Sekolah yang kudatangi adalah sekolah swasta, SMU Kuou. Sebelumnya, sekolah ini adalah SMU khusus anak perempuan, tetapi sekarang menjadi campur. Jadi rasio perbandingan siswa perempuan lebih besar dari pada siswa laki - laki, tetapi tahun demi tahun jumlah siswa laki - laki terus meningkat. Namun secara keseluruhan, tetap jumlah siswa perempuan lebih banyak dari pada siswa laki - laki. Aku adalah siswa kelas XI, dan dikelasku rasio perbandingan perempuan dan laki laki adalah 7:3. Dikelas XII malah 8:2. Bahkan sekarangpun,siswa perempuan punya kewenangan yang lebih besar dan anggota OSIS pun kebanyakan adalah perempuan, bahkan ketua OSIS sekolah pun adalah perempuan. Ini adalah sekolah dimana siswa laki - laki tidak bisa berbuat seenaknya tapi aku tetap mendaftar di sekolah ini. Alasanya sederhana. Disekolah ini ada banyak perempuan, dan itu adalah hal yang sangat luar biasa. Walaupun katanya sangat sulit untuk diterima disekolah ini, tetapi aku bisa berhasil masuk karena niat burukku, yaitu bisa belajar dikelilingi oleh banyak perempuan. Hanya untuk alasan itu, aku datang kesekolah ini.
Apa salahnya hal itu!? Apa salahnya menjadi laki - laki mesum!? Ini hidupku! orang lain tidak berhak mengomentarinya! Aku akan membangun Harem di sekolah ini! Dan itu adalah misiku pada saat mendaftar di sekolah ini. Tetapi sekarang aku merasa depresi. Karena ada banyak perempuan disini, kupikir mudah mendapatkan paling tidak 2 atau 3 pacar.
Tetapi aku salah. Walaupun hanya ada satu grup pria ganteng yang populer, tetapi para perempuan bahkan tidak mau melihatku. Tepatnya, mereka mengacuhkanku seperti seonggok sampah yang tergeletak dilantai. Sial! ini tidak seperti rencanaku! Tidak mungkin! Dalam rencanaku, seharusnya aku bisa langsung dapat pacar seketika aku masuk kesekolah ini! Kemudian aku putus dengannya dan mulai mencari perempuan lain, begitu terus. Dan pada saat aku lulus ada banyak perempuan yang yang berkelahi memperebutkan aku di pertandingan Battle Royal! Kalau begini terus, cita - citaku cuma akan jadi mimpi! Tunggu jangan jangan sudah jadi mimpi? Apa yang salah? Era jaman aku lahir? Atau ada yang salah pada diriku.....? Tidak....! Aku tidak ingin memikirkannya! Itulah hal - hal yang kupikirkan setiap harinya.
Aku tiba di kelasku sambil menghela nafas panjang, aku duduk di bangkuku.
"Halo, Sobat. Bagaimana video porno yang kupinjamkan padamu? Bagus kan?"
Laki-laki yang berbicara padaku dengan kepalanya yang botak ini adalah sahabatku yang nomor 1: Matsuda. Sepintas dia seperti atlit berpengalaman, tapi sebenarnya dia adalah pria mesum yang mengatakan hal yang melecehkan secara seksual setiap harinya. Pada waktu SMP dia adalah atlit super, dan dia pernah mencetak beberapa rekor tetapi sekarang dia adalah anggota klub fotografi. Dia ingin mengambil foto perempuan dari berbagai sudut sehingga dia dijuluki "Si Botak Mesum" dan "Paparazi Peleceh Seksual".
"Hmm, pagi ini anginnya cukup kencang ya? Karena itu aku bisa melihat pemandangan bagus, celana dalam perempuan"
Laki-laki berkacamata yang sok keren ini adalah sahabatku nomor 2: Motohama. Kacamatanya punnya kemampuan untuk mendapatkan data ukuran perempuan. Julukannya adalah "Si Kacamata Mesum", dan "Kalkulator BWH". Mereka adalah sahabatku. benar benar deh, setiap melihat mereka berdua aku merasa seperti "pecundang".
"Aku punya barang bagus".
Matsuda mengeluarkan setumpuk majalah porno dan DVD dari tasnya, dan tanpa ragu dia menaruhnya diatas mejaku.
"Heee!"
Ada teriakan kecil dari seorang perempuan di sisi lain kelas. Ya, itu adalah reaksi normal, karena hal semacam "ini" terjadi dari pagi.
"Bocah gila."
"Mati saja kalian binatang kotor!"
Diikuti teriakan, ada banyak komentar negatif dari para siswi.
"Diam! ini adalah hiburan kami! perempuan dan anak - anak menyingkir saja dan tidak boleh lihat! kalau tidak kuperkosa kalian dalam imaginasiku nanti!"
Kata-kata pelecehan seksual yang hebat seperti biasa, Matsuda-kun. Kalau dulu, mungkin aku akan mengatakan "Wow, dari mana kalian mendapatkan harta ini?" dengan mata berkaca-kaca. Tetapi karena keadaan pagiku yang buruk, aku enggan meributkan hal itu. Matsuda menghela nafas ketika melihat wajahku.
"Ada apa denganmu? Ada segini banyak harta didepanmu tapi ekspresimu membosankan begitu."
"Ada apa denganmu? Kamu tidak seperti biasanya belakangan ini. Benar-benar aneh."
Motohama juga berkomentar sambil memegang kacamatanya.
"Aku juga ingin bersemangat dengan semua ini, tapi belakangan ini aku tidak punya tenaga untuk bersemangat."
"Kamu sakit? Tidak mungkin. Laki-laki yang adalah 'perwujudan semua nafsu seksual' sepertimu tidak mungkin sakit."
Motohama mengeluarkan komentar kasar padaku. Orang ini benar-benar tidak sopan.
"Oh, itu ya? Halusinasi tentang pacar khayalanmu. Yuma-chan kan? Apakah ini efek samping dari itu?"
"Kalian sungguh tidak ingat Yuma-chan?"
Mereka berdua mulai melihatku dengan mata kasihan setelah pertanyaanku.
"Kami sungguh tidak mengenalnya. Kamu harus seera pergi kedokter. Ya kan Motohama?"
"Ya, dan kami sudah bilang berkali-kali kalau kami tidak kenal nama itu."
Mereka selalu seperti ini, setiap aku tanya tentang Yuma-chan. Awalnya aku pikir mereka bercanda. Tapi setelah berbicara serius dengan mereka, aku tahu kalau mereka mengatakan yang sejujurnya. Aku ingat betul mengenalkan Yuma-chan ke mereka. Mereka mengatakan "Bagaimana mungkin perempuan cantik seperti dia bisa pacaran dengan Ise!" dan "Pasti ada kesalahan sistem. Issei, kamu tidak melakukan hal ilegal kan?" dan terus mengatakan hal-hal tidak sopan. Aku ingat saat itu dengan sangat jelas. Tetapi mereka lupa. Mereka bahkan melupakan Yuma-chan. Seakan-akan Yuma Amano tidak pernah ada. Sepertinya waktu yang kulalui bersama Yuma-chan cuma halusinasi seperti yang dikatakan kedua orang ini. Seperti yang dibuktikan kedua orang ini, tidak ada nomor telepon atau alamat email Yuma-chan di ponselku. Apakah terhapus dari memori? Apakah sesorang sengaja menghapusnya? Tidak mungkin! Aku tidak pernah menghapusnya, jadi siapa?
Aku menelepon nomor yang kuingat, tetapi nomor itu sedang tidak digunakan. Jadi ini artinya dia memang tidak ada? Berati semua cuma imajinaski? Hal gila macam itu tidak mungkin terjadi, tetapi selain ingatanku, tidak ada bukti yang menunjukan kalau dia pernah ada. Kalau kupikir lagi, aku tidak tahu alamat rumahnya, aku menemukan sekolah yang memakai seragam yang sama dengannya. Jadi aku menanyakan kepada siswa disana tentang Yuma-chan, tetapi mereka mengatakan tidak ada siswi dengan nama itu. Jadi siapa pacarku? Siapa yang kukencani? Jadi mimpi yang kulihat cuma imajinasi yang kubuat. Aku berbicara pada Motohama dan matsuda seakan dia nyata? Kalau begitu berati aku gila. Aku ingat betul wajahnya. Ada sesuatu yang salah dengan semua ini, dan ada juga kekuatan aneh yang kudapat saat malam hari. Tetapi apa itu? Sambil terus memikirkan hal ini, Matsuda menaruh tangannya di pundakku.
"Mau bagaimana lagi. Kita sedang dimasa puber kita, jadi wajarlah kalau kita bertingkah seperti ini. OK, kalau begitu, kalian berdua datanglah kerumahku. Akan kutunjukan koleksi rahasiaku."
"Itu ide yang luar biasa, Matsuda-kun. kamu harus mengajak Issei juga."
"Tentu Motohama-kun. kita laki - laki yang dipenuhi dengan nafsu seksual. Kalau kita tisak melakukan sesuatu dengan hal itu, artinya tidak sopan pada orang tua yang telah melahirkan kita."
Dua orang ini menyeringai. Mereka sungguh mesum. Bagaimanapun kalian melihatnya, mereka adalah kumpulan orang aneh dan mesum. Dan sayangnya aku juga termasuk. Ya..., siapa peduli karena tujuan hidupku juga itu.
"OK! Hari ini, kita tidak perlu menahan diri! Kita akan minum minum sambil menonton video porno!"
"Ya, benar! Ini baru Issei yang kami kenal!"
"Itu baru semangat. Kita harus merayakan kebahagiaan karena telah lahir sebagai seorang pria."
Matsuda dan Motohama menjadi begitu besemangat. Aku akan melupakan inisiden dengan Yuma-chan sejenak. Sesekali aku perlu beristirahat juga! Hari ini aku akan melupakan segalanya dan fokus ke video porno!
Sambil semua ini terjadi. Setelah kami selesai membuat rencana untuk nanti sore, ada rambut merah pekat yang menarik perhatianku. Dari jendela kelas, aku memandang seorang perempuan, yang ada di halaman sekolah. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari gadis yang sedang berjalan menuju gedung sekolah itu. Dia mempunyai rambut yang merah pekat, dan kecantikannya seakan akan bukan milik manusia. Proporsi tubuhnya seperti bukan orang jepang. Tentu saja karena dia bukan orang jepang, dan banyak yang mengatakan kalau dia berasal dari eropa utara. Hati semua orang pasti akan terpikat, setelah memandang kecantikannya. Namanya adalah Rias Gremory, idola sekolah kami. Dia siswi kelas XII, jadi dia adalah seniorku. Aku tahu bahwa semua orang memandangnya, laki - laki maupun perempuan. Matsuda dan Motohama juga memandangnya. Ini terjadi setiap hari. Semua orang melihatnya ketika dia berjalan melewati mereka. Beberapa malah sampai menghentikan pembicaraan mereka untuk melihatnya berjalan melewati mereka. Angin meniup lembut rambutnya, ketika semua orang memandangnya. Kemudian rambutnya terurai hingga ke pinggulnya lalu tertiup angin kembali. Seakan akan semua pemandangan disekitarnya juga ikut memerah, seperti rambutnya. Kulit cantiknya yang seputih salju juga sangat indah. Cantik, hanya itulah kata yang tepat untuk menggambarkan dia dalam satu kata. Dan hanya itulah kata yang diperlukan. Aku selalu menghentikan semua aktifitasku setiap kali melihatnya. Tetapi belakangan ini, caraku memandangnya berubah. Dia cantik, tetapi dia terlalu cantik. Kecantikannya membuatku takut, dan aku sedikit taku ketika aku melihatnya. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku mulai merasa takut semenjak menghilangnya Yuma-chan. Kemudian matanya bergerak kearah gedung kami dan menangkapku. Aku merasa seakan-akan jantungku di pegang olehnya. ini adalah perasaan ketika seseorang yang lebih unggul berdiri didepanmu. Mata birunya berubah dan mulutnya sedikit tersenyum. Senyum itu untukku? Tidak mungkin, karena aku sama sekali belum pernah bicara dengannya. Kemudian tiba-tiba aku teringat mimpiku semalam. Di akhir mimpiku ada seseorang dengan rambut merah bicara padaku. Seseorang yang kelihatan lembut, tetapi juga menakutkan. Ketika aku mengingat-ingat, dia sudah tidak kelihatan lagi.