Chereads / Fight in Love / Chapter 48 - 47

Chapter 48 - 47

Nara menyusuri setiap lorong kecil di Delton dengan berjalan kaki dan pistol yang siap menembak jika ada bahaya. Nara ditugaskan untuk menangkap pengedar narkoba yang saat ini sedang banyak di bicarakan. Orang-orang menyebutnya dengan panggilan Mr. Tekker. Tim Nara memencar dan menelusuri setiap lorong di Delton.

Nara menemukan sosok pria yang membelakanginya saat ia memasuki lorong terakhir di distrik itu.

"Kau ditangkap!" Teriak Nara dengan suara lantang.

"Benarkah?" Pria itu meremehkan.

"Tolong angkat tanganmu atau aku tembak!" Perintah Nara.

"Aku gak yakin kamu akan menembak ku!"

Nara merasa tak asing dengan suara pria itu. Suara orang yang ia kenal. Pria itu berbalik, mata Nara dan mata Pria itu bertemu. Nara terdiam melihat wajah pria itu.

"Sam?!" Nara menatap pria itu dengan tak percaya.

"Yah ini aku, kali ini kamu gak salah orang" Ucap Sam dengan pelan.

"Jadi kau Mr. Tekker?" Tanya Nara.

"Menurut mu?" Sam bertanya balik.

"Gak mungkin kamu bisa lakukan ini semua" Nara tak percaya.

"Kamu salah Nara. Mr. Tekker itu diambil dari nama Whittaker" jelas Sam.

"What's wrong with you?" Nara menurunkan pistol nya secara perlahan.

"Nothing" Sam menodongkan pistol nya ke arah kepala Nara.

Nara menjatuhkan pistolnya sangking shock melihat siapa sebenarnya Mr. Tekker. Ia tak pernah menyangka Sam adalah Mr. Tekker pengedar Narkoba yang sedang naik daun.

"I don't know why you doing this, bit I know one thing. You love me" Ucap Nara dengan percaya diri.

Dhoom! Suara tembakan terdengar setelah Nara menyelesaikan ucapannya. Pistol Sam yang tadi ia todong kan ke arah kepala Nara dialihkan ke langit. Sam menembak langit.

"Aku gak cinta kamu lagi!" Tegas Sam.

"Aku gak percaya!"

"Akan aku buktikan" Sam kembali mengarahkan pistol kearah Nara lagi.

Dhoom! Suara tembakan kembali terdengar besertakan suara teriakan Nama Nara. Ada tubuh yang mendorong tubuh Nara untuk tiarap. Seketika tubuh mereka menyentuh tanah, Nara langsung melihat kebelakang. Nara terkejut melihat wajah orang yang menolongnya.

"Rich?!"

"Jangan banyak bergerak!" Pinta Rich sambil bangun dari tiarap. Nara mengikuti jejak Rich bangun dari tiarap.

"Kau gila Sam! Kau bilang bahwa kau mencintainya tapi kau mencoba untuk membunuhnya! Dasar munafik!" Teriak Rich.

"Satu agent FBI bodoh datang! Jangan ikut campur kau! Ini bukan urusanmu!" Bentak Sam.

"Ini juga urusanku, bitch!" Balas Rich yang tak mau kalah.

"Urusanmu? Memang kau siapa?" Tanya Sam.

"Aku seorang agent FBI!"

"Dan juga Tunangan Nara!" Sambung Rich.

"Aku pacarnya!" Ucap Sam penuh percaya diri.

"Itu dulu Sam!" Nara ikut berbicara. Rich terdiam mendengar ucapan Nara.

"Maksudmu?" Sam tak mengerti.

"Kita udah putus! Kau bukan siapa-siapa lagi!" Bentak Nara meninggalkan Sam dan Rich. Sam berdecak kesal.

"Selamat untukmu!" Kata Sam.

"Untukku?" Rich tak mengerti.

"Selamat karna udah menghancurkan hubunganku dan Nara!" Sam menepuk-nepuk bahu Rich dan tersenyum.

Rich hanya melihat kearah Sam lalu menepis tangan Sam dari bahunya. Rich mendorong Sam menjauh darinya.

"I will kill you!" Sam menyerang Rich dengan tangan kosong.

Pertarungan antara Rich dan Sam pun tak terelakkan. Mereka bertarung dengan tangan kosong tapi akhirnya Sam kalah dan melarikan diri.

"Dasar pria Gila!" Gumpat Rich.

*** *** ***

Di kantor FBI, Rich dan Nara sama-sama dipanggil ke ruangan Komandan FBI Barcelona. Nara yang lebih awal sampai di ruangan komandan, dia sibuk bermain ponselnya. Beberapa saat kemudian Rich masuk dan komandan memberi tahu kenapa mereka dipanggil menghadap.

Komandan memberikan isyarat untuk duduk. Lalu diputarlah sebuah video yang menjelaskan tentang jalur narkoba di Spanyol melalui infokus.

"Daniel Fernandez, Richardo Collingwood! Kita sudah mencoba untuk menangkap mereka. Richardo tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Tidak ada yang tahu apa dia masih berbisnis atau tidak" komandan memberi jeda di penjelasannya. Nara melihat ke arah Rich yang Fokus pada penjelasan komandan.

"Letkol Char!" Kara komandan.

"Yes sir!" Jawab Rich.

"Kamu akan menangkap Daniel Fernandez!" Perintah Komandan yang langsung diiyakan dengan anggukan oleh Rich.

"Dan kamu Captain Nara akan menangkap Bos Narkoba yang baru, Mr. Tekker!" Komandan memberi perintah kepada Nara.

Nara tertegun mendengar perintah yang diberikan komandan untuknya.

"Biar saya yang menangkap Mr.--" Belum habis Rich berucap Nara sudah memotongnya.

"Yes Sir! Saya akan melaksanakan Misi ini!" Nara berucap serius.

"Oke, you two will work together!" Komandan tersenyum mengangguk.

"With Love!" Rich ikut tersenyum dan melirik ke arah Nara. Nara tak berkomentar apapun,hanya diam menatap kosong kedepan.

"Kalian boleh pergi!"

Nara dan Rich lalu berjalan keluar dari ruangan komandan. Saat berjalan keluar dari kantor FBI mereka mengobrol Ringan tapi sering kali Nara tak fokus dengan apa yang dikatakan oleh Rich, mungkin karena beberapa kejadian belakangan ini yang membuatnya sakit kepala.

"Nara! Nara!" Rich membuyarkan lamunan Nara.

"Yah kenapa?" Tanya Nara.

"Tanggal pernikahan kita udah di tentuin. Tangg--" ucapan Rich dipotong oleh Nara.

"Tanggal 10 Februari kita menikah terus tanggal 14 Februari kita honeymoon, ya kan?" Sambung Nara.

"Kok tahu?" Rich kebingungan.

"Papa udah cerita" jawab Nara.

"Terus apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Rich.

"Mau gimana lagi? Aku terima aja. Aku lelah dengan semua ini" jawab Nara.

"Kamu udah siap jadi Istriku?" Tanya Rich sedikit terkejut.

"Rich aku gak mau bahas ini sekarang" Nara bergegas masuk ke mobilnya dan pergi menjauh dari kantor FBI, meninggalkan Rich sendirian.

Rich hanya melihat kepergian Nara dan berdecak kesal. beberapa detik kemudian Gisel menghampiri Rich.

"Hai Char!" Sapa Gisel.

"Ada perlu apa?" Tanya Rich cuek.

"Lunch yuk!" Ajak gisel.

"Gak laper!" Tolak Rich masih cuek.

"Ayolah, kali ini aja" pinta Gisel.

"Apaan sih?!" Rich mulai kesal.

"15 menit aja" bujuk Gisel.

Rich berdecak kesal namun tetap mengangguk. Selama perjalanan Rich hanya mendengar celotehan Gisel tanpa berniat untuk berkomentar sedikitpun. Sampai di Cafe, Rich hanya memesan Coffe latte sedangkan Gisel memesan satu porsi Sandwich.

"Kenapa kamu jadi pendiam sih?" Gisel membuka pembicaraan.

"Maksudmu?" Rich meneguk Coffe nya.

"Dulu saat kamu bekerja sebagai inspektur polisi, kamu lebih ramah"

"Terus?" Rich masih juga cuek.

"Dan saat ini kamu punya pangkat lumayan tinggi, kamu jadi sombong juga cuek" jelas Gisel.

"Aku memang seperti ini dari dulu. Cuek dan dingin"

"Tapi kamu terlihat ramah saat kita melakukan misi di Madrid" gisel masih tak mau kalah.Rich tak berniat untuk berkomentar apapun.

" Dan saat kamu bersama Nara, kamu terasa lebih hidup" sambung Nara.

Rich berhenti meneguk Coffe nya mendengar ucapan gisel. ' saat bersama Nara ia terasa lebih hidup'. Rich mencoba mencerna kata-kata gisel.

"Sebenarnya apa yang ingin kamu ucapkan?" Rich kebingungan.

"Cobalah menjadi ramah terhadap orang sekitar" Jelas gisel.

"Akan aku coba! Ada lagi?" Tanya Rich.

"Aku menyukai orang sepertimu" ucap gisel dengan tersenyum.

"Kita pulang sekarang?" Tanya Rich.

Gisel mengangguk. Rich yang menyetir mobil Gisel menuju kantor FBI. Mobil Rich berada di kantor FBI. Sebelum turun Rich sempat mencium pipi gisel sebagai ucapan terimakasih. Rich turun dari mobilnya dan gisel pun pergi menjauh.

***    ***    ***

Nara melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Ia berencana mengunjungi Apartemen gisel. Tiga hari lagi menjelang pernikahan Rich dan Nara. Semua undangan sudah di sebarkan di seluruh Spanyol, Jerman, London, Dubai, Paris, LA, dan beberapa negara dan kota yang ada cabang perusahaan keluarga Collingwood dan Holmes.

Nara menghidupkan Audio Sound mobilnya dan memutar lagu Charlie Puth dengan judul Dangerous. Saat sedang menikmati lantunan suara merdu Charlie Puth menghadang mobil Nara. Beberapa kali Nara menekan tombol klakson tapi mobil itu tak kunjung menyingkir.

Nara mulai kesal dan turun lalu mendekati mobil itu. Seorang pria turun dari mobil itu. Nara mengenali pria tersebut. Pria itu melambaikan tangannya dan tersenyum.

"Samuel?!" Nara sedikit terkejut.

"How are you, Darling?" Sapa Sam.

"Don't call me darling! I'm not your darling!" Ketus Nara.

"Relax baby" Sam masih saja tersenyum Santai.

"Berapa kali harus aku katakan jangan panggil aku sayang! Kita gak ada hubungan apapun lagi!" Tegas Nara.

"Come on, I know you love me!" Kata Sam masih tersenyum.

"I not love you! I hate you!"

"Really?" Sam meragukan ucapan Nara.

"I'm serious now! I not love you again! Get it?" Tegas Nara.

"Apa karna pernikahanmu yang tinggal tiga hari lagi?" Sam tersenyum menghina.

"Jangan asal bicara! Sekarang minggir! Aku harus cepat!" Perintah Nara mulai kesal.

"Hanya jika kamu memenuhi syarat ku"

"Apa?" Nara tak punya pilihan.

"Kembali lah padaku?" Pinta Sam.

"Are You crazy?! Aku akan menikah tiga hari lagi dan kau ingin aku menjadi pacarmu? Never!" Puncak kekesalan Nara benar telah datang.

"Yes I'm crazy! I'm crazy because of you!" Sam mencoba menyakinkan Nara.

"Sam aku gak mau bahas ini sekarang. Tolong minggir!" Jelas Nara.

"Apa kamu benar-benar mencintainya?" Tanya Sam.

"Siapa maksud mu?" Nara tak mengerti pertanyaan Sam.

"Kau meninggalkanku hanya untuk pria yang kau benci? Pria yang kau incar selama ini? Dan pria yang ingin kau bunuh? Eh miris sekali ceritamu!" Sam mengejek.

"Jaga bicaramu Sam!"

"Dan kau juga akan hidup dengan orang yang ingin membunuh mu? Bukannya kamu itu harus nya dilindungi?" Sam memancing amarah Nara.

"Terserah apa katamu! Yang jelas aku gak cinta kamu lagi dan gak juga cinta  sama Dia! Nara beranjak pergi dan masuk kedalam mobilnya.

Nara memutar arah mobilnya dan menjauhi Sam. Sam hanya bisa melihat kepergian Nara kemudian menendang kaleng Softdrink dihadapannya. Berdecak kesal lalu pergi dari jalanan itu.

***    ***    ***