"Kenapa lama sekali?" Tanya seorang gadis yang telah berdiri memperhatikan rekanya yang sedang berusaha membuka brangkas perhiasan.
â
"Sebentar Miya. Keamanan disini sangat ketat bahkan aku sangat susah membuka brangkasnya." Jawab seorang gadis yang sedari tadi berusaha membuka Brangkas itu dengan susah payah.
Miya maymuna seorang gadis yang berumur 22 tahun dengan tinggi 165 dia adalah asisten dari bos yang sempurna, seorang gadis yang sangat cantik memiliki hati yang lembut dan kesabaran yang besar.
"Cindy lebih cepatlah." ujar seorang gadis yang berlari kecil kearah Miya dan Cindy.
Cindy cenora berumur 23 tahun dengan tinggi 167 dia bekerja disebuah restauran dijakarta. seorang gadis yang pemarah, judes dan nyebelin.
"Ada apa Fanny?" tanya Miya heran.
Fanny berumur 21 dengan tinggi 167 dia adalah seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu untuk menghasilkan uang. Oranganya polos tapi dia sangat imut, memiliki sifat kekanak-kanakan, kalau merencanakan sesuatu sama dia harus menjelaskan berulang-ulang kali karena otaknya susah untuk dibujuk mengerti.
"Sepertinya ada security yang masuk. Bagaiman ini apakah kita kabur sekarang?"Â Tanya Fanny dengan raut wajah khawatir.
"Tidak perlu kalau kita kabur kerja keras kita sia-sia."
"Terus bagaimana?"
"Pakai topi Sama masker kalian dan jangan sampai rambut kalian terurai oke." Miya mengatakanya dengan berbisik bisik.
"Baiklah." Ujar mereka berdua yang berdiri untuk merapikan rambut topi dan masker.
âŠ
Tap tap suara langka kaki yang semakin dekat membuat para gadis itu semakin risau. Apa lagi Miya dia sudah menelan luda beberapa kali.
'semoga kita jangan sampai ketangkap' batinya yang mengambil sebuah pistol dari kantongnya.
Seketika security itu datang dan terkejut disaat ada seseorang yang menodongkan pistol tepat pada kepalanya.
"Jika kau tidak mau mati secara tragis cepat bertahu kami apa sandinya, kalau tidak sekali tekan kau akan mati," Ujar Miya dengan gaya bicara Laki-laki untuk menakuti security itu.
"Ahh janngggan bunuh saya tuan, " Ujar security itu dengan tangan yang mengangkat keatas.
'Hah ternyata scurity ini penakut' batin Miya dengan senyum yang diperlihatkan dari balik masker.
"Baiklah saya tidak akan membunuh anda tapi anda harus memberi tahukan saya apa kata sandi dari brangkas ini?"
"Itu xymyn01 itu sandinya.... Saya mohon lepaskan saya."
"Cindy coba kamu priksa."
Cindy menekan tombol satu persatu untuk memastikan apakah brangkasnya bisa dibuka atau tidak. Setelah beberapa ketikan berangkas itu berhasil terbuka "sipp dia berkata juju. " Ujar Cindy yang memungut benda berharga dari dalam brangkas.
"Baiklah pak scurty kamu selamat dan jangan kamu beritahu siapapun soal pencurian ini. kalau kamu sampai buka mulut tidak hanya mulutmu yang robek tapi otakmu juga." Ancam Miya yang mengetuk-ngetukan pistolnya kejidat pria berbaju security itu. Kemudia mereka bertiga pergi dengan santai meningalkan securitynya yang dari tadi bergemetar itu.
âŠ
JSK nama sebuah kelompok mafia yang tergolong pencurian. Mereka Miya,Cindy dan Fanny dengan berbagai ahli yang sangat handal dan hebat.
Miya maymuna yang memiliki ahli dalam menghipnotis dan memegang pistol. Walaupun dalam memainkan kekerasan dia lumayan tertekan dan gemetar. Tapi, hanya dia yang bisa melakukan itu dikelompoknya dia juga perna hampir membunuh dan terbuhuh oleh seseorang.
Cindy Cenora yang memiliki keahilian membuka kunci sandi. Tapi kalau semacam gembok dia tidak bisa yang bisa membuka gembok adalah Fanny.
Masing-masing dari mereka jago bela diri tapi yang bela dirinya sangat jago ialah Cindy. Mereka sangat dibutuhkan satu sama lain sehinga mereka dijadikan sekelompok pencuri yang sangat handal dalam sejara.
Mereka bertiga berduduk santay sambil menghitung penghasilan yang mereka curi hari ini.
"Sungguh mengejutkan hari ini kita mencuri dalam jumlah besar." Ujar Fanny dengan tampang polosnya dan kekanak kanakanya.
"Hahahah seharusnya kita harus berterimakasi kepada scurity itu." Ujar Miya
"Oh iya miya malam ini kamu ditunggu sama tante kamu Diclub katanya." Ucap Cindy sambil memakan satu buah apel.
"Hah club kenapa tante menyuruku kesitu?"
"Mungkin dia ingin bersenang senang dengan keponakan tersayangnya."
"Apa perlu kita temenin Miya?"
"Tidak perlu aku pergi sendiri saja lah."
"Bawahlah ini." Ujar Fanny yang memberikan bom tepat ditelapak tangan Miya.
Miya melotot. "Bom? Kenapa aku harus membawahnya?" Tanya Miya yang menunjukan kearah bom itu.
"Aku hanya ingin kamu berjaga jaga. Lagi pula itu club bukan pesta yang biasa⊠tempat itu orang mabuk dan jalang semua Miyot." Ujar Fanny sedikit khawatir.
"Kan ada pistol." Ujar Miya yang menunjukan pistol kesayanganya.
"Pistol kamu kan ngak ada pelurunya."
"Yaudah-yaudah supaya dede Fanny ngak khawatir aku bawa nih."
"Gitu dong yang tua harus nurut sama yang mudah."
"Baiklah aku pergi sekarang." Ujar Miya yang mengambil tasnya dan segera pergi meninggalkan dua sahabatnya untuk pergi keclub bersama tantenya.
BersambungâŠ
2agustus20