"Ade gimana penampilan Mami?" Tanya Miya yang menunjukan pakaian dan sepatu barunya kepada Anaknya.
Ade melihat Miya dari atas sampai bawa. Kemudia dia menyuru Miya untuk menunduk supaya Ade bisa membisikan sesuatu kepada Ibunya. "cantikan rere Mami" bisik Ade lumayan keras yang membuat seisi rumah terkekeh pelan.
"OH ADE SUKA SAMA RERE TOH" teriak Cindy dengan sengaja karena supaya rere yang berada didepan rumah bisa dengar.
"Auty! " ujar Ade.
"kenapa Ade Aunty salah kah?" Tanya Cindy sambil terkekeh pelan.
"Mami Ade mau brangkat sekolah." ujar Ade yang mengecup pipi Maminya dengan lembut kemudian seisi rumah itu pergi dari sana untuk urusan masing masing..
sekarang miya sedang ada dirumah alex karena bosnya itu dikabarkan tidak masuk kerja karena sakit.
Miya berada dibelakang rumah bosnya. dimana tempat itu adalah tempat alex berlatih... Miya juga tidak tahu kenapa Alex menyuruhnya datang kesitu.
Ketika dia melihat ke-sekeliling untuk mencari keberadaan bosnya. Seketika Miya melihat sesosok pria tinggi yang sedang memegang busur untuk ditembakan kearah sasaran.
Miya tersenyum kagum. Bahkan pipinya memerah saat dia melihat Alex dengan tampang seriusnya. "sedang melihat apa?" Tanya Alex yang entah dari kapan berada dihadapanya. yang membuat Miya mundur dan hampir terjatuh.
"Awas dong" ujar Alex yang menarik tangan Miya lembut.
"Ehh hmm maakasih." ujar Miya sedikit gugup dengan berusaha menyimbangkan tubuhnya karena sepatu itu terlalu susah untuk Miya pakai.
"Kamu tidak bisa memakai hak tinggi?" Tanya Alex memastikan.
Miya hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan dari bosnya kemudia Alex mengendong tubuh Miya dan mendudukanya kekursi.
Alex berjongkok dihadapan Asistenya dan mengambil sepatu oleharaga yang berada didekat kursi tersebut. "jika kamu tidak bisa memakainya jangan memaksakan diri. Karena orang cantik akan selalu cantik dengan penampilan apapun." ujar Alex memakaikan sepatu itu kekaki Miya.
Alex mendongkapkan kepalanya dan tersenyum. "mari kita latihan" ujar Alex yang menarik Tangan Miya lembut.
"Bukanya bapak sedang sakit."
"Jangan memangilku bapak ketika kita berdua itu terlalu tua. panggil saja aku Alex lagian kita sepantarankan?" ujar Alex yang tersenyum kepada Miya.
Miya hanya menganguk paham kemudian Miya mengikuti apa yang Alex suruh.
"Coba kamu bidik panah ini tepat pada sasaranya" ujar Alex yang mekberikan panahnya kepada Miya.
Miya memengang panahnya dan memfokuskan kearah sasaran. Ketika memang sudah tepat dia melepaskan panahnya.
Mata Alex membulat seketika ketika dia melihat busur itu tepat pada sasaranya. Padahal Alex belum mengajarkan Miya cara memanah. Tapi kenapa Miya bisa melakukan tanpa belajar.
"Mungkin hanya kebetulan." Batin Alex yang mengambil pistolnya untuk diberikan kepada Miya.
"Ini buat apa?" Tanya Miya heran disaat Alex memberikan Miya pistol itu.
"Untuk menembaklah. masa untuk masak."
"tembak kemana?" Tanya miya yang mengambil pistol itu dari tangan Alex.
"kamu tembak keburung yang ada disana." ujar Alex yang menujukan burung yang berada diatas pohon itu.
Miya menganguk paham kemudian dia mengarahkan pistol itu kearah burung yang berada diatas pohon.
Dorr
Suara tembakan yang mengenai burung itu sampai mati. Mata Alex membulat kedua kalinya bahkan Alex yakin bahwa ini semua bukanlah kebetulan. "Miya kau sebenarnya siapa kenapa kau bisa melalukan semua ini tanpa belajar?" tanya Alex yang mendekatkan tubuhnya kearah tubuh Miya.
Miya mundur "ini...ini hanya kebetulan Alex." ujar Miya yang tersandar ditembok.
Alex tersenyum sinis kemudia dia mendekatkan wajahnya kearah wajah Miya yang membuat gadis itu reflek menarik Tangan Alex dan membantingnya kelantai yang membuat lelaki itu jatuh lemas kebawah.
"Aww" ujar Alex yang memegang tangan kananya.
Miya duduk dihadapan Alex dan memegang tangan Alex. "maaf saya tidak sengaja pak." ujar Miya yang memopoh Alex supaya duduk disebuah kursi.
sungguh wanita yang menarik batin Alex yang melihat wanita itu dengan penuh arti.
"Ada apa pak?"
"Tidak papa"
"Latihanaya sampai sini dulu lebih baik kita istirahat" ujar Alex yang meningalkan tempat itu.
Malam harinya.
Malam hari ini Miya berjanji akan menginap ditempat bosnya. untuk urusan pekerjaan dan latihanya. Tidak lupa juga sih Adepun ikut menginap dirumah milik bos miya. Tapi Ade belum kerumah Alex karena dia Baru saja mau dijemput.
"Kenapa lama sekali?" Tanya Miya yang memperhatikan pintu masuk itu dengan harapan melihat anak kecil kesayanganya.
"Bersabarlah dia pasti sebentar lagi datang. Duduk dulu." ujar Alex yang menepuk-nepukan tempat duduk disampinganya .
Miya mengikuti perintah dari Alex kemudian selang beberapa menit suara pintu pun terbuka dan terlihatlah seorang anak kecil yang berlari karena gembira.
"Mamiiii...." teriak Ade yang memeluk Maminya dengan sangat gembira.
Miya heran kemudia dia menatap anaknya. "kenapa Sayang?" Tanya Miya yang memegang kedua pipi anaknya.
"Mami tau tadi Ade naik mobil yang besar lo" ujar Ade dengan gembira.
"Benarkah? Sebesar apa?" tanya Miya.
"Sebesar gunung Mami." ujar Ade yang mengibaskan tanganya kekanan dan kekiri sambil berputar.
"Wow apakah ada mobil yang sebesar itu " ujar lelaki yang sedari tadi menyaksikan ibu dan anak bermesrahan.
Ade melihat kearah Alex dengan heran. "apakah dia Dady baru buat Ade." Tanya ade polos sambil menunjuk tempat kemuka Alex.
"Ehh bukan dia…" belum sempat Miya jawab tapi Alex sudah menyelah perkataan Miya.
"Oh ini calon anak aku?" tanya Alex yang mengendong Ade kepangkuanya.
Ade tersenyum lebar dan mencium pipi Alex tulus " yey Ade punya Dady sekarang. nanti tidak ada lagi yang akan berkata kalau ade ngak punya ayah " ujar Ade yang memeluk Alex dengan erat.
"ade sini sama mami kita kekamar untuk tidur" ujar Miya yang mengulurkan kedua tanganya kearah ade.
"tidak mau ade ingin bermain sama dady mami"
"ade jangan nakal dong ayo tidur sama mami"
"ngak mau kalau mami mau ade tidur ayo kita tidur bertiga" ujar ade yang memeluk Alex semakin erat.
alex tersenyum lebar mendengar ucapan ade "baiklah mari kita tidur" ujar Alex yang tersenyum kepada Ade dan Miya.
"Tapi pak…" belum sempat miya melanjutkan kata katanya tapi bosnya menyelah pembicaraanya.
"sekarang sudah malam tidak baik untuk anak seumuran ade tidur jam segini" ujar Alex yang mengusap rambut Miya lembut.
Miya menganguk paham kemudian mereka pergi kekamar untuk membuat ade tidur.
Miya belum tertidur sampai sekarang dia masih melihat kearah ade dan Alex yang sudah memejamkan matanya.
"apakah belum puas melihat ku seharian" ujar Alex yang tiba tiba saja membuka matanya.
"ehh tidak saya tidak tidak melihat anda" ujar miya gugup karena dirinya kepergok oleh Alex.
"ada yang mau kamu tanyakan?"
"heunm kenapa anda berbohong tentang kita keAde?" tanya Miya.
Alex melihat wajah Miya Datar "saya tidak berbohong saya menyukai Anda nona Miya" ujar Alex yang menutup matanya secara peelahan .
setelah pembincangan itu Alex terlelap kedalam mimpinya sedangkan Miya dia tidak bisa tidur karena memikirkan kata kata yang telah Alex Keluarkan dari mulutnya.