Chereads / My Barbie / Chapter 1 - 2 Years Ago

My Barbie

🇮🇩nillaarf
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 18.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 2 Years Ago

Pengharapan kembali kisah yang telah lalu apakah bisa kembali terjadi? Hanya takdirlah yang tahu.

2 Tahun Kemudian

Denting yg berbunyi dari dinding kamarku

Sadarkan diriku dari lamunan panjang

Tak terasa malam ini semakin larut

Ku masih terjaga

Sayang engkau dimana aku ingin bersama

Aku butuh semua untuk tepiskan rindu

Mungkinkah kau disana merasa yg sama

Seperti dinginku dimalam ini

Alunan musik menyayat hati kini memenuhi seluruh auditorium sebuah univesitas kenamaan di Indonesia, seorang lelaki terduduk dengan balutan jas berwarna hitam dibalik piano putih yang hamper menutupi seluruh tubuhnya. Dengan mata yang terpejam ia melantunkan sebuah music diiringi dengan suara piano yang ia mainkan dengan jari lentiknya.

Seperti kembali ke masa-masa dimana kebahagiaan itu berada, lelaki dibalik piano itu terkadang membuka matanya dengan mata kosong seperti telah larut dalam setiap isi dari lirik yang ia nyanyikan.

Rintikan gerimis mengundang kekasih di malam ini

Kita menari dalam mimpi yang indah

Sepi kurasa hatiku saat mengingat sayangku

Jika kau disini aku tenang

Semua orang yg hadir dalam acara malam keakraban tersebut mulai terhanyut dalam lagu yang lelaki itu mainkan, ini adalah moment yang langka melihat seorang mantan artis bernyanyi kembali setelah menghilang dari dunia pertelevisian disaat karirnya yang tengah melejit. Dengan banyaknya fans yang selalu meneriaki namanya, tawaran manggung ataupun sebagai model iklan selalu datang silir berganti, sebuah hal yang sangat diinginkan oleh banyaknya artis ataupun calon artis diluar sana.

Namun secara mengejutkan disaat ia tengah melaksanakan konsernya disuatu daerah, dudepan banyaknya fans yang menantikan idolanya beraksi diatas panggung. Ia mengumumkan bahwa konser yang ia lakukan pada hari itu adalah project terakhir untuk karirnya didunia entertainment yang sukses mengejutkan banyak orang bahkan manajernya hanya bisa berdiri dibelakang panggung dengan wajah pasrahnya karena sudah menduga hal ini akan terjadi.

Dan benar saja setelah itu Gallen Christian seorang penyanyi juga yang melakoni perannya sebagai actor usai pada hari itu juga dan setelahnya tidak ada yang tahu apa yang dilakukan lelaki itu.

Hoooo oooo Hoooo

Sayang kau dimana aku ingin bersama

Aku butuh semua untuk tepiskan rindu

Mungkinkah kau disana merasa yg sama

Seperti dinginku dimalam ini

Rintik gerimis mengundang kekasih dimalam ini

Kita menari dalam mimpi yg indah 

Hoooooo

Sepi kurasa hatiku saat mengingat sayang ku

Jika kau disini aku tenang

Hooooooo

Jika Kau disini Aku tenang

~Denting~

Dan disinilah laki=laki itu berada, melanjutkan pendidikannya disebuah universitas swasta di Jakarta, menjalani hari-harinya sebagai seorang mahasiswa semester 4. Suara riuh tepuk tangan menghiasi auditorium setelah Gallen menyelesaikan lagu pertamanya setelah usai vacuum dari dunia tarik suara yang telah membesarkan namanya itu.

Gallen menatap para penonton dengan senyumnya dan sedikit menundukan kepalanya, ia mengedarkan pandangannya keseluruh penonton yang hadir dia tersenyum miris, tentunya yang ia harapkan tidak akan terjadi.

Gadisnya tidak akan tiba-tiba datang begitu saja hanya untuk melihatnya, itu adalah hal yang sangat mustahil namun tetap saja ia harapkan terjadi didunia nyata.

"For You My Barbie" gumam Ali sebelum akhirnya turun dari atas panggung,

Laki laki tersebut segera turun dengan muka yg sangat datar berbeda dengan ekspresinya saat diatas panggung yg sangat menghayati lagu tersebut hingga satu air mata sempat menetes membasahi pipinya.

Tapi tidak ada yg bisa melihat air mata itu karena semua juga ikut terhanyut bahkan ada yang menangis saking indahnya permainan Gallen seolah sang penonton mengalami kisah yang ada pada lagu 'denting' yang dimainkan oleh Gallen.

"Gila lo Li keren banget" ucap salah satu teman laki laki itu dan diangguki dengan teman di sampingnya yang juga ikut berdecak kagum bahkan dilihat sebuah tisu ditangan lelaki itu. Gallen hanya memberi sebuah senyuman melihat tingkah kedua temannya itu.

"Nangis lo? Tanya Gallen kepada temannya itu, sedikit geli melihat temannya yang menangis sungguh tidak cocok dengan wajahnya yang dingin itu

Kevin mendengus tak suka mendengarnya, karena terkesan sangat mengejek baginya. Memangnya tak boleh dirinya menangis? Kevin juga memiliki perasaan.

"Suruh sapa lo nyanyi lagu yang sedih sedih gitu, kan gua jadinya baper bego."

Gallen terkekeh mendengarnya, "tampang dingin, kelakuan playboy tapi nangis gara gara lagu doing. Cemen lo." hina Gallen, tak tau diri memang. Tapi inilah Gallen yang masih ramah dan seperti dahulu jika bersama temannya.

"Len lo keren" ujar Stella menghampiri Gallen dan Kevin yang tengah saling mengejek. Wajah Gallen seketika berubah datar dan tidak bersahabat lagi.

"Thanks Stell." jawab Gallen seadanya, namun bagi Stella ia merasa terbiasa dengan itu semua.

"Sumpah menghayati banget lo nyanyinya, kayak emang lo ngalamin…" ucapan Stellah terhenti saat melihat Gallen yang melengos begitu saja.

"Loh Len….." panggil Stella yang tidak digubris oleh Gallen, Kevin hanya menghela nafasnya melihat tingkah Gallen. Stella itu cantik pintar ramah pula namun sepertinya hati Gallen tidak pernah goyah. Bahkan mungkin tidak pernah terbuka oleh siapapun itu.

Gallen ya tetap Gallen, hatinya hanya untuk seseorang yang entah sekarang tidak tahu keberadaannya. Namun Gallen tetap menunggu kembalinya gadis itu didalam kehidupannya tidak peduli berapa banyak gadis yang mendekatinya. Gallen akan tetap diam dan menunggu gadisnya itu.

"Lo lihat sendiri kan Stel, Gallen gimana.."

"Vin, batu aja yang keras bisa hancur kalo ditetesin air. Begitu juga dengan kerasnya hati Gallen Kev." Ujaar Stella optimis. Sedangkan Kevin hanya terdiam termangu mendengarnya.

Disisi lain Gallen kini duduk disebuah taman dekat lapangan basket kampusnya itu dengan membawa sebuah minuman dingin ditangannya. Kepalanya mendongkak menatap pekatnya langit malam yang menemaninya.

Tidak ada taburan bintang yang biasanya menghiasi pekatnya malam. Kini hanya ada warna hitam dan Gallen yang mengamati itu semua. Gallen hanya suka suasana ini, suasana kesendiriannya dibawah hitamnya langit dimalam hari dan Gallen dapat memikirkan seseorang diwaktu itu juga.

"Where are you bie?"

-0-