Seseorang yang tengah kehilangan arah memang sangat mudah untuk dikelabui.
"Duh duh Mil udah napa!" ucap Salsa saat melihat Mila sang sahabat terus mendorongnya padahal mereka telah jauh dari Gallen. Bahkan sampai memasuki ruang auditorium-pun Mila masih saja mendorongnya, sudah seperti bebek saja dirinya sekarang.
"KAMILA DENANDRAA!" teriak Salsa dan Mila akhirnya menghentikan sesi dorongannya dan hanya membalas cengiran tanpa dosannya. Gadis itu akhirnya tersadar dari pikiran kosongnya, memang setiap bertemu dengan Gallen pikiran Mila selalu melayang entah kemana. Dirinya merasa bersalah karena berbohong juga merasakan sakit yang luar biasa saat mengetahui bahwa Gallen memang masih mencintai Salsa sebesar dirinya mencintai Gallen.
"Hehehehe sorry Sal keterusan gue nya" ucap Mila dengan mengangkat tanda 'peace' Nya.
"Lo tu ya keterusan keterusan la wong orangnya kagak ada gue nya di dorong terus." Dumel Salsa sedangkan Mila hanya nyengir polos.
Mereka kembali memposisikan dirinya ditempat semula, sudah ramai sebenarnya para senior yang memperkenalkan diri bahkan sudah hamper selesai sekarang.
"Kakak muka pucet udah ngenalin diri?" Tanya Salsa kepada teman yang ada disampingnya, membuat temannya itu berpikir sejenak siapa kakak 'Muka Pucat' yang dimaksud Salsa itu.
"Maksud lo kakak yang punya tahi lalat dihidung itu?" ujar temannya yang hanya diangguki oleh Salsa.
"Udah tadi abis lo keluar dari audi."
Salsa mendesah kecewa mendengarnya, dirinya gagal mendapatkan nama dari orang yang ia incar itu. Entah itu perasaan suka atau hanya mengagumi Salsa ingin mengenal Kevin atau mungkin kenal dekat sepertinya.
Namun bagaimana dengan takdir? Terkadang takdir suka mempermainkan perasaan seseorang.
Sedangkan disisi lain Gallen berjalan dengan wajah kosong, dirinya seharusnya bahagia orang yang selama ini ia tunggu kehadiran sudah kembali, namun sepertinya Gallen sedikit kecewa karena melihat reaksi dari Salsa yang seperti tidak mengenalnya membuatnya merasa kecewa.
Untuk urusan Mila, ia mengerti kalo Mila marah padanya ia sangat mengerti karna itu juga kesalahnnya tapi bukan kayak gini caranya. Ia lebih baik di caci maki atau di pukul hingga lebam tapi jangan menjauhkan dirinya dengan Salsa. Gallen selalu berkomunikasi dengan Mila via chat hanya untuk mencari tahu dimana Salsa karena sejujurnya dirinya tidak percaya bahwa kabar yang disampaikan Satria dulu bahwa Salsa sudah meninggal, karena Gallen tidak pernah diberitahu dimana letak makam gadisnya itu.
Namun setiap Gallen bertanya, Mila selalu menjawab 'tidak tahu' atau bahkan mengalihkan topic pembicaraan.
"Sal, Aku akan membuat kamu mengingatnya lagi" gumam Gallen dan ia akan melakukannya karena itu Prinsip dan Janjinya. Dirinya sudah terlalu muak menunggu selama ini dan mendapat hasil yang tidak ia harapkan.
"Hoyy Len!" ucap Kevin yang tiba tiba datang dan mengagetkan Gallen tapi dengan cepat merubah ekspresinya seperti semula.
"Lo kemana aja sih , MOS nya dah mulai nih malah ketuanya ngaret kayak gini" ceramah Kevin yang hanya ditanggapi Gallen dengan ekspresi datarnya lalu beranjak pergi meninggalkan Kevin yang terus memanggilnya.
"Padahalkan gue mau bahas soal cewek mungil tadi." Gumam Kevin menatap punggung Gallen yang semakin menjauh. Kevin mulai penasaran dengan Salsa.
~•••••••~
"Mana sih nggak mulai mulai pembukaannya" dumel Salsa yang lelah menunggu pembukaan masa orientasi itu. Karena ternyata untuk perkenalan para senior bukanlah upcara yang sebenarnya, mereka hanya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum upacara dimulai.
'Ngapain juga pake upacara pembukaan gini nggak ada faedahnya lagian!'
Salsa hanya bisa mendumel dalam hati karena jika ia mendumel mengeluarkan suaranya bisa bahaya jika ada yang mendengar bagaimana? Bisa-bisa dirinya dihukum atau lebih parah dipermalukan didepan umum.
Kalau sama sama junior sih nggak papa bisa Salsa kasih permen ntar untuk tutup mulut , tapi kalau senior dirinya bisa dapet masalah ntar.
Kan siapa tahu ada senior yang sedang menyamar jadi junior bisa saja kan !
"Sabar kali , nah tu dah mulai" ucap Mila saat melihat 2 orang senior yg menaiki panggung.
"Noh udah mulai" ucap Mila menunjuk 2 orang yang sedang menaik keatas panggung.
"Hai guys!" sapa senior yg lumayan tampan.
"Haiii!" balas anak MABA serempak.
"Capek nggak guys!" tanya salah satu Senior yg lainnya.
"Nggak!"
Sedangkan Salsa hanya ngedumel nggak jelas.
"Oke Guys kenalin nama gue Refardo Aldiandra kembarannya Cameron Dallas" ucap Aldi dan mendapat cemoohan Senior yg lain.
"Nih pasti kalian sudah mengenal ketua untuk OSPEK tahun ini kan? ketuanya udah dateng sini Li" ucap Aldi sedangkan Gallen hanya menatapnnya datar dan segera menaiki panggung diikuti Kevin dibelakangnya.
"Mil itu kakak muka pucetkan? Gantengnya gak ketulungan Mil!!" pekik Salsa melihat Kevin dengan tatapan memujanya kearah Kevin yang berdiri dibelakang Gallen.
Sepertinya Salsa tidak menyadari bahwa dirinya telah diamati oleh Gallen sejak tadi bahkan ketika dirinya tengah mengeluarkan pidatonya seperti sekarang, titik fokus Gallen hanya gadis mungil yang berdiri tak jauh darinya, hanya Mila yang menyadari itu.
"Bolehkah gue ngegantiin posisi Salsa sekali aja Len?" gumam Mila.
Gallen mundur satu langkah dan mensejajarkan dirinya disamping Kevin.
"Li li lihat cewek mungil itu deh, kayaknya dia naksir gue. Dari tadi merhatiin gue tau." Bisik Kevin sambil mengarahkan pandangannya kearah Salsa, membuat itu sedikit gelagapan. Karena ada dua cowok ganteng yang sedang memperhatikannya. Satu dengan senyum manisnya yang membuat Salsa sedikit melted melihatnya siapa lagi kalau bukan Kevin.
Dan satu dengan wajah datarnya, namun bukan itu yang menjadi titik fokus Salsa.
Tetapi makna tatapan lelaki itu yang membuat hati Salsa merasakan sakit secara tiba-tiba. Bahkan Salsa tidak bisa menatap lama kearah Gallen karena itu membuat hatinya sakit secara tiba tiba.
Dan pemilik mata itu adalah Gallen Christian yang tiba-tiba menunggunya didepan kamar mandi bahkan memanggil namanya dengan tatapn teduh.
"Siapa itu kak Gallen?"
"Dia Salsa."
~••••••~