Chereads / Young Gods & Goddesses / Chapter 34 - Penghinaan

Chapter 34 - Penghinaan

Deg!

Deg!

Deg!

"Sebentar lagi akan usai"

Nampak Ruddy terlihat memasang wajah yang cukup menjanjikan sementara Lusi nicholson terlihat sangat ambisius dalam mengamati gerak gerik yang di lakukan Ruddy pacarnya

"Hump..! Awas saja ya kalo makanan itu meleset tak akan ku biarkan kau mengenakan pakaian yang bersih"

.

Ucap Lusi nicholson yang dari tadi sangat teliti mengamati gerak gerik Ruddy

~terhitung sudah 15jam setelah pengumuman dari dewa zeus mengenai pemindahan mendadak dari tempat mereka berada~

Namun bagi Lusi yang terbawa paksa bersama Ruddy itu baru satu hari yang lalu yang berarti di atara rogha dementer lainnya lusi adalah yang termuda dalam hal ilmu pengetahuan terhadap alam dewa atau bisa di sebut olympus namun meski begitu tampak nya Lusi memiliki bakat alami

hal itu terlihat karena dia dapat dengan mudah mengendalikan kemampuan Demi rogha nya di hadapan daun fury.

"Eits... Lusi "

Plop..!

Terlihat kepala Lusi sedang di mainkan oleh salah satu dari rekan barunya

"Memang tak salah kau menghukum Ruddy karena keteledorannya dalam hal menarikmu dalam masalah ini namun...."

Sambil menimbang nimbang hendak mengatakan apa yang ia maksud, Raisa (Demi rogha dementer) pun merubah topik dengan memegang tangan milik Lusi

"Hemm... Ya terserah lah toh kau juga baru bersenang senang " Ucap Raisa sambil mengurungkan niatnya menolong Ruddy yang dari tadi di ikat tergelantung terbalik di sebuah ranting pohon sambil membawa beberapa apel di tangannya dan sebuah pisau kupas di tangan lainnya

Blung!

Nampak apel yang sudah di kupas telah berhasil di lempar Ruddy kedalam wadah yang sudah di sediakan Lusi

"Yeah!!!"

Tampak sebuah teriakan lega yang keluar dari mulut Ruddy

hal itu dia ucapkan setelah menyelesaikan hukuman dari Lusi Nicholson berupa harus mengupas 25 apel dengan kondisi yang berbeda

"Bwahahah trimakasih atas kerja kerasnya " Tampak kalfha membawakan sebuah minuman hangat kepada Ruddy dan membuat ruddy langsung menggambil nya mengingat dia sangat kehausan

namun dalam sepersekian detik Ruddy langsung menyemburkan kembali minuman tersebut ke wajah laki laki itu

"Bweh... Apa apaan kau kalfha! Kau mencoba membunuhku dengan racun mu hah!"

Seketika wajah kalfha basah dengan minuman yang ia berikan ya mestinya juga dengan air liur milik ruddy `

"huek>>>"

sambil menjulurkan lidahnya Ruddy merasa bahwa minuman itu adalah salah satu cara Kalfha untuk menjahili nya

"Setan kau ruddy! bukannya bertrimakasih tapi kau menyembur ku rasakan ini... Dostilanguage~el shimisiel!!!" Terlihat kini kalfha langsung merapalkan mantra serang nya ke pada ruddy

Sementara ruddy yang masih dalam kondisi lengah pun segera memasang kuda kuda untuk menerima serangan kejut nya kalfha

Terlihat kini di hadapan kalfha mulai tumbuh akar yang membentuk semacam podium dan di ujungnya keluar bunga berwarna biru yang nampak mewah dan saat tangan kalfha hendak memegang bunga tersebut..

"Tok!!!"

Terlihat sebuah tongkat bisbol mengenai tengkuk milik kalfha

"Aduh!!! Apa apaan kau Lusi? "

berkat serangan kecil dari Lusi Nampak kalfha telah menghentikan niatnya untuk membalas kelakuan Ruddy sementara ruddy langsung mengendap endap ke balik tubuh Lusi seakan mencari perlindungan

"Bwahahaha"

Nampak Raisa tak tahan melihat tingkah kekanak kanakan rekan-rekan nya yang berbuat sembrono

"Lusi, Ruddy, dan terutama kau Kalfha kalian adalah Demi rogha dari Dementer kalian pastinya faham akan potensi kalian menjadi rogha "

Raisa tampak bijak dengan memusatkan poin pembicaraan mereka ke arah yang serius memang dari mereka berempat Raisa lah yang paling mereka segani dan hal itu membuat Raisa lah yang terpilih sebagai kandidat terkuat dari Demi rogha dementer

namun tak lama setelahnya muncul suara dari kejauhan

"El scario!!!"

Sebuah petir langsung menyambar mereka berempat

DWARRR!!!

.....

namun beruntungnya saat itu mantra dari kalfha masih aktif sehingga dengan cepat kalfha menarik dua helai kelopak bunganya dan seketika itu muncul akar besar menjulang dan menghalau mereka dari sambaran petir milik marie

"Mainan di temukan ~"

Ucap marie dengan wajah polosnya yang sedang menunggangi Anariel dalam wujud wolf nya

Begitu pula Eleniel yang langsung mendarat di sebrang mereka sehingga mereka benar benar terkepung oleh tiga nimfa demi rogha zeus itu

Dari semua sisi

***

Sementara di tempat lain ~

"Hemm?... Sepertinya menyenangkan mengikuti rencanamu " Tampak siel lebih memilih menuruti rencana Mina ketimbang berdebat dengan nya kemudian tanpa basa basi siel pun pergi di ikuti dengan Sinta, fina dan maiya

Sedangkan Mina shilviana , Eden ,Kuro, Ryouta,Galan,Andi, tetap berada di dalam sebuah kubah penghalang milik Mina Shilviana

Yang di buat cukup besar untuk menghalangi siapapun yang hendak mengusik mereka

Dalam perjalanan para Rogha Athena yang telah di pecah menjadi dua kubu tampak Sinta lah yang paling marah karena mereka di pimpin oleh succubus sedangkan para nimfa adalah ras yang bertolak belakang dengan succubus

"Sayang sekali kita tak dapat membawa anak itu ikut ke dalam perebutan ini, namun setidaknya aku dapat menghibur diri dengan Rogha Artemis yang sudah kau ketahui lokasinya" Tampak Siel bergumung dengan sendirinya sesaat dalam perjalanan mereka

Tak ada yang mencoba meyangkal nya, fina dan maiya terlalu sibuk dengan urusan adik kakak nya yang terlihat seperti turis yang sedang berwisata di wilayah asing sedangkan Sinta sudah menyadari bahwa kemampuan nya belum cukup untuk mengalahkan Siel seorang

Tap!

"Psst... Berhenti "

Terlihat siel nampak kegirangan sesaat setelah dia keluar dari tebing yang cukup terjal

"Hemm... Aroma ini selalu ku cium di mana mana " Terlihat Siel mengusap air liur nya dan segera melihat ke arah sebuah goa yang letaknya tak jauh dari mereka

"Hah?? Apa apaan kau ini Siel bukannya mina menyuruh kita hanya untuk mencari rogha Artemis saja dan menyampaikan pertukaran setara pada mereka?" Bentak Sinta sembari menutupi jalan milik Siel yang hendak menuju ke arah goa tersebut

Drak!!

Tampak tanah tanah di sekitar Siel terlihat retak

"Bisa kah kau menyingkir dari hadapanku?" Terlihat Siel sedang menahan naluri membunuhnya dan berusaha tetap bersikap tenang saat Sinta mencoba menghalanginya

"Hah lantas kau mau aku melihat kau pergi begitu saja! Maaf aku lebih suka memakan racun ketimbang menuruti mu Siel"

Nampak sebuah nada ancaman yang di ucapkan oleh Sinta

"Huft... Baiklah ayo kita lanjutkan " Tampak Siel menghela nafas dan segera membalikan badannya serta menjatuhkan buku miliknya

Tuk...!

Sesaat hanya buku yang jatuh

membuat pandangan siel Sinta, Fina dan Maiya teralihkan kepada buku itu

Tap!!!

Wush!

Terlihat kini Siel sudah tak berada di hadapan mereka begitu pun juga Sinta yang kini menghilang

"Eggrh... Lepaskan sinta!" Tampak tangan kiri Siel sudah menyentuh ujung goa yang letaknya berdekatan dengan tebing itu namun tangan kiri milik Siel terhenti oleh sebuah bola hitam yang membungkus tangan nya dan di sekitar bola hitam itu terdapat jari jemari milik Sinta yang mencoba menggendalikan bola tersebut

"Huh... Aku tau maksudmu dari mengalihkan perhatian ku namun hal itu tak akan terulang ke dua kalinya " Tampak Sinta tau betul hal yang akan di lakukan Siel tadi namun baginya seakan hal itu bukan kali pertama nya dia di tipu

"El vellfivale shadhante~ " Tampak Siel mengatakan sebuah rapalan kalimat yang panjang dan membuat membuat Sinta menjadi panik dan tiba tiba melepaskan bola hitam nya

"Hump... Kau tak faham yang ku maksudkan kan Sinta?" Tampak kini Siel mundur beberapa langkah untuk menghindari terjebaknya dari bola hitam milik Sinta nampak nya rapalan Siel hanyalah sebuah gertakan belaka, tidak ada sihir apapun yang terlihat setelah dia merapalkan mantra

Kemudian tampak Fina dan maiya mulai mendekati mereka

"Ne ne fina menurutmu apa yang ada di dalam goa?"

Tampak Maiya mencoba mendinginkan suasana sedangkan Fina yang dari tadi hanya terdiam memandang Maiya mulai berkomentar

"Entah apapun itu tapi aku tak suka jika kita memasukinya"

Tampak maiya lebih tertarik dengan tujuan utama mereka dan terlebih lagi mereka sudah berada lebih dekat dengan lokasi nya milik Demi Rogha Artemis

Dwarrr!!!

Terdengar suara gemuru keributan dari dalam goa yang membuat mulut goa tempat di mana Siel dan rekan nya berada mulai berguncang dan mengakibatkan batu penyangga goa rubuh

Brak!

Tap.

Tap.

Tap.!

Nampak fina langsung menarik maiya untuk menghindari terkena robohan batu goa sedangkan Siel dan Sinta tampak mencoba memperlambat jatuh bola dengan kemampuan masing masing sehingga dapat meminimalisir terkena be batuan itu

"Heee... Kenapa! Disaat seperti ini" Tampak Siel kecewa dengan apa yang dia lihat karena dengan begitu lubang goa tertutup sepenuhnya

rrrrr

" Hoho... " Tampak laki laki yang asing beserta di belakang nya terdapat dua nimfa dengan Rantai di lehernya

Deg!

Tampak maiya menunjukan ekspersi yang terkejut melihat hal ini namun dia menyadari akan suatu hal dan saat dia melirik ke arah Seil

"....."

Tak ada ucapan yang terdengar dari mulutnya hanya saja Sinta kini sudah bersiap dengan mantranya

(Wajar saja bila Nimfa memiliki harga diri yang lebih tinggi saat menghadapi manusia namun mereka akan menjadi lebih mengerikan bila melihat Nimfa lainnya sedang dalam siksaan apalagi mereka menjadi peliharaan manusia)

"Perkenalkan aku Jack dan aku akan menjadikan kalian sebagai budak ku" Sambil dia memperlihatkan bahwa dia telah membawa tiga liontin di tangan nya sembari memegang rantai yang mengekang kedua Nimfa tersebut

Klin!

Cring!

Cring!

Terlihat terdapat logo dari tiga Dewa berbeda dua di antaranya adalah milik Demi Rogha Artemis dan tentunya liontin terakhir adalah liontin miliknya sebagai Demi Rogha Hestia

"Nah.. Lest dance!"

tampak dari ucapannya kini jack mulai mengalirkan sebuah aura hitam ke salah satu rantai nya dan seketika Nimfa di belakangnya

Berubah menjadi Beast

"BERBEDAH KAU!!!" tampak Sinta langsung mengarahkan sihirnya ke arah jack ....

~pertarungan mereka akhirnya di buka di depan sebuah goa yang telah rubuh~