Kak Danar sudah menungguku didepan pintu samping mobil. Ibu membuka pintunya setelah berbicara dengan pak Hasyiem. Akupun turun dengan hati-hati dan dibantu oleh Ibu. Saat aku melihat kebawah itu sedikit membuatku takut saat turun. Kakakku memegang pinggulnya dengan kedua tangannya, dan berkata padaku...
Kami mulai berjalan bersama bergandengan tangan dengan kakak, Bi Linda yang didepan mempersiapkan pakaian khusus berwarna putih (toga lab). Ukurannya pas di pakai, kemungkinan Bi Linda sudah mempersuapkan pakaian ini jauh-jauh hari.
"Danar, Dinda ini pakaian khusus lab. Silakan dipakai...untuk Dinda akan Bi Linda bantu".
"Baik Bi..."
Kak Danar memakainya dengan mudah.
"Baik Bi Linda"
Ucapku dan Bi Linda memakaikan pakaianku dengan rapih. Sesangkan ibuku berjalan menemui pak Tarjo.
"Pak Tarjo apa tanaman yang Aku pesan sudah siap?".
"Sudah Nyonya, total ada 20 tanaman... apa nanti Saya bawa kerumah Nyonya Amanda saja?".
"Tidak usah, aku minta tolong saja masukan kedalam bagasi mobil".
"Baik Nyonya"
"Kalau begitu aku akan masuk dan lihat perkembangan tanaman yang lain".
"Baik, silahkan".
Ibu Amanda mendatangi Danar dan Dinda yang baru saja memakai pakaian lab.
"Ayo Dinda ikut Ibu, kakakmu sudah terbiasa disini jadi tidak apa tanpa Ibu gandeng tanganya".
"Baik bu..."
"Agh Danar juga..."
Danar memegang tangan Dinda dan tangan Dinda yang lain di pegang oleh ibunya.
Kamipun masuk kedalam pintu kaca dan sesaat masuk ada hembusan angin yang dingin dari samping kami. Kata Ibuku ini adalah cairan penyeteril.
"Ibu ini terasa dingin..."
"Itu cairan penyeteril yang disemprotkan secara automatis, setelah sampai pintu yang disana nanti akan berhenti".
"Begitu ya bu..."
"Disa hati-hati sewaktu berjalan nanti terpeleset, pegang tangan kakak yang erat"
"Baik kak..."
Setelah samapai diujung lorong penyeteril kamu masuk kedalam ruangan yang disebut Aklimitasi dan disini terbagi kedalam bilik-bilik rumah kaca yang bersekatan dan tertutup masing-masing. Tujuannya sebagai tempat tahapan adaptasi tanaman dan juga tempat uji coba. Setiap tempat ini memiliki suhu ruang yang berbeda-beda. Diruangan lain terlihat lebih luas dari yang kami lihat. Itu adalah tempat akhir aklimitasi yang nantinya siap dilepaskan atau ditanam diluar ruangan.
Di ruangan luas itu aku melihat wajah yang tak asing.
"Fina..."
Teriakku pada Fina dan aku melepas tanganku dari ibu dan melambaikan tangan kananku padanya.
"Dinda..."
"Dinda kamu bermain sama Kakakmu dan Fina yah... Ibu akan menemui Ibunya Fina diruangan yang disebelah sana"
"Baik bu..."
"Danar... jaga adikmu yah!"
"Tenang saja bu...pasti akanku jaga"
Ibu Amanda melangkah kearah ruangan in-vitro. Fina yang ada cukup jauh mulai berjalan mendekat kearah kami.
"Fina... kenapa kamu disini?"
"Agh itu karen-...."
Danar memotong percakapan Fina;
"Maaf Fina, biar ku jelaskan pada adikku ya hehe..."
"Silakan..."
"Begini adikku, Fina itu adalah anak dari Pak Tarjo dan Bu Melin, Fina juga sudah biasa kesini dan terkadang bantu kakak memetik bunga mawar untukmu"
"Wah seperti itu ya ... dan bunga yang kakak bawa ternyata yang memetik Fina"
Dinda entah kenapa tiba-tiba sedikit cemberut dengan pipinya yang menggemaskan.
"Tapi tidak semua kok dik Disa"
Ucap Danar.
"Itu benar Dinda, aku hanya memetik sebagian saja ".
Ucap Fina.
"Begitu ya Fina... syukur deh kalau hanya sebagian".
"Dinda ayo kita lihat-lihat kesana disana ada banyak tanaman yang beragam loh..."
"Ayo Fina"
Mereka berjalan dan melihat-lihat tanaman yang disekitarnya.
"Wah tanaman apa ini? Fina".
"Itu tanaman Anggrek Dinda".
"Lihat Disa disebelah kakak, ini tanaman anggrek yang langka loh"
Ucap Kakakku.
"Anggrek apa itu kak"
"Ini anggrek bulan bintang Disa, lihat dibawahnya ada tulisan nama ilmiahnya juga Paraphalaenopsis denevei".
"Wah bagusnya..."
"Dirumah kita juga ada loh dek dirumah kaca belakang rumah, walaupun tidak banyak"
"Adik belum pernah ke rumah kaca belakang rumah kak...Disa ingin lihat juga"
"Nanti kalau pulang kita kesana dek"
"Sayang kakak..."
Disa memeluk kakaknya, dan mereka bertiga berjalan dan melihat banyak tanaman yang berbeda-beda.
---
Ditempat berbeda Hasyiem sedang berbincang-bincang dengan kedua temannya selama lebih setengah jam. Hasyiem mulai melihat jam tangannya dan kembali ke mobil yang ada di seberang jalan.
"Jer Mad, aku kembali kerja dulu"
Hasyiem sambil membuang putung rokoknya.
"Ok Syiem...gercep"
Di ruangan berbeda Amanda sedang berbincang-bincang dengan Melin.
"Tanaman yang ini gagal tumbuh dan hanya beberapa saja yang berhasil hidup, sedangkan di toples ini hanya 10% yang hidup. Yang sebelah sini A dan B masing-masing 20% dan 5%, yang 20% berhasil bertahan dengan menggunakan perlakuan M1N3"
"Begitu ya ini masih kurang dengan target mungkin harus dirubah perlakuaannya dengan perbandingan yang berbeda agar bisa mencapai target yang berhasil hidup 50%...Melin"
"Baik Nyonya Amanda"
"Kalau begitu aku akan pulang dengan anak-anakku, sudah setengah jam kita membahas uji coba ini"
"Baik Nyonya, biar saya antar hingga kedepan"
Ibu Amanda dan Bu Melin keluar dari ruangan tertutup itu dan dia melihat anaknya dengan Fina di ujung rumah kaca yang lain, terlihat juga Mba Linda yang sedang mengawasi dibelakang mereka. Ibu Amanda mendekati anak-anak itu yang sedang fokus melihat dan menyentuh tanaman-tanaman didepannya.
Dinda yang melihat ibunya keluar;
"Ibu lihat-lihat ibu disini ada mawar hitam dan disini mawar putih juga disana ada mawar yang warnanya merah putih seperti bendera negara Indonesia".
"Wah Dinda tertarik dengan mawar ini kah?"
"Iya Bu...Dinda suka"
"Dirumah sudah ada mawar-mawar itu jadi nanti Dinda bisa lihat dirumah dan Dinda juga bisa bantu ibu menyiraminya".
"Benarkah Bu...?"
"Tentu saja benar adiku, di rumah kita sudah ada... hanya mawar biru yang belum ada dirumah"
Ucap kak Danar.
"Mawar biru?"
Ucap Dinda.
"Mawar biru masih dikembangbiakan jadi belum bisa disebar luaskan sayangku Dinda"
Ucap ibu Amanda.
Dinda dengan rasa penasaran masih ingin fau seperti apa mawar biru.
"Dik Disa nanti dirumah akan kakak ajak Disa keperpustakaan rumah disana ada gambar mawar biru, kamu pasti suka"
"Iya kak tunjukan ke Disa ya nanti"
---
Sedangkan pak Tarjo yang tadi sedang memasukan tanaman ke bagasi sudah selesai dan saat ini sedang menyirami tanaman diluar halaman.
---
"Siap komandan"
Sambil tersenyum kepada adiknya.
"Iih kakak... adik serius loh"
"Kakak juga serius dik"
"Humm"
"Adikku jangan ngambek gitu ntar jadi nenek-nenek loh"
Fina yang lihat candaan adik kakak ini jadi ikut tertawa dengan lirih.
"hhh"
Tapi Fina menutup mulutnya agar tidak terdengar Dinda. Tapi Dinda melihat Fina yang seperti menertawakan kak Danar dengan nada yang aneh.
"Baiklah kak, Dinda tidak marah ok; smile"
"Gitu dong dek Disa yang manis...kecup pipi ❤"
"Kakak ini...Bu Ayo kita pulang... Dinda sedikit ngantuk"
"Ayo-ayo, Ibu hampir lupa kalau kamu harus tidur siang nanti... tapi nanti makan dan mandi dulu ya... jangan langsung tidur".
"Ya Ibuku..."
"Kalau begitu Melin kita pulang dulu..."
Amanda dan Melin saling berjabat tangan dan anak-anak juga saling bertukar jabat tangan. Linda yang dibelakang juga mengikuti.
"Linda kerja yang benar"
"Tentu saja kak"
Linda dan Melin adalah saudara kandung.
"Fina... belajar yang rajin yah"
Ucap Linda...
"Baik"
Ucap Fina.
Mereka akhirnya keluar, Linda sebelum ini sudah menghubungi Pak Hasyiem terlebih dahulu untuk bersiap.