Chereads / my perfect boss / Chapter 8 - BAB8

Chapter 8 - BAB8

Pagi hari yang benar-benar melelahkan bagi seorang gadis yang bernama miya. Dia mengelilingi rumah bosnya untuk mencari keberadaan anaknya dan Alex tapi alhasil tidak ketemua sama sekali.

"Sepagi ini mereka kemana?" Monolog Miya yang sedang berjalan kearah dapur karena hanya ruangan itulaha yang belum ia cek.

Miya telah samapi diruangan dapur dengan lumayan terkejut. kareana, Alex dan anaknya sedang masak bersama disitu. "Mami…" ujar Ade yang sedang duduk diatas bangku yang berada disebelah Alex.

Alex melihat kearaah Miya. "sudah bangun rupahnya." ujarnya yang kembali fokus kearah pisau dan sayuran yang sedang ia pegang.

"Biar saya yang masak pak. anda tunggulah diruang makan." ujar Miya yang mengambil pisau yang tadi Alex pegang.

Alex dan Ade sedang berada diruang makan karena tadi Miya bilang suruh tunggu disini. Enatah kenapa Alex penasaran dengan kehidupan Miya yang sebenarnya.

"Ade apakah om Alex boleh nanya tentang mami kamu?" Tanya Alex yang mulai serius dengan perkataanya.

"boleh dong dady eh om." Ujar Ade yang menutup mulutnya.

Alex tersenyum. " kamu boleh panggil dady kok." ujar Alex yang mengelus rambut anak yang berusia 7 tahun itu.

Ade kembali tersenyum dan menatap Alex dengan gembira "Baik dady apa yang ingin dady tahu tentang mami Ade?" Tanya Ade dengan expresi yang tidak bisa diartikan.

"Apakah mami kamu termasuk anggota KJS?" Tanya Alex lembut.

Entah kenapa Alex sangat mencurigai Miya adalah anggota KJS karena pada saat Alex tanya tentang KJS expresi miya kaya gemetar gitu yang membuat Alex mencurigainya ditambah Miya sangat pandai memainkan pistol.

"Iya.. dady tahu aunty Fanny dan aunty Cindy juga anggot KJS sama seperti mami tapi kata mami ngak boleh kasih tahu kesiapapun" ujar Ase polos.

Alex tersenyum "ternyata orang yang selama ini aku cari berada didekatku sendiri." batin Alex yang melihat kearah belakang karena dia mendengar langka kaki yang mendekat kemeja itu.

"Makanan sudah siap." ujar Miya yang meletakan makanan yang baru dia masak diatas meja.

Miya mengambilkan nasi lalu diletakan kepiring masing-masing kemudia mereka makan dengan sangat lahap.

"Mami sama dady anter Ade kesekolah ya." ujar Ade polos yang memegang tangan Alex dan Miya.

"Ade panggil dia om." ujar Miya dengan penuh tekanan.

Ade yang tadi tersenyum seketika cemberut.

"Ngak mau. bukanya dady Alex juga bakalan jadi dady nya Ade" ujar ade yang memeluk pingang alex.

"Baiklah karena putra kecil dady yang minta. dady bisa apa." ujar Alex yang mengendong ade dengan iringan senyumanaya.

"Beneran nih dady setuju untuk anterin Ade" ujar Ade yang melihat kearah dadynya semangat.

"Tanya dong sama mami apakah boleh atau tidak" ujar Alex yang melihat kearah Miya.

Ade melihat maminya dengan muka memohon sedangkan Miya dia hanya menganguk dengan tersenyum untuk menjawab permintaan anaknya.

Alex tersenyum kemudia dia mengandeng tangan Miya dengan lembut untuk memasuki mobil yang berada dibalkon kemudia mereka bertiga berangkat bersama.

Baru kali ini Miya melihat putranya sangat bahagia sekali. putranya itu selalu berbicara dan bercanda dengan bosnya sepanjang perjalanan tapi Miya tetap harus menyadari bahwa ini semua hanyalah kebahagiaan sementara untuk keluarga kecilnya.

Melambaikan tangan dengan tersenyum dari wajah Ade yang hendak meninggalkan mobil untuk pergi kesekolah kemudian Miya dan Alex kembali fokus untuk berangkat kerja.

Disepanjang perjalanan Miya selalu memandang wajah Alex dengan penuh arti. "kenapa kau ingin menanyakan sesuatu?" Tanya Alex yang telah mempergoki asistenya.

Miya kembali fokus kedepan dengan pipi memerah. "Saya cuma heran kenapa anda melakuakan ini semua pada kami." ujar Miya yang membuat Alex pun bengong

Karena Alex sendiri juga tidak tahu kenapa dia ingin melakukan itu semua.

"Tidak tahu kenapa keluarga kecil ini sangat nyaman sekali apakah karena aku ingin menikah dan punya anak" batin Alex yang merasakan kenyamanan dalam keluarga kecil yang dimiliki Miya.

"Mungkin karena aku menyukaimu" ujar Alex tiba tiba.

"Hah apa yang bapak bilang barusan?" Tanya Miya yang menegok kearah samping tepat kearah Alex.

"Eh apa saya bilang sesuatu" Tanya Alex dengan pipi memerah.

"Dasar kau Alex kenapa kau mengucapkan kata kata menjijikan itu" batin alex yabg kembali fokus nyetri.

Perusahaan AX group.

Alex sedang duduk dikurasinya dengan asistenya yang berada didepanya . "kau sudah menemukan mereka (KJS)?" Tanya Alex memastikan.

Miya yang tadi tersenyum seketika cemberut takut. "belum pak" ujar Miya yang menundukan kepalanya .

"Kau tahu waktumu tidak lama lagi" Tanya Alex dengan tatapan seriusnya.

"Saya tahu pak"

"Besok adalah hari pencarian terakhirmu. aku harap kamu tidak mengecewakan aku Miya" ujar Alex yang melihat wanita yang ada dihadapanya dengan senduh.

Miya mengehela nafasnya secara perlahan dan menatap bosnya. "baik pak jika tidak ada lagi yang anda butuhkan saya pamit untuk kembali keruangan saya" ujar Miya yang menundukan kepalanya.

Miya berjalan keluar dari ruangan bosnya dan kembali keruanganya sendiri. Miya duduk dikusrinya dengan sedikit bengong karena memikirkan tugas yang bosnya berikan.

"hey kau kenapa bengog peri kecil" tanya seorang pria yang duduk dibangku tanpa Miya suruh.

Miya terkejut seketika ia melihat lelaki yang berada dihadapanya "Putra husain kau sunggu mengagetkanku" ujar Miya dengan penuh tekanan.

Putra tertawa terbahak - bahak disaat melihat expresi Miya "kamu sih kenapa bengong terus kaya orang susah aja." ujar putra yana tidak berhenti ketawa.

"disaat temen susah kau malah menertawakanya dasar temen laknat."

"apakah kita sedekat itu" tanya putra yang tertawa keras.

"tentulah kitanakn rekan kerja"

"baiklah kenapa aku lihat kau bengong tadi. memang ada masalah sama Alex?" Tanya Putra dengan penuh semangat.

"biasalah tugas untuk mencari geng KjS tidak mungkin bisa aku selesaikan." ujar Miya dengan expresi sedih dan takut.

"kau geng KJSnya kah?"

"hah tunggu kenapa dia mengetahuinya" batin Miya yang melotot kearah putra

"HAH TIDAK MUNGKINLAH "ujar miya gugup dan membentak.

"dengan expresi dan cara berbicaramu juga aku sudah tahu miya" ujar Putra santay.

"tidak beneran aku tidak berbohong" ujar miya gugup.

"tenang aku pandai dalam menjaga rahasia Miya" ujar Putra dengan senyuman yang terurai dari bibirnya.

Miya menghela nafasnya perlahan "baiklah kau berjanjikan" ujar Miya yang menunjuk kearah putra.

"iya jadi gimana tentang tugasmu apakah kau tidak akan menyelesaikanya?" Tanya putra.

"aku tidak tahu harus bagaimana. kami sudah berhenti lebih dari satu tahun tidak mungkin kami kembali cuma gara gara tugasku. aku tidak mau egois putra" ujar Miya dengan expresi sedihnya.

putra melihat wajah Miya dengan penuh kasihan "bicarakan dulu sama teman teman mu jika memang mereka ngak mau membantumu untuk menyelesaikan tugas dari alex baru kamu bilang sama Alex jika kamu tidak sanggup"

miya menatap putra "baiklah aku akan memikirkanya" ujar miya yang melihat kearah putra.

"apa yang kalian bicarakan?" tanya lelaki yang tiba tiba saja ada ditengah tengah pintu masuk ruangan itu yang membuat putra dan miya melihat kearah sumber suara.

"Pak Alex " ujar Miya dan Putra serempak.

"apakah dia mebdengar pembicaraanku dengan putra?" batin Miya dengan penuh khawatir.

bersambung…

15820