Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 44 - Bab 44

Chapter 44 - Bab 44

"Jadi...?"

"Kami hanya bisa berusaha saja, jika ini buruk kami tak bisa berbuat Apa-apa."

Kumantikan panggilan telepon itu, kepala ku menjadi sakit bila memikirkan itu, Aku tak dapat dan tak tau harus melakukan apa.

Cukup buruk kah ini?

"Sayang..."

panggilnya kepada ku, saat aku menghampiri dirinya pasti ia akan memeluk tubuhku.

Entah kenapa perasaan ku kali ini cukup berbeda dari biasanya, aku tak tau apa yang terjadi kepada ku, aku yakin ia juga merasakan hal yang sama saat melihat ku yang tak memarahi dirinya seperti biasanya.

Entah gejolak apa yang ada didiri ku ini, perasaan cemas entah aku mencemaskan apa?

"Apa yang kamu pikirkan?"

aku diam saja, dan tersenyum kepada dirinya, aku sepertinya memaksakan senyuman ku kali ini.

"bisakah kamu membicarakan itu?"

Huh...

Aku tak tau apa yang harus aku bicarakan kepadanya, karena aku juga tak mengetahui isi hati ku ini, perasaan cemas apa kah ini?

Dan dari mana datangnya perasaan cemas ini.

"Eh..."

tiba-tiba ia menyenderkan diriku di dinding, dengan sorot mata tajam ia menatap diriku, lalu menanyakan perihal itu, aku waktu itu berkata bahwa aku juga tak tau tentang perasaan ini, maksudku aku tak tau perasaan cemas apa ini.

"Hem... Kamu galau?"

entah mengapa perkataan nya membuat aku tertawa, bahkan aku tak berhenti tertawa pada waktu itu, ada-ada saja ia, berucap seperti itu, tanpa beban sedikit pun,

Galau?

Entah dari mana ia mendapatkan perkataan barusan, ya itu perkatan dari anak remaja jaman sekarang bukan?

"Pletak."

Keningnya ku sentil sekuat tenaga, sambil menutup mulutku aku tak henti tertawa, bahkan aku terus saja tertawa disaat ia kesakitan akibat keningnya yang aku sentil barusan.

"Kamu pandai mengubah suasana hatiku, dengan cara mu, cara bicara bodohmu itu."

Aku tak habis pikir kenapa ia begitu bodoh, walau sebenarnya dalam hal belajar ia termasuk murid pintar,

tapi...

Ahahaha...

Aku tak bisa menghentikan tawaan dari diriku ini.

Dan juga kenapa tadinya aku harus cemas sih, kalau ia saja baik-baik begini, bukankah itu konyol, atau sebaliknya aku lah yang konyol.

"Bosen aku."

Ucapku saat ia memeluk tubuhku, sembari tak henti mencium ku, sudah 5 tahun pernikahan ini berjalan namun sifat yang ada di dirinya tak berubah sedikit pun ia selalu seperti ini, membuat ku kesal, dan selalu bersikap kekanak-kanakan.

Kalau ngelempar ia ke jurang baik gak ya?

Tapi jika aku lempar ia ke jurang... nanti aku kesepian.

atau aku ikat aja ia di tiang?

Jadi jika aku merasa kesepian aku bisa saja melihat ia yang terikat itu?

Hem...

Kayaknya enggak deh.

Ia sungguh bisa membuat ku terus tetawa bahagia setiap harinya, walau pun kadang sifat menjengkelkan nya itu terus saja menaikan emosi ku, namun tanpa dia mungkin cerita ku hanya biasa-biasa saja tanpa ada warna-warna kehidupan.

Dirinya yang begitu konyol dan selalu bersikap manja, memeluk dan menciumi ku, aku tak ingin ini berubah dari dirinya.

Kadang aku berpikir apakah seiring waktu ini pun akan ikut berubah?

Apakah ia akan menjadi dewasa dalam sikap nya.

Hingga waktu ini, aku tak pernah sekali pun bosan saat bersama nya, melihat tingkahnya.

"Sayang ini gimana ya?, talenannya dimana?, cara ngiris wortel nya gimana?

Dan ya... seperti ini.

Ada-ada saja pak guru, suami ku ini.