika aku terus berpikir seperti ini, mencoba terus dan terus menyalahkan diri aku rasa aku sama halnya dengan dirinya.
Kenangan ini masih terasa baru, masih terasa kehangatan pelukan ditubuhku, hembusan nafas nya ketelinga ku, ataupun betapa kekanak-kanakannya ia.
Lautan biru, kadang akan berubah menjadi warna hijau, air yang tenang kadang bisa membuat badai yang mengerikan, angin itu sejuk, kadang ia juga bisa berbahaya.
Hidup tanpa ada cobaan kadang tak lah menyenangkan, tapi terlalu banyak cobaan mungkin akan membuat seseorang menjadi lemah.
Aku pernah gagal dalam UAS, saat itu nilai ku tak ada satupun yang sempurna, disaat itu aku merasa ini sangat menyedihkan.
ya, karena biasanya aku selalu mendapat nilai sempurna dari setiap ujian.
Namun aku saat itu menyadari bahwa ada kala-nya kegagalan menghampiri kita dan berpesan agar berhati-hati disetiap langkah yang aku pilih, tapi tanpa kegagalan aku tak akan pernah merasakan bagaimana perjuangan itu sendiri, atau bagaimana aku harus tetap diposisi ini.
Hidup seperti burung, tak melulu kita harus terbang sambil melihat apa yang ada dibawah kita, tapi kadang kita juga harus turun ketanah dan merasakan betapa tajamnya kerikil yang kita pijaki itu.
"Uh...!"
Akhirnya ia terbangun dari tidur panjangnya, aku tak lah sebodoh apa yang kalian pikirkan, seperti...
Aku akan langsung menanyakan beberapa poin penting kepadanya.
Aku tak mau ini...
Semua akan membuatnya menjadi lebih buruk.
"Seberapa lama aku tertidur?"
"tahun ini sudah memasuki tahun 2018."
"Sudah 1 tahun lebih ya."
Aku tak ingin ia berkata dengan nada bicara seperti itu, ini tampaknya bukan seperti dirinya aku ingin ia ceria tanpa ada yang harus ia...
"Aku kira saat aku terbangun aku tak lagi melihatmu disini namun rasanya aku sudah berfikir buruk tentangmu."
Aku masih setia untuknya, dan selamanya akan setia pada satu laki-laki ini saja.
Aku tak pernah sekali pun berpikir akan meninggalkan dirinya, bahkan aku tak meyakini ada sebab yang bisa membuatku bisa berpikir seperti itu.
"Ahahahaha... Rasanya sangat menjengkelkan saat kamu terbangun dari koma."
Akhirnya ia mulai menunjukan sifat aslinya lagi, tapi kali ini aku tak ingin melihat senyum nya itu, aku tak ingin senyuman itu menutupi nya, aku tak ingin lagi melihat senyuman darinya.
Bukankah ia pernah bilang, bahwa sebarapa pun aku gagal, aku tetap hebat dimata nya dan kali ini aku rasa aku akan membuktikan bahwa apa yang ia katakan adalah hal yang benar bukan Cuma omong kosong belaka.
"Seberapa pun hebatnya kamu menyembunyikan nya, Aku akan mengetahui nya, ceria demi menutupi nya.
Kamu...
Tapi aku...
Ada permintaan untukmu jadilah diri mu sendiri. Sebab KAMU TETAP HEBAT KOK!"
"Dan... Maaf kan aku."
HOREEEEEE! Akhirnya sudah 40 Bab.
Saatnya bagian Awal (permula'an) Conflik
terimakasih atas waktu anda untuk membaca karya saya yang buruk ini, semoga anda semua diberi kesehetan sepanjang usia.
dan sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terimakasih.
dadah...