Bab 15: Awan Yang Baru
Musim dingin sedang berlangsung dibelahan dunia,baik di Jepang maupun di Spanyol. Rich dan Nara masih bertugas dengan menggunakan pakaian dinas musim di dingin namun di kantor yang berbeda. Rich di Barcelona dan Nara di Tokyo.
Nara sedang bertugas di kantor FBI Tokyo dan Sedang bergelut dengan komputer di ruangannya.
Honey, aku disini baik,kamu nya gimana? Oh ya Sam, aku berharap kamu bisa bersamaku disini. Pasti menyenangkan menikmati musim dingin bersama. Kamu sibuk ngapain? Kok email aku gak dibales seminggu belakangan?
With love,
Nara Holmes
Itulah yang sedang dikerjakan oleh Nara saat berada didepan komputer. Ia selalu mengirimkan email untuk Sam dan juga pesan pribadi, walaupun belakangan ini Sam jarang membaca ataupun membalas semua itu. Nara tidak menelpon Sam karna Sam menolak dan mengatakan bahwa dirinya sedang sibuk.
Nara menekan tombol send. Ia menarik nafas panjang agar lebih santai kemudian menyandarkan kepalanya di sandaran kursi lalu melirik kalender. Sekarang tanggal 27 Desember. Tiga hari lagi ia akan kembali ke Spanyol.
"Huh! Satu setengah tahun sudah berlalu dan diawal tahun baru nanti aku akan kembali ke Spanyol. Aku rindu makanan Spanyol" Ucap Nara saat secara tiba-tiba Azuma masuk dan berdiri dihadapannya.
"Apa yang kamu pikirkan hanyalah makanan?" Azuma tertawa dan mengacak-acak rambut Nara.
Nara hanya mencibir saat azuma mengacak-acak rambutnya.
"Ada yang ingin aku katakan sebelum kamu pulang ke Spanyol" raut wajah Azuma berubah serius.
Nara mengangguk tak keberatan.
"Aku gak bakal berbelit-belit,to the point oke!" Ucap Azuma gugup.
Nara masih juga mengangguk tak keberatan ataupun penasaran.
"I love you" ucap Azuma dengan suara yang jelas dan serius.
Nara terkejut bukan main mendengar ucapan Azuma. Ia tak menyangka bahwa azuma akan menaruh perasaan kepada nya, sungguh ini diluar dugaan.
"Apa maksudmu?" Tanya Nara.
"Masa kamu gak ngerti kata I love you. Aku punya rasa untukmu. Rasa suka antara pria dan wanita, melebihi rasa sayang rekan kerja" jelas Azuma tenang tapi Masih terdengar gugup.
"Aku gak punya perasaan melebihi rekan kerja,azuma" jawab Nara.
"Gak mungkin kamu gk punya rasa sedikit pun untukku" kata azuma dengan percaya diri.
"Rasa ku untukmu hanya sebatas Rekan kerja,gk lebih!" Tegas Nara.
Azuma kemudian mendekati Nara lalu memegang tangan Nara.
"I don't care you love me or not, but I will question for you. Will you marry me?" Tanya Azuma dengan sangat serius dan percaya diri.
"Marry? with you? don't kidding with me! Never!" Jawab Nara dengan sangat tegas.
"But Nara, i love you!" Kekeh Azuma.
"I not love you!"
Azuma tidak mendengarkan perkataan Nara, ia terus mendekatkan dirinya dengan Nara dan berusaha menciumnya namun dengan sangat kuat Nara melawannya.
PHAM! Suara tamparan terdengar di telinga Azuma. Pipi azuma memerah akibat tamparan Nara tapi Azuma tidak putus asa. Dia malah memegang tangan Nara semakin kuat.
Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar di telinga Azuma dan Nara. Seorang pria yang memakai jaket kulit, kupluk hitam, kacamata hitam, dan membawa sebuah tas ransel dipundaknya memasuki ruangan itu. Dengan cepat Nara berlari dan memeluk pria tersebut.
"I Miss you so much,Rich!" Ucap Nara sambil memeluk pria itu semakin erat.
Pria itu tertegun mendengar ucapan Nara. Sedangkan Nara masih memeluk pria tersebut dengan mata yang terpejam.
"Rich, please say something!" Pinta Nara.
"This is me Nara, Samuel Whittaker" ucap pria tersebut.
Nara terkejut ketika mendengar suara pria tersebut lalu mendongakkan kepalanya dan bertemu dengan mata pria itu yang ternyata adalah Sam,bukan Rich. Nara melepaskan pelukannya dari Sam.
"Sam, dengarkan aku. Ini gak seperti yang kamu kira. Aku memanggilmu Rich karna penampilanmu seperti dia dan aku juga sedang ketakutan" Nara mencoba memberikan penjelasan.
"Jadi sekarang kamu udah hafal gimana style Rich? Oh bagus!" Ucap Sam sambil merangkul Nara.
"Sam, please don't angry" pinta Nara.
"I'm not angry, forget it! What's going on?" Tanya Sam.
"Dia mencoba menyentuhku" Nara menunjuk ke arah Azuma.
"Gimana bisa? Dia kan yang namanya Azuma? Orang yang menjadi rekan kerjamu?" Sam tak percaya.
"Hai letnan 1 Samuel, lama. Tidak bertemu! Dan tolong jangan percaya apa yang dikatakan oleh Nara" Sapa Azuma.
"Dia berbohong! Dan Apa kalian berteman?" Tanya Nara.
Azuma dan Sam mengangguk kompak.
"Sam, Tolong berikan pelajaran untuknya!" Pinta Nara.
"Untuk apa? Dia kan gak salah?" Sam menolak.
"Tapi--" belum sempat Nara menghabiskan ucapannya ada suara yang menghentikannya.
DHOOM! DHOOM! Suara tembakan pistol terdengar memenuhi ruangan tersebut. Dua peluru menembus tubuh Azuma. Satu menembus jantung nya dan satu lagi di ginjal kanannya. Azuma ambruk seketika dengan darah yang mengalir dari tubuhnya.
Sam dan Nara kebingungan siapa yang bisa membunuh Azuma Secara brutal seperti ini? Hanya ada satu orang yang bisa melakukan ini namun orang itu tidak mungkin berada disini. Nara dan Sam menoleh kebelakang dan menemukan sosok pria memakai seragam FBI lengkap.
"Rich?!" Ucap Sam dan Nara kompak dan terkejut.
"Orang seperti dia gak bisa di biarkan untuk hidup lebih lama" kata Rich dengan dingin dan pistol yang masih mengarah ke azuma yang sudah tak bernyawa.
"Rich!!" Teriak Nara sambil berjalan setengah berlari menghampiri lalu memeluk rich.
Rich tak merespon apapun, bahkan tidak membalas pelukan Nara meskipun ia sangat menginginkannya.
"Apa maksudmu memelukku?" Tanya Rich.
"Aku hanya berterima kasih, apa itu dilarang?" Jawab Nara
"Itu dilarang!" Ketus Rich.
"Apa maksudmu dilarang? Aku ini tunangan mu dan kamu itu tunangan ku!" Kata Nara Santai.
"Tapi aku bukan pacarmu. Harusnya kamu memeluk Sam karna dia pacarmu,bukan aku!" Ucap Rich dengan Nada kesal.
Nara langsung melepaskan pelukannya dari Rich. PHAM! Satu tamparan melayang di pipi Rich.
"Kamu ini seharusnya kursus belajar berbicara dengan seorang wanita! Wanita gak suka ada yang ngomong kasar padanya" jelas Nara sambil menunjuk-nunjuk ke wajah Rich.
Rich hanya mengusap-usap pipinya yang memerah akibat tamparan Nara.
"Apa kamu gak bisa bersikap lembut seperti wanita biasanya? Lagi pula kata-kata ku gak kasar" Rich masih juga mengusap-usap pipinya.
"Apa kamu gak sadar kalau kamu itu kasar?" Kata Nara geram.
Rich hanya mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.
"Dasar pria kasar!" Kata Nara sambil menarik tangan Sam dan mendorong Rich lalu ia bersama Sam keluar dari kantor FBI.
"Maaf Nara, aku harus berkata kasar padamu. Aku gak mau Sam curiga bahwa aku Mulai mencintaimu. Aku gak mau Sam melukai kamu lagi, cukup aku yang disakiti"
*** *** ***