Chereads / My Barbie / Chapter 4 - Kamu dan Segala Ingatanku

Chapter 4 - Kamu dan Segala Ingatanku

Mungkin aku tidak bisa memastikan kapan kamu kembali, tapi aku bisa memastikan hatiku tetap setia hingga kamu kembali.

"Gimana kalo kita buat acara Promnight." usul Stella menatap seluruh anggota dengan mata binarnya berharap ada yang menyetujui usulannya termasuk si muka datar Gallen. Menurut Stella, promnight adalah hal yang wajib dilakukan ketika OSPEK seperti ini.

Ya mereka sedang melakukan rapat acara apa yang bakal mereka gunakan untuk acara terakhir di MABA. Sehingga bisa berkesan juga bermakna bagi seluruh peserta OSPEK. Seperti mendapatkan pasangan mungkin.

"Gimana lo kalo Promnight sekalian kita buat tantangan gitu?" ucap Randy membenarkan usulan Stella.

"Gue setuju usulan lo soal promnight, tapi kalau Cuma promnight ditambah ada tantangan itu terlalu biasa? Sudah banyak kampus lain yang menggunakan promnight sebagai acara akhir penutupan mereka. " ujar Gallen membuat seluruh anggota mengangguk setuju, hal yang mainsream dilakukan akan mudah terlupakan, kita harus melakukan hal yang berbeda agar dapat berkesan dihati yang mengikutinya.

"Kita adain promnight, tapi dilokasi pinggir pantai dan juga bakal dilakukan beberapa perlombaan sebelum malam prominght?"

"Bisa tuh, pemilihan buat queen and king wajah baru kampus bisa juga dilakuin." Tutur Kevin menambahi usulan anak yang lain, memang benar setiap tahunnya akan diadakan pemilihan King and Queen sebagai wajah baru kampus mereka yang bertugas mempromosikan kegiatan kampus dan hal lain sebagainya.

"Bukannya buat ajang modus lo Vin?" celetuk Gallen dengan wajah meledeknya membuat Kevin mendengus tak suka. Laki-laki ini suka sekali mengejeknya dan membuatnya naik darah.

"Iya tuh, Kevinkan buaya pasti gue yakin abis dari pantai dia bakal dapet cewek baru lagi."

"Atau gak naninu-an disana."

CETAK

Sebuah bolpoin mendarat tepat didahi Riko yang tadi membahas soal naninuan, siapa lagi pelakunya jika bukan Kevin sendiri.

"Enak aja kalo ngomong njir, gue pilih-pilih ya jadi cowok." Tutur Kevin sedikit kesal membuat gelak tawa diruangan tersebut, suasana yang tadi sempat tegang-pun berubah menjadi cair sedikit demi sedikit.

Dan selanjutnya rapat-pun menjadi sedikit santai dan dipenuhi candaan.

~••••••••••~

Banyak sekali mahasiswa baru yang berlalu-lalang dikoridor kampus, termasuk dua gadis yang sejak tadi hanya berdiri lalu duduk dibangku taman dengan raut kesalnya. Setelah tadi berada diaula mereka lebih memilih keluar untuk menghirup udara karena Aula yang cukup pengap dan panas.

"Ini para kemana sih Mil seniornya , tau nggak sih junior yang imut bin kyut ini sedang menunggu untuk mencari gebetan baru." cerocos Salsa lebay dan tiada hentinya yang membuat Mila hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya itu.

Sudah berapa kali Salsa ngomong seperti ini dan Mila hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan sahabatnya yang bin ajaib itu. Mau menahan-pun percuma Prilly pasti akan mengulanginya karena dasarnya Salsa adalah orang yang cerewet.

"Ya ampun Sal gue ngajak lo kesini bukan untuk cari gebetan baru tapi buu." ucapan Mila terhenti karena ia hampir keceplosan tentang misinya mengajak Salsa memasuki universitas ini. 

Jangan sampai ketahuan! Baru juga memulai misi masa sudah ketahuan kan nggak elit apalagi perjuangan Mila merayu Satria agar mau mengizinkan Salsa sekolah di Indonesia saja susahnya minta ampun masa sudah ketahuan aja. Ini saja dirinya tidak akan tahu nasibnya jika Satria mengetahui Mila sengaja mengajak Salsa masuk ke Universitas yang sama dengan dia. Mungkin akan mendapat semprotan tujuh hari tujuh malam dari Ricky.

"Ta tapi apaan." ucap Salsa kepo dengan ucapan Mila. Salsa itu punya jiwa kepo yang maksimal persenannya membuat Mila terkadang harus mengontrol agar tidak ketahuan.

"Ya tapi bu buat belajar lah iya belajar." ucap Mila tapi sepertinya Salsa masih curiga tapi ia menutupi itu. Percuma juga jika Salsa meminta kejujuran Mila pasti hasilnya nihil dan mengalihkan pembicaraan mereka.

"Lo pasti nyembunyiin sesuatu dari gue Mil , gue bakal cari tau apa yg lo sembunyiin." batin Salsa masih merasa curiga.

"Ya udah ayo kita balik ke Aula." ajak Salsa dan segera menarik Mila untuk berjalan kembali ke Aula. Namun langkah Salsa terhenti saat matanya melihat pemandangan yang sangat indah didepan matanya.

"OMG HELLO MILAAA!!!!!!!" pekik Salsa menggenggam tangan Mila begitu erat. Mata gadis itu kini berbinar melihat sosok jangkun yang tengah berjalan kearahnya bersama seorang lelaki berwajah arab dan beralis tebal seperti Zayn Malik namun versi local.

"Apaan Sal, tangan gue gak usah digenggam erat juga kali." Tutur Mila mencoba melepas genggaman tangan Salsa.

"Lihat deh ada cogan, gila-gila cakep Mil, putih tinggi misterius gitu." Tutur Salsa membuat Mila memutar bola matanya kesal. Cogan lagi cogan lagi. Hidup Salsa memang tidak jauh dari yang namanya cowok ganteng.

"Cowok mana lagi yang lo k a t a i n c o g a a n…" ucapan Mila terhenti saat melihat arah pandang Salsa. Bukan karena cowok tinggi jangkun yang dimaksud Salsa, namun seseorang disebelahnya membuat Mila terdiam.

"Nahkan lo juga terpesona sama kecakepan senior itu, tapi inget itu punya gue ya!! Jangan direbut lo sama cowok disebelahnya aja yang mirip Zayn Malik." Ujar Salsa membuat Mila terkesiap mendengarnya.

"Jadi benar Sal, lo sama sekali nggak inget sama dia ya?" batin Mila lirih.

Mata Mila kini fokus kepada lelaki beralis tebal itu, sejujurnya Mila merindukan lelaki itu, merindukan tawa cerianya dahulu saat bersama dirinya. Namun dahulu Mila sadar hati lelaki itu hanya untuk gadis mungil didepannya.

Tapi dengan kondisi sekarang, apakah Mila bisa merebut hati seorang Gallen Christian walau hanya sesaat?

-0-