Kini di saat bersamaan dengan ke hadiran Amino di tengah tengah pertarungan Demi Rogha Dementer dan Demi Rogha Zeus tampak Demi Rogha lain sudah mulai berjalan menuju sisi atas puncak.
grreek!
"he.... dimana aku?.... hah kenapa aku tak dapat bergerak?...,"
gelap...
"hay siapa pun ....,"
gelap....
tampak Asslan tak habis pikir dengan kejadian yang dia alami kini dia tak dapat melihat sekeliling nya dan tampak nya dirirnya terikat di sebuah gerobak yang sedang bergerak.
Grek..!
Tampak roda gerobak menginjak sesuatu sehingga membuat lantai yang Asslan injak bergoyang.
Dakk!
kemudian dia terbentur sesuatu yang keras sehingga dia merasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari keningnya namun beruntung nya dengan kejadian barusan membuat kain penutup mata yang di kenakan Asslan menjadi sedikit longgar sehingga dia dapat melihat sekelilingnya.
...
"oi.oi.oi...Apa apaan ini,"
tampak Asslan terkejut dengan apa yang dia lihat karena dia kini berada di sisi paling ujung sebuah tebing di atas sebuah gerobak yang sedang di tarik oleh Makhluk kecil.
"gerrrr..."
tampak makhluk itu melihat Asslan dengan tatapan benci, kalau bisa di gambarkan makhluk itu berbentuk mirip kurcaci dengan telinga runcing dan badan berwarna hijau dengan mata yang sangat mengerikan dan jumlah mereka cukup banyak.
blub..
terdengar suara letupan angin dari bawah tebing yang di iringi dengan hawa panas yang menusuk kulit
beberapa saat para makhluk itu begantian menarik gerobak yang membawa Asslan seakan memperlihatkan bahwa kecerdasan mereka lebih tinggi dari hewan biasa maupun monster pada umumnya.
***
beberapa jam telah berlalu namun Asslan tetap terperangkap di dalam kerumunan Makhluk aneh itu. Entah sampai kapan dan dimana dia akan di bawa atau bahkan mengapa dia di bawa, semua hal itu tak dapat di pikirkan Asslan dengan tenang.
seingat nya...
dia pergi ke sebuah kabut besar dan kehilangan arah di dalam nya dan sesaat setelah nya dia juga kehilangan kuda nya yang dia namai dengan nama aneh... dan setelah itu...
Nginganggg...
"aggrh pikiran ku tercampur aduk," ucap asslan.
dia pun membetulkan posisi duduknya agar lebih mudah kini dia dapat melihat dari celah penutup matanya, di ujung tebing itu terlihat dari jauh dua Demi Rogha yang sedang menghadang jalan.
"Light of saber!,"(teriak laki laki di samping kanan.)
tampak nya salah satu dari Demi Rogha itu meneriakan sesuatu dan tampak kini di lengan nya tercipta sebuah pedang yang bercahaya.
dan terjadi setelah nya begitu sangat cepat sehingga Asslan tak sempat menyadari nya, yang dia tau adalah gerobak yang membawa nya kini terhenti sedangkan para monster yang menarik gerobak nya kini sudah tergeletak dengan...
"ke.`Ke.KEPALA!!!!,"
teriak Asslan terkejut bahwa semua monster yang membawanya kini sudah mati dengan kepala terputus dengan rapi.
"hah. hanya goblin lemah... apa yang harus di takuti?,"
ucap Demi Rogha tadi sambil berlagak menaruh pedang nya yang bercahaya ke dalam tangan nya seakan akan pertarungan sudah selesai dan di ikuti dengan menghilangnya pedang yang ia bawa.
tak!!!
KraK!!!
terdengar suara gerobak nya kini berbunyi dan sesaat kini gerobak itu terpotong potong bersertaan dengan ikatan Asslan.
"nah karena aku sudah menyelamatkan mu sekarang menurutlah dengan ku dan berikan liontin mu!"
Demi rogha itu menjelaskan kondisi dan posisi Asslan berada sambil mengulurkan tangan nya seakan meminta Asslan menaruh liontin yang pastinya dia tak miliki karena dia bukan termasuk Demi rogha yang di maksud,
"hemm maaf kalo meragukan tapi sepertinya kau salah faham..." sembari mengangkat kedua tangannya ke atas
Asslan mecoba mengingat apa hal yang membuat Demi rogha itu berkata demikian dan akhirnya dia teringat dimana dia saat hendak menuju ke daerah ini dia mendengar dari suara dari langit bahwa akan ada semacam perebutan liontinapalah itu dan juga perlombaan menuju puncak
"hei Artur bukannya sudah ku peringatkan kau harus memperkenalkan diri mu dulu sebelum kau....." tampak Demi rogha yang menyusul Demi rogha itu (Artur) tampak terkejud saat melihat Asslan
"Asslan De' Latof XII..? bagai mana kau ada di sini!!" tampak nada takpercaya dari suara wanita itu
dan saat Asslan melihat kembali Demi rogha yang bersama Artur kini juga terkaget
"FU..F...Fuyuki Nee sama! apa yang anda lakukan di sini hah?" tampak Asslan tak habis pikir dengan kejadian yang dia alami
~FLASH BACK~
selepas Mina dan Asslan masuk ke dalam portal yang baru saja di buat oleh Mina kini portal itu langsung menghilang dan menyisakan kotak kecil
"hei Fu bukannya hanya kau saja yang menjadi perwakilan demi rogha di negri ini?" tanya Leorion penasaran terhadap kakak nya Fuyuki
"haa? sudah jelas kan bahwa aku adalah Demirogha tapi aneh juga kalau wanita itu juga menjadi Demirogha hemm..." tampak nya fuyuki mulai berfikir sambil berjalan keluar dari penjara bawah tanah, meninggalkan kekacauan yang di tinggalkan Asslan
"Leorion... sementara aku akan pergi sebentar tolong titip Fu knights untuk ku" ucap fuyuki sambil pergi ke arah selatan district seven terlihat dia sedang berjalan ke sebuah goa yang tersembunyi di balik air terjun
"Anubies!" ucapan fuyuki membuat goa itu berubah menjadi portal yang menuju langsung ke olympus
"hai Fuyuki lama tak kembali lagi ke sini " ucap Artur yang sedang duduk di atas sofa
"ah.. hai Artur, Zero " terlihat fu menyapa Artur dan orang yang berada di hadapan Artur tampak ucapan mereka memperlihatkan bahwa mereka sudah saling kenal
dark!
tampak suara pintu kamar mandi dibuka secara paksa dan di dalamnya keluar wanita setengah mabuk
"hei hei Saki sebagai Demi rogha Hephaestus kau seharus nya menjaga sikap mu"
ucap Fu sambil membantu Saki berdiri dan membawa nya kembali ke kamar mandi karena terlihat saki hendak mengeluarkan isi perutnya lagi
"...."
terlihat zero hanya terdiam saja membuatnya terlihat seperti patung yang membuat Artur berdiam diri menahan suasana canggung itu
"Ahhh... membosankan ! aku akan keluar sebentar untuk melatih tebasan baruku" ucap Artur sambil meninggalkan Zero sendirian di ruang tamu
"....."
tampaknya zero berhenti melamun dan mulai mengatakan sesuatu dengan pelan
"t-c-i-h"
~kembali ke kejadian ~
"ha? setelah kabur dari istana itu yang ingin kau katakan pada ku hah! lagian sebenarnya itu adalah pertanyaan ku. mengapa kau ada di sini?" tampak Fuyuki menjawab pertanyaan Asslan dengan sebuah petanyaan yang sama
dan Asslan hanya memalingkan pandangan nya seaakan tidak mau menjawab pertanyaan fuyuki
"kau kenal Demi rogha ini Fu?" tampak Artur menyela pertanyaan Fuyuki sambil menarik tangan Asslan sembari mencari liontin di tubuh Asslan
sreet..
"ah.. aku bukan Demi rogha kau tau lagi pula wajah mu terlalu dekat!!!" ucap Asslan sambil mendorong Wajah Artur dari nya
namun Artur masih tak percaya dengan nya begitu pula Fu yang juga masih bertanya tanya mengapa adiknya yang bukan Demirogha bisa berada di Olympus
namun tak lama setelah itu demi rogha Hephaestus yang lainnya muncul bebarengan sehingga membuat Asslan di kelilingi oleh empat Demi rogha
"ah mangsa sudah di lumpuhkan? bolehkan aku yang membawa lontin rogha itu?" tampak Saki bertanya sambil berjalan ke arah Asslan
tap!
Tap!
"hah kenapa kau sangat lemah? " ucap Saki , seakan dia dapat melihat sesuatu yang berbeda dari kebanyakan Demi rogha
"lebih tepatnya mana mu, iya keberadaan manamu sangat tipis bahkan hampir tidak berasa bagi ku " ucap Saki sambil mengangguk angguk
"ah ketimbang membahas itu lebih baik kita lanjutkan perjalanan kita" ajak Artur setelah meyakini bahwa Asslan bukan Demi rogha setelah melihat reaksi dari Saki
.
..
Boom!!!
terdengar suara ledakan dari sebrang jurang membuat Artur dan yang lainnya melihat ke arah sana
terlihat dua Demi rogha sedang bertarung di depan sebuah goa yang runtuh
"hei bagaimana kau ikut dengan ku ? ah tidak! kau harus ikut dengan ku!" paksa Fuyuki kepada Asslan sembari mengajak yang lainnya ke arah Demi Rogha Athena yang sedang bertengkar
***
"Siel!!! " sambil mengarahkan tangan nya ke arah siel dan dengan sekejap semua jalur di tangan nya ke arah Siel menjadi sangatlah gelap dan
BOOM!!
setelah kegelapan itu menghilang, semua yang berada di dalam kegelapan itu juga ikut menghilang sehingga pohon maupun batu yang di lewati kegelapan itu langsung jatuh karena bagian bawahnya telah hilang
namun hal itu tak berpengaruh sama sekali bagi Siel karena dia sudah mengaktifkan El vellfivale shadhante~ milik nya yang mana mampu menghapuskan atau menghancurkan semua skill yang mengenai jarak serang skil Siel sendiri
dan hal itu berulang terus menerus sampai mana Sinta hampir habis dan tepat setelah siel melancarkan serangan nya ke sekian kalinya tampak suara Artur dari samping mereka
"hei Fu bagai mana kalau kau urus si pengguna barier itu aku akan urus pengguna black hole yang ada di sebelah itu"
ucap Artur sambil mengarahkan Light of saber ke arah Sinta sedangkan dari kejauhan Asslan yang sedang bersama dengan Zero tampak terkejud karena yang bakal di hadapi kakaknya adalah Rogha Athena yang barusan dia kenal
``
ya meskipun Asslan tak memiliki kesan bagus dari mereka berdua terutama Sinta yang hampir saja emm bukan hampir tapi sudah menyerang nya gara gara masalah sepele
~kini tiga Demi rogha Hephaestus berhadapan dengan empat Demi rogha Athena yang barusaja melawan Demi rogha hestia dan kalah~
tampak Saki sudah berada di dekat Fina dan Maiya yang kini terlihat sudah pingsan
"hei sepertinya ada yang sudah mendahului kita"
ucap Saki kepada Fu seakan meyakinkan dia bahwa liontin kedua Demirogha itu sudah di ambil dan menyisahkan dua liontin milik rogha Athena yang di bawa Siel dan Sinta
"dan seharusnya Dewa Hephaestus mengajarkan tatakrama saat bertarung untuk tidak melawan orang yang sedang dalam kondisi kesulitan"
ucap Sinta berusaha menyelesaikan permasalahan ini tanpa berurusan melawan demi rogha Hephaestus
"yah... gawat kalau kami melakukan hal itu bisa bisa kami akan di diskualifikasi karena tak dapat menyelesaikan babak pertama " ucap Artur sambil berjalan mendekati Sinta dengan posisi pedang mengarah ke arah nya
sedangkan Fu yang kini berada berhadapan dengan Siel kini sedang memikirkan cara menyerang mengingat serangan dari rekan nya sendiri(sinta) tak berpengaruh apa apa terhadap nya(siel)
namun dari kejauhan tepatnya tempat dimana sisa Demi rogha dewi Athena berada kini Mina sudah menyadari situasi yang di alami sinta melewati pengumuman tadi bahwa Jack telah berhasil mengumpulkan dan merebut liontin milik Demi rogha Athena.
"Kuro! bisa kau kirim fina dan maiya ke mari ? sebagai gantinya minta Andi dan Ryota bersiap siap" terlihat Mina tengah duduk di sebuah tempat duduk dengan sebuah miniatur gunung di hadapannya
" tapi putri... bukannya rencana yang kita bahas tempohari harusnya tidak seperti itu lagi pula kemampuan ku juga terbatas" tampak kuro merasa keberatan dengan keputusan yang Mina ambil
tampak di tempat itu Ed tak sengaja mendengar apa yang barusan mina katakan lalu tanpa pikir panjang Eden langsung masuk dan mengatakan dengan lantang
"hey kuro gunakan kemampuan Apport mu untuk menukar posisi Sinta dengan ku" tampak Ed tampak sangat yankin akan perkataan nya
..
"tidak bisa Ed kau harus melanjutkan mendaki sesuai rencana " tampak Mina mengatakan sambil menutup kemampuan nya
" tidak! biarkan aku saja yang menggantikan mereka!" ucap Ed sambil menegaskan bahwa dia siap
kemudian setelah perdebatan singkat mereka akhirnya Kuro memutuskan bahwa dia sendiri yang akan pergi dan hal itu di setujui mereka