Bruakkk, pintu kamar Zafran berhasil didobrak paksa abangnya dari luar karena abangnya merasa jika hal itu perlu dilakukan.
Terlihat Zafran sudah terduduk lemas karena banyaknya luka sayatan pisau yang ada di sekujur tubuhnya. Sontak yang pertama kaget adalah ibunya Zafran yang juga ada disamping abangnya langsung mendekati Zafran.
"Apa yang barusan terjadi, nak?" tanya ibunya khawatir sambil memeriksa keadaan Zafran saat ini.
Sedangkan Zafran tidak menjawab, ia hanya menunjuk ke arah jendela dengan tangan yang sudah lemas.
Ibunya kebingungan kenapa Zafran malah menunjuk ke arah jendela, sedangkan abangnya langsung menyalakan lampu terlebih dahulu agar keadaan disitu lebih jelas. Dan tentu saja, kamarnya yang tadi gelap gulita kini sudah tampak terang.
Terlihat jelas sudah kamar Zafran super berantakan saat ini karena aksi perkelahian yang baru ia lakukan barusan, tapi abangnya Zafran tidak memerdulikan itu, ia langsung mendekat ke arah jendela.
Sama sekali tidak ada apa-apa di luar dari posisinya saat ini. Ia sudah mengecek berulang kali dan hasilnya masih saja tetap nihil. Tapi ia yakin ada seseorang yang sebelumnya ada disini selain Zafran, terlihat dari atap garasi yang terbuat dari besi membengkok ke dalam, tanda jika pernah terjadi sebuah benturan/ dorongan suatu hal.
"Sebenarnya, apa yang sedang terjadi tadi?" batin abang Zafran penasaran dan juga melihat kondisi Zafran.
***
Tidak sampai tiga puluh menit kemudian setelah Zafran menjadi korban penyerangan oleh orang asing, kabar jika ia telah diserang sudah sampai di telinga ayahnya, dan disaat itu juga ayahnya yang sebelumnya masih sibuk dengan pekerjaannya, langsung memutuskan untuk pulang mendadak.
Bukan hanya ayah Zafran saja yang kembali ke rumah, belasan mobil dinas yang terdiri dari ambulan, pemadam kebakaran, dan polisi mulai berdatangan karena mereka mendapatkan laporan keadaan darurat.
Tentu saja dengan kedatangan mereka yang disertai sirene pun juga mengundang tanya para tetangga yang ada di lingkungan sekitar. Mereka penasaran dengan apa yang barusan terjadi di rumah Zafran.
Garis kuning telah dipasang di sekitar tempat kejadian perkara, tanda jika polisi sudah mulai menyisir lokasi untuk mencari-cari bukti yang tertinggal seperti sidik jari dan lain-lain. Sedangkan Zafran sudah diangkut di ambulan saat ini. Padahal dia sudah meminta ibunya untuk tidak dibawa ke rumah sakit, tapi ibunya tetap memaksanya, melihat kondisi tubuh Zafran saat ini sudah penuh dengan luka.
Hanya ibu dan abangnya yang menemani Zafran dalam perjalanan rumah sakit, sedangkan ayahnya tidak. Dia bilang akan menyusul mereka bertiga nanti. Dan kasus yang barusan dialami anaknya langsung diambil alih olehnya, karena pada dasarnya ini juga termasuk dalam bidang pekerjaannya.
***
Sementara para penyidik masih sibuk untuk mencari bukti, saat ini ayah Zafran ditemani dengan Novanto masih mengeceki satu-persatu tempat yang menjadi kemungkinan orang asing itu masuk. Tentu saja hal ini penting karena merupakan dasar dan bagian utama.
Karena tempat kejadiannya adalah rumahnya sendiri, dia memang lebih tau denahnya dari orang lain.
"Semuanya terlihat seperti tidak dimasuki dengan paksa, siapapun orang ini, yang pasti dia licik sekali" komen Ayah Zafran sambil memandangi pagar besi yang ada di depannya.
"Sama sekali tidak ada indikasi keberadaan dia, komandan?" tanya Novanto.
"Masih belum, sumber informasi utama kita saat ini adalah Zafran karena dia adalah satu-satunya saksi sekaligus korban dan juga, aku yakin bahwa yang dialami Zafran berkaitan dengan kejadian yang ada disekolahnya." balasnya sambil membenarkan posisinya.
"Baiklah, sisanya akan kuserahkan padamu. Aku harus segera mengecek keadaan Zafran saat ini" intruksi Ayah Zafran.
"Siap komandan" jawab Novanto sambil berpose hormat.
Setelah itu, Ayah Zafran mulai beranjak pergi dari rumahnya yang saat ini masih ramai menjadi bahan tontonan oleh warga sekitar. Terlihat juga disitu, ada beberapa awak media yang meliput dan mewawancarai sejumlah warga yang menjadi saksi di sekitar rumah Zafran. Dan tentu saja ketika ayah Zafran mulai keluar dari rumahnya, dirinya menjadi target utama para reporter dan kameramen karena ia adalah ayah dari sang korban.
Tapi meskipun begitu, dirinya sama sekali tidak mau memberikan komentar untuk saat ini karena ia sedang terburu-buru untuk ke rumah sakit.
***
#Skip time
Ayah Zafran sudah sampai di rumah sakit tempat Zafran dirawat saat ini, karena tadi ia belum sempat diberitahu kamar berapa Zafran sedang dirawat, tentu saja ia langsung menuju ke resepsionis untuk mencari informasi.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya si resepsionis dengan ramah.
"Saya mencari anak saya yang ada disini." balasnya.
"Nama anak bapak?" sambil melihat ke arah layar komputer.
"Syahir Zafran Aryasatya" jawabnya singkat.
"Anak bapak sekarang ada di kamar VIP-1"
"Baiklah, terima kasih atas infonya" ucapnya.
"Sama-sama"
Setelah itu, Ayah Zafran langsung bergegas menuju kamar anaknya. Tapi sebelumnya, ia sengaja menyempatkan diri untuk melihat denah kamar rumah sakit agar tidak membuang banyak waktu lagi. Setelah paham, barulah ia melanjutkan perjalanannya lagi. Ketika sampai, terlihat di sana, sudah ada istrinya dan anaknya yang paling tua bernama Reza. Dan juga Zafran yang terbaring tidur di kasur dengan infus yang menempel di tangannya.
"Maaf aku terlambat" ucap Ayah Zafran sambil menutup pintu dari dalam.
"Bagaimana keadaannya?" tambahnya sambil mendekat ke Zafran.
"Luka-lukanya tadi sudah sempat dibersihkan dan dirawat, tapi ketika dalam perjalanan Kiki sempat pingsan, dan ketika diperiksa ternyata dia jatuh koma." balas istrinya yang terlihat sembab dari mukanya.
"Koma?" batin ayah Zafran sambil menatap Zafran yang saat ini terlelap dengan wajah tenang di kasur.
"Hmm, Reza." panggilnya.
"Iya pa." jawab Reza cepat.
"Ikut aku sebentar, kamu disini dulu ma." pintanya yang langsung dijawab istrinya dengan anggukkan.
Setelah itu, Reza dan ayahnya keluar dari kamar Zafran tapi tidak terlalu jauh karena masih dekat dengan kamarnya. Ia hanya ingin berbicara dengan Reza tanpa perlu diketahui istrinya.
"Apa yang sebenarnya terjadi hari ini?" tanyanya penasaran sambil berusaha mengorek informasi dari anaknya.
"Aku juga nggak tahu pa, kejadiannya tadi terlalu tiba-tiba." jawab Reza jujur.
"Coba ceritakan, papa mau mendengarkannya." balasnya.
"Tadi, Reza sama mama masih menonton tv sambil santai dibawah. Kira-kira kejadiannya baru sepuluh menit setelah Kiki baru pulang." ucap Reza belum selesai karena dipotong.
"Dia pulang telat?"
"Iya." sambil mengangguk.
"Baiklah, lanjutkan ceritamu." balasnya.
Tiba-tiba di kamar Zafran sangat berisik lebih dari biasanya, berisik dalam arti seperti ada yang berkelahi di kamar Zafran. Butuh waktu lama untuk Reza bisa mendobrak masuk kedalam sementara di dalam masih terjadi perkelahian. Dan setelah pintunya terbuka, yang Reza dan mama lihat adalah Zafran sudah terkulai lemas di lantai dengan banyak luka termasuk sayatan serta darah sambil menunjuk ke arah jendela yang sudah pecah.
"Menunjuk ke arah jendela?" tanyanya.
"Iya"
"Lalu?" ucapnya masih penasaran.