Waktu menunjukkan pukul 03.00 Dini hari. Rich masuk ke ruangan dimana Nara dirawat. Ia berdiri dengan jarak tidak terlalu dekat dan memandang lekat wajah Nara yang tertidur pulas. Perlahan ia mendekat dan mencium kening Nara dengan lembut. Nara masih tertidur pulas.
"Take care oke,aku gak bisa berada di dekatmu saat ini. Tapi aku akan mengawasi,menjaga,dan melindungi mu dari kejauhan. Aku yakin kalo kamu itu wanita kuat. Kamu anggota FBI dan berpangkat letnan satu dengan murni. Jadi tolong jaga dirimu baik-baik,jangan membuatku khawatir" pesan Rich dengan suara yang lembut dan mencium kening Nara sekali lagi.
Setelah itu Rich berjalan keluar Ruangan Nara secepat mungkin.
*** *** ***
Keesokan harinya, sinar-sinar matahari menyapa pipi Nara. Secara perlahan Nara membuka matanya lalu mencoba duduk di ranjang nya. Nara mengucek mata dan sedikit menguap. Ia kemudian mengambil remote Tv dan menghidupkan Tv. Setelah memilih channel TV yang diinginkan Nara meletakkan kembali remote Tv. Mata nya menemukan sepucuk surat. Awalnya Nara mengabaikan amplop berisikan surat tersebut dan mengira bahwa itu adalah surat hasil pemeriksaannya.
Beberapa menit ia mencoba untuk menikmati acara yang ditampilkan di layar televisi. Namun di detik berikutnya ia teringat akan Rich. Biasanya sebelum Nara bangun,Rich sudah memperlihatkan batang hidungnya. Namun sekarang Nara bahkan belum mendengar suara nya.
Nara akhirnya memutuskan untuk menelpon Rich daripada menduga-duga yang tidak jelas.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang diluar jangkauan" ucap operator setempat.
"Damn itu!" Gumpat Nara.
Nara meletakkan kembali ponselnya dia atas meja. Ia kembali melihat sebuah amplop yang berisikan surat. Diambilnya amplop dan di bacanya isi surat itu.
Hai Nara, sorry aku hilang secara tiba-tiba. Aku harus kembali ke Spanyol, bisnis dan karierku sebagai FBI menuntut ku untuk kembali. Aku juga gak bisa lama-lama disitu. Satu pesanku, berhati-hatilah dengan azuma. Take care and see you again.
Richardo Collingwood
Saat membaca surat dari Rich, air mata jatuh membasahi pipi Nara tanpa diminta.
"Damn it!kenapa cepat banget kamu pulang?" Air mata Nara masih membasahi pipinya.
Nara menyapu pipinya. Ia baru sadar bahwa air mata telah membasahi pipinya. Ia kebingungan sendiri, kenapa dia bisa menangis hanya karna Rich pulang ke Spanyol?. Seharusnya ia senang karna tidak akan bertemu dengan Rich lagi tapi ia malah menangis.
"Kenapa aku nangis?" Nara berkutik didalam hatinya.
"Gak mungkin aku nangis karna kepergiannya?" Nara mencoba menyakinkan dirinya.
Suara ketukan pintu terdengar dan mengalihkan pandangan Nara. Masuklah Seorang pria yang Nara baru mengenalnya selama tiga bulan terakhir.
"Hai Nara" sapa pria itu.
"Azuma?"
"Ini untukmu" Azuma memberikan sebuket bunga untuk Nara.
"Thanks" Nara menerima sebuket bunga dari azuma lalu mencium buket bunga tersebut.
"Btw, kenapa jalan mu seperti itu?" Tanya Nara yang heran saat melihat cara azuma berjalan.
"Oh kakiku tertembak saat menjalankan misi kemarin" jawab Azuma dengan santai.
"Dan Darimana kau tahu aku masuk rumah sakit? Bukankah kamu menjalankan misi?" Tanya Nara lagi.
"Captain Richardo atau yang dipanggil Captain Char yang memberi tahu ku kal--" ucapan Azuma dipotong oleh Nara.
"Captain Char?" Nara tak mengenali siapa yang dimaksud oleh Azuma.
"Ya, Captain Char atau siapapun itu menyuruh kami untuk memanggilnya dengan sebutan itu" jelas Azuma.
"Maksudmu Richardo dipanggil Char?
"Iya" Azuma mengangguk menyakinkan.
Nara akhirnya mengangguk mengerti.
"Aku bawakan sandwich untukmu, kamu mau memakannya,kan?" Tawar azuma.
"Itu permintaan atau pernyataan?" Tanya Nara.
Azuma Hanya tertawa lalu mengeluarkan dua potong sandwich yang dia bawa. Tanpa disuruh ataupun meminta izin dari Nara, Azuma menyuapi Sandwich ke mulut Nara. Nara pun tak memperlihatkan penolakan.
"Nara aku gak bisa lama disini,aku pamit" kata azuma saat mereka selesai menyantap sandwich.
"Makasih buat buket bunga dan sandwich nya" Nara tersenyum.
Azuma mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan Nara dirawat dan meninggalkan rumah sakit.
Beberapa saat kemudian ponsel Nara berdering. Sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya Nara ragu untuk menjawab panggilan tersebut tapi akhirnya ia menjawab panggilan tersebut.
"Halo?"
"Udah aku bilang--" ucapan si penelepon langsung dipotong oleh Nara.
"Rich?! Kapan kamu terbang ke Spanyol? Dan apa maksudmu dengan nama Char? Kenapa kamu banyak banget Nama panggilan sih? Diego, Rich, Collingwood,dan sekarang Char. Sebenarnya siapa Namamu?" Celoteh Nara tanpa henti.
Rich yang mendengar celotehan Nara yang panjang hanya bisa menarik nafas panjang.
"Itu gak penting. Cukup panggil aku Rich" Jawab Rich singkat.
"Kalau aku mau manggil kamu Mr.killer boleh gak?" Pinta Nara.
"What Ever"
"Oh ya Mr.killer, aku udah diperbolehkan keluar dari rumah sakit dalam lima hari kedepan" kata Nara.
"Udah aku bilangin hati-hati dengan Azuma! Kalo bisa jauhin dia" Rich memperingatkan.
"Apa maksudmu?" Tanya Nara tak mengerti.
"Kenapa kamu malahan deketin azuma? mesraan lagi" tanya Rich.
"Kok kamu tahu? Sebenarnya kamu dimana sih?" Tanya Nara balik.
"Aku di Delton sama Brian. Kalo gak percaya nih ngomong sama dia" jawab Rich.
"Gak perlu!!" Ketus Nara dan mengakhiri panggilan tersebut.
Rich terkejut saat Nara memutuskan panggilan mereka.
"Apa aku tadi salah ngomong?" Guman Rich.
*** *** ***