Sesampainya di TK Pertiwi, Ibunya Amanda mendaftarkan Disa sembari menulis biodata Disa dan kelengkapan dokumennya. Sesudah mengisi dokumen Disa di gandeng/di pegang tanganya oleh Bu Ira, dan dibawa keruang kelasnya. Ibu Amanda hanya mengikuti di belakangnya. Disa tidak takut bahkan tidak menangis karena dia sudah terbiasa bertemu dengan orang-orang baru di rumah besarnya.
Sebelumnya Bu Ira sudah saling kenal dengan Disa, Bu Ira selalu berkunjung kerumanhnya tujuannya bertemu dengan kakaknya Amanda. Bu Ira dengan Amanda adalah Saudara perempuan sekandung. Amanda adalah kakak dari Bu Ira, usia keduanya hanya terpaut 2 tahun.
"Disa kakak akan masuk keruangan kelas kakak, jadi sampai jumpa sewaktu istirahat dek Disa dan jangan cengen yah"
Danar menggoda adiknya dengan menyentuh pipi adiknya yang menggemaskan.
"Iiih kakak sakit tau, jari kakak pasti belum dipotong kukunya, pipi Disa jadi sakit nih"
"Hehe cupcup sampai nanti adikku"
"Ya kakak"
Disa melangkah dengan Bu Ira dan membuka pintu kelas. Disana terlihat seorang wanita yang sedang mengajar anak-anak yang lain. Sebelum melangkah masuk kedalam ruangan Ibu Amanda di kerumuni dengan Ibu-ibu yang juga mengantar anaknya. Mereka sedang menunggu di luar ruangan dan ada juga yang mengawasi anaknya dibalik jendela. Jendela di TK Pertiwi ini cukup besar dengan tujuan agar orang tua dapat memantau anaknya. Karena hari pertama melepas seorang anak sekolah itu terasa berat bagi seorang Ibu, seorang ibu akan berfikir nanti anakku akan bagaimana dan sebagainnya. Seorang ibu sudah sewajarnya merasa khawatir dan was-was dalam menjaga anaknya.
"Bu Ira tunggu"
Ucap Disa sambil berhenti langkahnya.
"Ada apa Dinda? kenapa berhenti?".
"Begini Bu Ira...Dinda tiba-tiba ingin ke toilet"
"Begitu ya...kalau begitu akan ibu antar"
"Baik bu"
Ibu Amanda yang sudah selesai mengobrol dengan teman-teman pengajiannya di kampung dan melihat Disa dengan Ira dari kamar mandi;
"Dinda darimana kamu?"
Ucap Ibu Amanda.
"Dinda tadi ingin buang air kecil jadi ku antar"
Ucap Ira dengan kakaknya Amanda.
"Owh... lain kali bilang ke Ibu biar Ibu antar ya Dinda"
"Iya bu...tadi kan Ibu terlihat sibuk dengan teman-teman ibu. Jadi Dinda minta tolong bu Ira"
"Ya kalau begitu, masuklah kedalam kelas"
Amanda menyentuh kepala anaknya dan mengusap-usap kepala Dinda. Dinda membalas dengan senyuman manisnya.
Mereka berdua Ibu Ira sebagai kepala sekolah dan Dinda sebagai siswi baru diperkenalkan didepan kelas. Dinda terlihat bersemangat karena melihat banyak anak-anak lain seusianya didalam ruangan itu. Bu Ira memanggil guru taman kanak-kanak yang sedang membimbing siswa-siswinya.
"Maaf mengganggu Bu Ela..."
"Iya Bu Ira, apa anak ini yang Bu Ira ceritakan kemarin yang akan jadi siswi baru disini?"
"Benar Bu Ela...Dinda silakan kamu perkenalkan namamu didepan sana bersama Bu Ela ya... Bu Ira akan kembali keruangan Ibu.."
Bu Ira pertama kali memperkenalkan dengan bu Ela yang sedang mengajar didalam ruangan itu dan menitipkannya pada Bu Ela.
"Baik bu Ira, Terimakasih"
Ucap Dinda....
"Sama-sama Dinda"
Setelah itu Dinda berjalan kedepan kelas dan disampingnya Bu Ela. Setelah Dinda mengucap salam dan semuanya membalas.
"Hallo semuanya"
"Hallo"
"Alloo"
"Aaoo"
"Haalo"
"Haaallo"
"Allloo"
"Halo"
Di dalam kelas tersebut ada tujuh murid dan di kelas ini hanya ada 4 laki-laki dan 3 perempuan sebelum Dinda dikelas itu. Jika Dinda dihutung sekarang jumlah laki-laki dan perempuan di kelas ini seiimbang.
"Namaku adalah Adinda Disa Fedorra, kalian boleh memanggilku Dinda. Salam kenal semuannya"
Setelah Dinda memperkenalkan diri, anak-anak disuruh berdiri sesuai arahan Bu Ela dan mereka saling menjabat tangan Dinda. Mereka semua datang dan memperkenalkan nama mereka masing-masing sambil menjabat tangan Dinda secara bergantian.
"Karena sudah semuanya...Ayo semuanya kembali duduk ditempat masing-masing, dan untuk Dinda tempat duduknya di sebelah sana didekat Airi dan Fina"
"Baik bu..."
Dindapun melangkah dengan kaki kecilnya pelan-pelan ke arah tempat duduknya.
Ibunya yang sedang mengawasi di balik jendela seakan inging menggendongnya dan membawa ketempat duduknya langsung.
"Dinda semangat, awas kesandung...huft"
Ibu Amanda menarik nafas lega setelah melihat anaknya sampai di tempat duduknya dengan selamat.
"Wuuoooh ini luar biasa di ruangan ini banyak sekali gambar-gambar yang lucu"; pikir Dinda merasa kagum dengan suasana tempat baru itu.
Dinda sudah hafal dengan nama-nama anak dikelas ini terutama anak perempuan. Disamping kanannya adalah Airi, disebelah kirinya adalah Fina, dan disamping Fina adalah Sabrina.
"Dinda apa kamu tau ini?"
Ucap Sabrina dengan ceria dan semangat.
"Aku tau ini adalah bunga mawar..."
"Wah kamu hebat Dinda, kalau ini...?"
Sambil bertanya lagi kepada Dinda, karena pelajaran kali ini belajar tentang tanaman bunga dan buah-buahan.
"Itu buah Carica ya kan?"
"Benar sekali Dinda ucap Sabrina"
"Dinda gambar yang tadi disamakan dengan tulisannya dan tarik garis untuk menghubungkannya"
Ucap Airi yang tiba-tiba iku berbicara
"Fina benarkah seperti ini?"
Ucap Airi sambil bertanya kepada Fina.
"Itu Benar tapi garis yang kamu hubungkan salah dua jawabanmu tertukar Carica dengan pepaya itu berbeda Airi..."
"Eh..."
Airi sedikit kaget dan tidak percaya.
"Apa garis ini salah Dinda?"
Ucap Airi.
"Hmm itu memang tertukar, pepaya sebagai tanda ukuranya lebih besar dibanding carica Airi..."
"Begitu ya Dinda"
"Ya seperti itu, aku tiap hari sudah melihat carica jadi tau"
"Padahal aku juga sering melihat carica...ya walaupun pepaya jarang melihatnya apa lagi disini"
"Ayahku sering membawa pepaya jika pulang ke rumah, rasanya enak segar dan manis dan banyak airnya enak sekali kalau dimakan sewaktu siang hari Airi..."
"Benarkah?"
"Dinda apaboleh kami datang bermain kerumahmu?"
Ucap Sabrina dengan semangat.
"Tentu saja boleh Sabrina.... , Airi dan Fina juga silakan datang"
"Wah Terimakasih Dinda"
Fina dan Airi juga menyaut berbarengan setelah Sabrina.
"Terimakasih Dinda"
Mereka semua saat ini belum tau tentang Dinda dan mereka melanjutkan percakapan anak-anak hingga jam waktu pulang. Mereka sudah menyelesaikan tugas pertama dihari pertama masuk. Mereka semua setelah berdoa dan keluar menemui orang tua masing-masing.
"Sampai jumpa besok, Dinda"
Ucap salah satu temannya yang bernama Sabrina dan Airi dan Fina melambaikan tangan mereka pada Dinda. Dinda membalas ucapan Sabrina juga melambaikan tangannya.
"Sampai jumpa kalian...besok jumpa lagi..."
Hingga teman Dinda tak terlihat, Dinda bertanya pada ibunyam
"Bu apa kakak masih lama?"
"Tidak Dinda, yang sabar yah kakakmu sebentar lagi akan keluar..."
"Bu aku ingin lihat kakak"
"Baiklah ayo kita kesana, disana adalah ruang kelas kakakmu..."
"Ayo bu..."
Sambil menarik tangan Ibunya, Linda yang ditugaskan menjaga di ruang Danar melihat Dinda dan Nyonya Amanda sedang menuju kearahnya. Linda berdiri dan bertanya;
"Dinda bagaimana tadi didalam kelas?"
"Bi Linda, tadi aku bertemu teman-teman dan aku sudah membuat pertemanan dengan mereka. Nama mereka Fina, Sabrina dan Airi"
"Wah bagus tuh Dinda"
"Hehe"
Sambil tersenyum manis.
"Bu ibu tadi teman Dinda yang namanya Sabrina ngomongnya cerewet bu...cerewet banget si Sabrina itu, tapi dia suka senyum bu"
"Wah seperti itu ya Dinda....jika Dinda sama Sabrina kira-kira senyumnya manis siapa?"
Ucap ibunya kepada Dinda dan ibunya menyentuh kedua pipi Dinda dengan kedua tanganya sambil berjongkok.
"Tentu Dinda lah bu..."
"Hehe Dinda paling manis di hati Ibu, sambil mengecup salah satu pipi Dinda ❤.
"Agh ibu curang, Dinda juga ingin kecup ibu...cup❤".
"Kakaknya baru keluar ruangan dan melihat adiknya dikecup ibunya, Danar juga sedikit merasa iri ..."😐.
Danar langsung datang dan tiba-tiba mengecup pipi adik dan ibunya yang sedang jongkok didepan Dinda.
"Ibu dan Dinda tidak adil kakak juga ingin...cup, cup ❤...❤".