Kamu adalah candu disebuah penantian yang kutunggu-tunggu.
"Li lo yakin bakal nggak balik lagi kedunia keartisan lo" ucap Varel memastikan sahabatnya itu untuk masuk ke dunia keartisannya kembali. Varel itu sahabat dan juga mantan manajer Galen saat mereka masih sama-sama terjun ke dunia entertainment.
"Lo pasti tau jawabannya" ucap Gallen datar dan segera beranjak pergi meninggalkan sahabat yg dulu sempat menjadi Manager nya itu. Berjalan memasuki kamar mandi, dirinya muak ditekan untuk kembali ke dunia yang justru menghancurkan apa yang dia bangun bersama dengan gadisnya.
Varel hanya dapat menghela nafasnya mendengar jawaban Gallen yang sudah ia duga sejak pertama kali ia membujuk Gallen. Gallen itu keras kepala, sekali dia bilang nggak maka nggak.
Sangat sulit memang membujuk laki laki untuk kembali ke dunia yang sangat Gallen impikan dulu tapi sekarang justru Gallen jauhi karena suatu hal yang hanya Gallen dan beberapa orang saja yant tahu akan hal itu.
"Gue tahu Len lo kenapa kayak gini tapi jangan menjauhi dunia yang dari dulu lo impi impikan Len." gumam Varel menatap punggung sahabatnya itu dengan pandangan sendunya yang makin lama hilang dibalik pintu kamar mandi.
Varel merasa sedih dengan perubahan Gallen yang seperti ini. Gallen memang masih seperti biasa namun akan berubah 360 derajat jika membahas tentang bakat dan masa lalunya ia menjadi sangat tidak tersentuh oleh siapapun.
Susah memang kalo sudah terlanjur cinta.
Varel hanya bisa diam dan pasrah melihat Gallen yang sekarang, Gallen sudah memutuskan dan Varel hanya bisa menghargai itu. Namun jika Gallen ingin kembali ke dunianya Varel siap untuk membantu bahkan menseponsori comeback Gallen suatu hari nanti.
Karena Varel tau, Gallen berbakat.
~••••••••••••~
Gallen berjalan santai di koridor kampusnya dengan wajah tanpa ekspresinya, itulah Gallen jika dia sedang sendiri hanya diam. Kampus kini sedang diramaikan oleh masa-masa orientasi mahasiswa baru. Banyak orang sedang berlalu lalang dengan menggunakan artibrut yang cukup aneh menurut Gallen.
Sepertinya Gallen lupa, bahwa dirinya sendiri yang menyetujui pemakaian artibrut itu dan mengajukannya ke pihak kampus. Sebuah jas berwarna biru hanya Gallen sampirkan dibahunya, tanpa mempedulikan tatapan orang yang melihatnya Gallen hanya melangkahkan kakinya menuju ruang BEM untuk mengadakan rapat acara pembukaan.
Tentu banyak yang menatap Gallen, karena mereka tau siapa Gallen, mungkin hanya orang yang tinggal digoa yang tak mengenal Gallen. Laki laki tersebut adalah mantan idola Indonesia yang tiba tiba saja membuat kaget seluruh penggemarnya bahwa dirinya menyatakan vacum dari dunia yang sejak kecil ia gandrungi itu dan ia impikan.
Banyak orang yang melirik Gallen, namun laki-laki itu hanya bersikap apatis terhadap sekitar. Tujuannya hanya kuliah bukan untuk menjadi terkenal lagi seperti dahulu.
"OMG OMG DEMI ZAYN MALIK"
Langkah Gallen seketika terhenti saat mendengar suara yg tak asing di telinga nya. Teriakan itu sangat khas diingatan Gallen. Suara yang sangat ia rindukan.
Tapi apakah mungkin dia beneran ada disini?
"Suara itu." gumam Gallen ia sangat mengenal suara siapa itu dan mencari asal suara tersebut. Ia melupakan bahwa para anggota BEM menunggu untuk dimulainya rapat.
"Omg demi Zayn malik Mila lo kemana aja sih gue nunggu lo sampai lumutan tau nggak"
Gallen berjalan ke sumber suara yang berada tepat di Aula yg akan digunakan untuk anak MABA perkenalan. Gallen mengintip dari balik pintu yang tak terlalu tertutup rapat dan terlihatlah sosok gadis mungil yang membelakanginya.
"Mila lo tau gue baru aja mendarat kemaren sekarang gue disuruh MOS What The Hell nggak adilnya dunia ini."
"Suara itu , suara Salsa" batin Gallen menambah penasaran siapa yg memiliki suara yg sangat mirip dengan Barbie nya itu. Bukankah tidak mungkin Gallen berada dikampusnya, apalagi menjadi mahasiswa baru. Dirinya dan Salsa itu seumuran, mana mungkin Salsa menjadi mahasiswa baru dikampusnya.
Namun suara itu sangatlah mirip dengan gadis yang ia nantikan kehadirannya.
Gallen menajamkan matanya untuk melihat siapa yg memiliki suara cempreng itu. Tapi sayang orang yang memiliki suara cempreng itu membelakanginya sehingga ia tak bisa melihat wajah nya, hanya bisa melihat tubuh mungilnya yang memang mirip dengan gadis itu. Sehingga membuat Gallen sedikit kecewa tidak dapat melihat siapa orang tersebut hanya melihat gadis itu bertubuh mungil dan berkuncir 2.
Pukk
"Len lo ngapain disini? ini kan tempat para MABA bukan tempat rapat para senior." ucap seorang gadis tapi Gallen tak mengindahkan tepukan dan suara gadis tersebut ia memfokuskan matanya untuk melihat wajah gadis mungil disana. Gallen masih berusaha untuk mengetahui siapa gadis itu.
Jujur ia sangat merindukan suara gadis itu bahkan setiap perlakuan gadis yang sekarang entah pergi kemana menghilang dari dunia.
"Aelah masih berdiri disini , Ayo rapat para senior bakal dimulai , tapi ketuanya malah disini Ayo ke ruang rapat." ucap gadis tersebut dan segera menarik Gallen yang hanya diam dengan muka datar mengikuti tarikan tangan gadis didepannya
"Mungkin nanti." gumam Gallen dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut.begitu saja.
~••••••••••••~