Suara sirene ambulance terdengar mendekati rumah sakit. Tiba di rumah sakit Nara langsung di dorong menggunakan brankar pasien menuju IGD. Lampu IGD masih berwarna merah,artinya belum ada tanda-tanda Nara sudah selesai diperiksa. Rich menunggu di ruang tunggu dengan kepala yang masih mengalir darah. Sesekali ia melihat lampu IGD itu dan berharap akan berubah warna menjadi hijau. Ia tidak memperdulikan luka di kepalanya, prioritas nya sekarang adalah kesehatan Nara.
Lampu IGD telah berubah warna,Dokter yang memeriksa Nara keluar dan menghampiri Rich
"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya Rich khawatir.
"Tenang dulu. Teman mu baik-baik aja. Dia hanya mendapat luka kecil" dokter itu menenangkan Rich.
Rich menarik nafas lega mendengar kondisi Nara yang baik-baik saja.
"Lebih baik saya obati luka anda dulu,ayo!" Seru Dokter.
Rich hanya mengangguk dan mengikuti dokter itu menjauhi IGD menuju Ruangannya. Sesampainya di sana,dokter mengobati luka di kepala Rich.
"Apa wanita tadi pacarmu?" Tanya dokter.
"Bukan,dia hanya anak buah ku" jawab Rich cepat.
"Kalo gitu kenapa kamu sangat khawatir?" Goda dokter tersebut.
Rich hanya terdiam memikirkan jawaban atas pertanyaan dokter itu. Lama ia berfikir tapi ia tak kunjung menemukan jawabannya.
"Argh!sakit dok!" Rich meringis kesakitan.
"Gimana bisa luka kecil ini menyakitimu?" Dokter itu tertawa kecil.
"Maksudmu?Aku gak ngerti?" Tanya Rich kebingungan.
"Ada bekas luka tembak di bahu mu dan ada beberapa bekas luka goresan pisau di tubuh mu" jelas dokter.
Rich tertawa kecil mendengar penjelasan dokter,ia sendiri bingung mengapa bisa ia sangat sensitif dengan luka kecil ini.
"Aku juga gak ngerti kenapa aku jadi sensitif beberapa Minggu ini"
"Mungkin kamu sedang jatuh cinta" goda kembali menggoda Rich.
"Gak mungkin,sekarang aku lagi gak tertarik dengan wanita manapun" Rich mengelak ucapan dokter.
Dokter itu hanya tersenyum mendengar penyangkalan Rich. Setelah selesai diobati,Rich mengucapkan terima kasih lalu keluar dari ruangan dari ruangan dokter.
*** *** ***
Rich berjalan menuju ruangan Nara di rawat. Saat Rich masuk Nara sudah siuman.
"Gimana?" Tanya Rich tentang keadaan Nara sekarang.
"Yah aku lumayan baik sih,cuma kepala masih rada rada sakit" Nara memegang kepalanya.
Rich hanya memandang Nara dari sofa. Ia kemudian menyibukkan diri dengan menonton TV.
"Gimana luka di kepala mu?"gantian Nara bertanya.
"Ini cuma luka kecil,bentar lagi juga sembuh" menyentuh luka di kepalanya.
"Ada yang mau aku tanyain"
"Tanya apaan sih?" Rich memutar bola matanya.
"Kenapa kamu peduli sama aku?" Tanya Nara.
Rich terdiam mendengar pertanyaan Nara. Ia memikirkan jawaban untuk pertanyaan Nara. Lama ia berfikir tapi tak kunjung menemukan jawabannya. Akhirnya Rich memutuskan untuk berpura-pura tidur untuk menghindari pertanyaan Nara lagi.
*** *** ***
Rich terbangun di tengah malam. Pertanyaan Nara dan Dokter tadi mulai bergentayangan di kepalanya. Rich seperti orang gila yang bertanya jawab pada dirinya sendiri.
"Apa aku mulai punya perasaan padanya?" Tanya Rich pada dirinya sendiri.
"Ah gak mungkin aku punya perasaan sama wanita yang berambisi untuk membunuhku" jawab Rich.
"Tapi aku mulai peduli padanya" Rich kembali berkutik.
Dialog seperti orang gila itu terus berulang-ulang kali sampai fajar datang menjemput.
Keesokan harinya Nara sudah diperbolehkan pulang. Rich mengantar Nara Ke apartemennya dan melarang Nara untuk bekerja selama dua hari kedepan. Awalnya Nara bersikeras untuk tetap bekerja hari ini tapi Rich juga keras kepala dan akhirnya Nara yang mengalah.
*** *** ***