cring!
cring!
terlihat marie yang sedang memainkan liontin yang dia dapatkan, tampak kini Anariel yang sedang berada merebakan diri di atas sebuah jaring yang barusan dia buat dengan menganyam beberapa sulur hutan dan mengikat nya di antara kedua pohon
cring!
tup..
terlihat marie tampak menghentikan lemparan nya dan memasukan dua liontin Zeus dan menggantinya dengan liontin Liontin Artemis
"nee... anariel... kau pernah memikirkan kenapa Amino membantu kita di saat melawan Demi rogha Dementer? bukannya seharusnya kita yang membantunya"
terlihat tangan `marie menanyakan perihal itu kepada Anariel sambil mengangkat Liontin itu
Ngingg...
terlihat cahaya bulan menembus sisi transparan liontin perak itu dan memperlihatkan sebuah logo milik Rogha Artemis
"cantiknya..." terlihat Marie terkesima dengan liontin itu
"kau tau sendiri kan mengapa demikian, selain dimana mana mu yang saat itu sudah habis... Eleniel..."
terlihat Anariel mulai bangun dari rebahannya dan melihat ke arah sampingnya dimana Eleniel yang masih terbaring lemas karena serangan balik dari Demi rogha Dementer itu
"ah... kalo gx salah Raisa namanya ya,, untuk seorang manusia dia memiliki kemampuan yang merepotkan" ucap Marie
"tapi bukan hanya Raisa saja salah satu cowok yang bisa mengendalikan tumbuhan itu juga cukup merepotkan, Petir ku tak mampu menembus akar peindung nya"
..
tampak Marie terlihat berusaha menahan rasa kesal nya saat dia menyadari bahwa ada beberapa counter alami dari beberapa alami
..
***
..
.
"Hacccu...!!!!"
tampak Raisa tiba tiba bersin
"kenapa Raisa? masuk angin..?" tampak Lusi yang berjalan di depannya mulai melambatkan langkahnya sembari menepuk pundak Raisa
stttt...
"huft... sepertinya aku merasakan ada yang sedang membicarakan kita"
ungkap Raisa sambil membenarkan pakaian yang di kenakan nya sehingga membuat beberapa tempat seperti leher dan lengan nya tertutup sementara oleh bajunya
"HACOOOO!!!!!"
terlihat Khalfa ikut bersin setelah mendengar kata kata Raisa
" bwah... sepertinya juga ada mera...."
BWAK!!!
Dak!
..
tampak Ruddy menendang bokong Khalfa sehingga dia menghentikan ucapan nya
" nyiprat goblok! ludah mu kemana mana dasar Tolol "
tampak Ruddy meneriaki Khalfa sambil mengelap wajah nya dengan menarik kerah belakang milik Khalfa
"EEeeee kau mau ngapain Ruddy !!! berani nya kau "
tung!
tampak suara tongkat baseball yang entah datang darimana yang jelas kini sudah di pegang oleh Lusi kini mengenai tengkorak Ruddy dan Khalfa
"kalian setidaknya harus tau dimana saat nya kalian serius dan bercanda"
..
.
kini Lusi mencoba menghentikan pertikaian kecil antara kedua laki laki di Demirogha dewi Dementer dan mereka melanjutkan perjalanan mereka menelusuri lembah ke atas puncak tertinggi Olympus
***
"hemm sepertinya ada hal yang ingin aku coba selepas Eleniel bangun" ucap marie yang kini tengah asik melihat lihat liontin nya
..
tampak dari ucapan Marie membuat Anariel juga berpikir mengenai pergerakan mereka yang tampak cukup memiliki banyak celah
namun hal itu tak berlangsung lama ketika ada sebuah suara dari belakang Anariel mengejudkan dia
"Ada apa dengan aku? "
terdengar suara yang mengejudkan mereka berdua dan dalam sekejap kini Marie yang tadinya duduk manis kini berlari ke arah Eleniel yang sudah sadar dari pingsan nya
(sebenarnya racun dari jarum milik Eleniel memiliki efeek yang lama namun untuk beberapa alasan Eleniel dapat bangun dari racunnya sendiri lebih cepat)
"ELENIEL!!! syukurlah kau bangun"
fwaaa...
tampak Eleniel menunjukan ekspresi terkejut sekaligus senang karena di dekapan nya kini ada Marie yang sudah dari dulu dia sukai
"hoho... bagai mana Elen apa tidurmu nyenyak?" sindir Ana karena selama 5hari mereka sudah menunggu Eleniel sambil tetap waspada jikalau ada Demi rogha yang datang menghampirinya
"hwaaaa.... nyam nyam... begitulah" ucap nya sambil menguap di hadapan Marie
Kryuuk!
Kuryyyuk!
suara perut Elen kini berbunyi menandakan kondisi nya saat ini sedang membutuhkan asupan makanan
"fufufu,,, sepertinya adikku sudah di ambang batas. bagai mana kalau kita berburu saja?'' ucap Anariel sambil beranjak dari tempat anyamannya
"tak perlu kak Ana aku akan mencari makanan dengan cara ku sendiri" sambil menaruh tangan nya di pundak Marie...
"kau ikut kakak ku saja untuk beberapa saat , aku akan terbang dan akan membawa makanan sesampainya di sini" kemudian Eleniel melompat dan berubah menjadi semacam burung yang cukup besar dan mulai beranjak pergi meninggalkan Ana dan Marie
"seharusnya di sekitar sini sudah tidak ada Demirogha karena daerah ini adalah tempat yang cukup merepotkan bagi mereka"
kemudian eleniel melihat ke arah sebuah dataran hijau tepat di atas lembah
" hemm sepertinya di tempat itu tak mungkin aku bisa mendapatkan makanan yang bagus"
sambil tetap melayang di udara eleniel kini menukik tajam ke arah sebuah pohon yang tinggi di sekitar pepohonan yang cukup luas tampak di fikirannya kini dia dapat mencari satu atau dua makanan dengan memasang beberapa jebakan di sana
tampak malam semakin gelap sehingga Eleniel tak menyadari bahwa di belakangnya kini ada beberapa jaring yang tampak cukup banyak
sret.
..
tak.
"fiuh setidak nya aku bisa dapat beberapa kelinci hutan maupun rubah liar dengan ini"
tampak reaksi Elen terhadap lingkungan di sekitarnya biasa saja seakan hal itu adalah hal yang normal.
Cruzh...
Terlihat sosok Pria berdiri di atas Pohon dalam kegelapan. hanya cahaya rembulan yang menyinarinya.
"Akhirnya....,"
desis Fergo sambil menatap kebawah. disana terlihat 2 wanita yang tak asing lagi. dia adalah Anariel dan Marie.
Cruzh!
Dalam sekejap Fergo menghilang tiba tiba kini dia berdiri tepat di depan mereka dengan jarak 10 meter.
"Halo...,"
sapa Fergo sambil mencoba melambaikan tangannya meskipun seharusnya dia baru menemuinya seolah olah Fergo seperti bertemu dengan teman dekatnya.
Crusst!!
tampak Anariel yang sedang memakan sebuah Apel dan di belakang nya terlihat Marie yang sedang menyisir rambut pendek milik Anariel.
melihat sapaan Fergo yang tampak berusaha mengusik mereka membuat sekilas Marie melihat ke arah Fergo namun sekejap tampak Marie tak terlihat tertarik dengan kehadiran Fergo.
"Apa mau mu.? kau bukan Amino dan pastinya Amino kun tak akan menyuruh seseorang untuk kesini"
ucap ketus Anariel sambil melempar sisa Apel nya ke bawah
Tap!
Apel itu menggelinding ke arah tempat Fergo berdiri.
"He... Amino kun? Jahahahaahaha....,"
"sebutan apa itu,"
ejek Fergo kepada Anariel seolah olah dengan sengaja membuat Anariel marah.
tamak Marie mulai memandang kembali ka arah Fergo karena ucapan nya tadi
"tarik kembali...."
tampak Fergo tak mengerti maksud perkataan Marie.
"TARIK KEMBALI KATA KATA MU!!!"
ucap Marie sambil mulai bersikap serius.
Terlihat percikan kecil listrik dan kini Cahaya bulan yang dari tadi menyinari merekan kini mulai berkabut.
"Hemmm?...,"
Fergo kini terdiam sesaat seolah olah tatapan matanya mengetahui akan bahaya jika ia tak menurutinya.
"Maaf maaf heheeh cuma canda ko...,"
ucap Fergo berusaha meminta maaf karena kini ia sadar sesuatu yang tak di inginkannya mulai terjadi.
"Anoo... aku tak bermaksud untuk menyerang kalian, JADI JANGAN MEMICU AMARAHKU JUGA!,"
ucap Fergo awalnya dengan lembut kemudian ia sedikit membentak mulai serius jika Marie hendak menyerangnya.
"Saya hanya ingin sedikit berbincang Okeh?jadi jangan salah paham dulu...,"
jelas Fergo.
Sesaat suasana menjadi hening...
"Marie.. sepertinya dia bukan salah satu dari mereka"
terlihat Anariel mencoba menenangkan Marie yang kini terlihat berapi api
"sebelum kau mulai berbicara.. bisa kah kau kembali ke wujud aslimu? Demi rogha... emm," terlihat Anariel berusaha mengidentifikasi fergo berasal dari Rogha mana.
"hemmm... ,"
desisnya yang kemudian memegang tanduk dan telinganya.
"Maaf maaf ini bukan wujud Beastku... sejak aku mendapatkan kekuatan Dewa tanduku memang sudah muncul dengan sendirinya..,"
jelas Fergo.
"Demi Rogha Ares.... Fergo Zeref,"
ucap Fergo mengenalkan dirinya sendiri.
" kau Anariel, emmm satunya Marie heee kurang 1... Eleniel... hemmm,"
ucapnya yang kemudian di susul dengan senyuman seolah olah ia mengucapkan nama mereka dengan senyuman di campur dengan mencoba membuat mereka penasaran akan dirinya.
Sepertinya Fergo mengenali Mereka meskipun nampaknya Anariel dan Marie merasa asing dengan Fergo.
"Nah Amino-kun itu siapa kalian...,"
tiba tiba Fergo menanyakan sesuatu dengan wajah seriusnya.
"hump..."
nampak Marie mulai menurunkan penjagaannya dan nampak acuh dengan hal yang di tanyakan oleh Fergo.
sementara Anariel terlihat mulai duduk kembali karena medan listrik di sekitar Marie sudah menghilang.
"hemm nampak nya nama kami cukup menyebar di wilayah perang," ucap Marie sambil menarik secarik daun fury.
"hei Fergo... bukan kah kau terlalu percaya diri dengan mendatangi tempat kami? setelah tau kami adalah Nimfa,"
Anariel sepertinya tak mampu mengenali dari ras mana fergo berasal karena penampilannya yang cukup unik terlebih tanduk yang ada di kepalanya.
...
"ah setidaknya kau bukan para Manusia sialan seperti kebanyakan Demi rogha pada umumnya kan?"
ucap Anariel dengan menggunakan nada ejekan pada saat mengatakan MANUSIA di kalimatnya.
terlihat Anariel tersenyum sedikit dengan memandang Fergo selayaknya merubah presepsinya saat pertama kali melihat dia.
"heee kenapa... bukankah kalian tak tertarik dengan Pria, lalu kenapa kalian merasa penasaran padaku haha,"
ucap Fergo di susul dengan tawaan kecilnya.
"Ah begitu... entah kenapa saya merasa bosan menunggu di puncak Olimpus... nah kalian tak tau apa yang terjadi di puncak kan,"
ucap dan jelas Fergo.
Nampaknya dari ucapan Fergo ia pernah berada di puncak Olimpus.
"Ya... aku rasa masih terlalu cepat jika saya lolos dari ujian ini,"
ucapnya dengan nada seolah olah tak peduli yang kemudian meliriknnya ke arah Anariel dan Marie.
"bukan bukan aku bukan manusia hemmm kalian tak melihatkah telingaku sama seperti kalian...,"
jelasnya sambil menunjukkan telinga panjang pada Mereka.
"Hemm? "
terlihat Marie berusaha berdiri di atas rajutan yang di buat Anariel karena hendak membuktikan kebenaran dari ucapan Fergo.
"Wow!!! Elf... nee anariel baru pertama kali aku berbicara dengan Elf!! A-N-A-R-I-E-L..."
terlihat Marie mengguncang guncangkan badan Ana dan membuat posisi mereka terombang ambing di atas rajutan.
"hei hei Marie tenanglah...oky"
"tadi kau bilang sudah sampai pucak? pfft...meski kau memiliki kemampuan berpindah tempat seperti Amino namun tak semua orang dapat menuju ke puncak dengan mudah"
ucap Anariel seperti tak percaya namun karena dia tau bahwa Marie sudah tak lagi waspada kini Anariel berani melanjudkan kata katanya
.
"pria? aku tak pernah tertarik dengan siapapun karena aku hanya tertarik pada Marie dan kenapa sejauh ini aku berusaha bersikap ramah kepada mu itu karena...."
tampak Anariel mengusap kepala Marie yang sedang berdiri.
"karena dia sedang tertarik padamu ELF..."
"Berpindah tempat?,"
batin Fergo.
"begitu ya...,"
batin Fergo.
"Entahlah...aku tak minta kalian untuk memercayainya..,"
"nah bisakah kalian beritahu aku siapa Amino? yang kau sebut Amino-kun itu,"
tanya Fergo.
"eto... Amino kun? kenapa kau sangat penasaran padanya, ah bukannya aku mencoba mempercayai mu lo ya... tapi karena dia sudah lolos pastinya kau penasaran denganya kan mwe...," ucap Marie namun sesaat Ana menutup mulutnya dengan daun Fury dan perlahan daun memasuki mulut Marie.
"marie... pssst"
tampak Anariel berusaha menutup pembicaraan mereka
tap!
"aku tak tau kau mau apa datang kemari namun aku tak akan membiarkan percakapan kita lebih dari ini,"
kini Anariel mulai berdiri dan menarik Marie turun dari rajutan daun yang di gantung.
"ah sebenarnya aku tak memiliki niat untuk melanjutkan percakapan ini "
kini Anariel jelas jelas mencoba memutus pembicaraan mereka dengan mulai menjilat punggung tangan nya yang terlihat seperti berusaha memicu sesuatu.
"begitu ya... sepertinya memang sia sia aku menanyakannya pada kalian,"
balas Fergo.
"sepertinya kalian tak tahu apa apa tentangnya, lagipula kalian sudah di tinggal sama Amino pfftt berati dia sudah tak membutuhkan kalian,"
pekiknya.
"Huamm merepotkan... tak ada pilihan lain selain bertemu dengan dia...,"
ucap Fergo.
Sepertinya Fergo terceplos dengan kata katanya.
"Ah emm... yasudahlah tak ada yang menarik dengan kalian selain sifat angkuh kalian,"
cletuk Fergo yang kemudian mulai membalikkan badannya hendak pergi.
"El scario...!!!"
ucap marie pelan sambil menatap Fergo dengan pandangan kosong
DWARRR!!!!
serangan kejut benar benar mengarah tepat berada di mana Fergo berdiri.
Besss!
Asap bekas serangan kejut milik Marie.
"HaHahahaha maaf maaf mengganggu...,"
ucap Fergo tiba tiba sudah berada di atas pohon Jungle sepertinya ia berhasil menghindari serangan dadakan Marie.
"daah.... Pembantu Amino...,"
ucap Fergo dengan senyuman puasnya.
Cruzh!
dalam sekejap Fergo sudah menghilang dari pandangan Anariel dan Marie.