Kakak adik itu mulai melangkah, di tiap langkah nya mereka ter diam karena tiba - tiba merasa malu ber campur rasa ke bahagiaan. Hingga ber henti di sebuah lorong gelap dengan tanaman rambat yang ber bunga lebat dan rimbun. Tanaman itu ber bunga cantik dan harum semerbak di sekitar lorong itu.
Harum bunga itu tidak lain ber asal dari tanaman rambat itu. Tanaman itu masih jarang di Indonesia, hanya sebagian orang yang memang hobi ber cocok tanam, pengoleksi atau instansi penelitian. Tanaman rambat ini adalah tanaman bunga mawar berwarna biru muda yang tergolong sebagai tanaman yang masih langka di Indonesia maupun di belahan dunia yang lain nya.
"Kak aku mencium bau harum, dari mana kah asal harum ini kak?"
"Hmm..."
Danar be rpikir bau harum itu...berasal dari arah depan nya yaitu dari tanaman yang ada di sana.
"Bau harum ini ber asal dari arah yang akan kita tuju dik Disa...itu dia di lorong gelap itu, kamu lihat kan tanaman yang ber bunga dengan warna biru muda itu"
"Disa melihat nya kak...wah cantik nya, itu sangat cantik kak".
Kakak nya yang melihat adik nya yang sedang ber puas diri karena ke indahan bunga yang ada di depan nya dan mereka berhenti lagi saat di depan lorong. Kakak nya saat mendengar suara adik nya dan bilang kalau tanaman yang ber bunga itu cantik. Danar menjawab perkataan adik nya itu.
"Iya dik cantik..."
Kata cantik yang di ungkap kan Danar itu bukan di tujukan untuk tanaman itu melainkan di tujukan untuk adik nya yang memang cantik.
"Kak jalan lagi yuk!"
"Ok"
Mereka berjalan dan bau harum itu terus memanjakan hidung pada kedua anak itu.
"Kak ini bunga mawar rambat ya?"
"Iya betul dik Disa, mawar biru ini tergolong tanaman langka. Kata Ibu kalau tanaman mawar biru ini salah satu yang langka di dunia karena itu, kata ibu kalau tanaman ini sering di sebut sebagai tanaman mawar yang di mitoskan oleh masyarakat umum. Mereka bilang mitos kata ibu karena memang langka dan orang umum pasti sulit menemukannya bahkan yang ibu punya di sini itu hasil dari riset di lab yang belum di sebar luaskan. Mawar ini sekalipun dijual harganya akan mahal di pasaran kata ibu. Selain itu banyak orang yang suka dan banyak orang yang tertipu karena mawar biru ini. Mereka yang tertipu itu mengira mawar biru yang di beli itu mawar biru asli, tapi ternyata kata ibu, mawar yang dijual dipasaran itu bukan asli melainkan hasil pewarnaan. Tapi yang di taman rumah kita ini asli bukan bohongan. Karena banyak yang tertipu maka banyak orang yang menyebut tanaman mawar biru adalah tanaman mitos dik Disa".
"Wah ternyata diluar sana banyak orang yang terkena tipu karena mawar biru ini ya kak?"
"Iya dik"
Mereka terus berjalan hingga mereka keluar dari lorong tanaman mawar rambat itu yang juga memiliki sebutan climbing blue rose. Saat mereka keluar dari lorong itu Disa ter pesona dengan keindahaan yang ada di depan nya. Disa yang baru melihat nya memikirkan bahwa yang ada didepan nya adalah tempat yang disebut surga.
"Uwaaaaah.....kak apa ini yang di sebut taman surga yang ada di buku-buku itu?" Disa selalu membaca dan banyak buku yang telah ia baca. Ia tertarik dengan buku saat usianya masih satu tahun, Disa yang saat itu baru bisa berdiri dan ia sudah bisa berucap mengikuti perkataan kakak nya. Disa saat masih berumur satu tahun sudah menunjukan kecerdasaanya hingga ia melihat buku-buku dia selalu tersenyum. Kakaknya Danar yang melihat berusia 2 tahun juga sama hebat dan luar biasa ia sudah pandai berbicara. Danar juga sudah berdiri dengan seiimbang saat itu ibunya mengajari ia membaca alfabet dan Danar langsung menguasai dan mudah baginya mengingat semua alfabet itu. Danar dan Disa sangat cerdas di bandingkan anak seusianya. Ayah dan ibunya tidak terlalu kaget karena bagi keluarga Amanda semua ini adalah hal yang sudah sering terjadi. Tapi bagi manusia normal ini akan di sebut sebagai bakat atau bahkan kemampuan khusus yang bisa di sebut sebagai mukjizat.
Disa yang tertarik dengan buku tanaman dengan mudahnya mengingat nama-nama dan tulisan yang ada di dalam buku itu.
"Haha jelas bukan lah adikku. Ini hanya lah taman bunga biasa"
"Tapi kak tapi kak, ini se muu a lu aa r bi asa..."
Disa terkagum-kagum dengan semua yang ada di depan matanya. Rayuan dari berbagai macam jenis bunga dan yang menjadi sorotannya tentu saja bunga mawar yang ia sukai. Ada banyak tanaman bunga mawar yang mengiasi taman kecil ini. Bunga mawar potong yang biasa di jual di toko bunga, bunga mawarnya yang berwarna melambangkan rasa kasih sayang yang cocok di ungkapkan sebagai bunga cinta. Ada juga mawar rambat yang beraneka ragam jenis dan warnanya menggugah selera mata seakan ingin memakan hidangan mewah dengan tatapan rasa lapar yang luar biasa.
"Bicaranya jangan terbatah-batah 'terburu-buru' sampai kagak jelas dik..." Danar melihat adiknya yang luar biasa tertarik dengan semua hal yang ia baru jumpai, apalagi jika berkaitan dengan bunga dan bunga yang Disa sukai yaitu bunga mawar. Disa pasti akan tergiur dan terpuaskan hasrat penasaran yang di campur rasa ingin tau nya.
"Disa sangat senang kak melihat banyak bunga dan di depan kita bahkan ada air mancur yang besar dan ini indah. Air mancurnya dikelilingi bunga warna-warni...ummm itu semua bunga mawar yang indah sekali".
"Disa tempat buat melihat taman terbaik dan menikmati taman ini secara maksimal ada disana..."
Danar menunjuk ke sebuah bangku atau kursi taman dengan warna cat putih yang saling bertolak posisinya di mana yang satu melihat ke arah air mancur dan yang satunya memandang ke arah berbagai mawar rambat yang beraneka warna nya.
"Dimana kak?" Disa bertanya dengan rasa penasarannya.
"Di bangku taman itu dik..." Danar menunjukan arah dimana, tempat terfavoritnya. Tempat itu ialah tempat duduk yang ada di taman dengan view pemandangan yang akan memanjakan mata yang berada di dalam konsevatori ini. Tempat ini seakan seperti surga kecil di rumah Amanda. Banyaknya tanaman hias dan berbagai macam bunga mawar juga ada banya tanaman bunga hias yang beraneka ragam jenis, warna, coak dan harum bunga yang beragam. Bau harum dari bunga akan silih berganti memanjakan hidung siapapun yang berada di tempat itu.
"Ayo kak.."
Mereka berjalan hingga ke posisi yang ada di dekat pancuran air. Mereka duduk dan Disa terus melihat ke arah yang ada di depan, samping kanan maupun kiri nya. Disa masih terdiam dan fokus melihat pemandangan yang disuguhkan oleh taman ini. Di dalam hati Disa bahwa taman ini adalah taman surga kecil yang ada disekitarnya dia terus fokus dan fokus. Hingga suara sepatu mulai terdengar mendekati Kakak adik itu. Suara sepatunya bersautan dengan irama pancuran air itu.
"Ibu"
Ucap Disa yang melihat ibunya mendekat.