"Apa yang kau katakan barusan?, Aku tidak mendengarnya dengan jelas"
"Saya bilang, bisakah saya membeli Gladias milik Colosseum?"
"Kau…"
Ucap Ruciel memberiku raut wajah tidak percaya. Dia juga terlihàt cukup terkejut mendengar ucapan-ku.
"Kau sadar dengan apa yang kau katakan barusan?"
"..."
"Kamu selalu mengatakan kamu membenci Slave dan sekarang kau ingin membeli Slave?"
Tatapan tajam dan ucapan Ruciel membuat aku berpaling.
"Kenapa sekarang kau mengatakan ini padaku?, Tidakkah kau berfikir, kau begitu berolak belakang sekarang"
"Saya tahu hal itu Ruciel. Ya. Saya membenci perihal Slave ini, namun saya tetap ingin membeli dia"
"Oke, katakan alasan dibalik keputusanmu ini"
"Anda tahu, saya memiliki manfaat mimpi untuk menjadi penjelajah langit. Saya ingin memiliki sebuah Flying Ship, mengendarainya melewati awan. Saya tahu, Flying Ship tidak bisa dioperasikan sendiri. Saya membutuhkan kru kapal dan dia, Gladias itu merupakan kru kapal yang saya butuhkan"
"Alasan lainya?"
Pertanyaan ini membuat aku menoleh dengan spontan untuk melihat Ruciel.
"Saya tidak memiliki alasan lain"
"...'
"Kenapa Ruciel memberiku tatapan seperti itu?, Saya benar-benar tidak memiliki alasan lain"
Ucapku tidak meyakinkan Ruciel. Dia masih menatapku dengan tatapan curiga. Dia tidak mempercayaiku.
Ugh!, Haruskah aku menceritakan si gadis pada Ruciel?. Namun aku ragu dia akan percaya. Aku juga akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan tentang si gadis jika aku bercerita.
Aku tidak bisa jujur dan aku tidak ingin berbohong.
"... Saya hanya ingin dia menjadi kru penjelajah langit. Dan… saya menginginkan informasi yang dia miliki. Dia merupakan mantan kesatria Esturion Empire"
Aku harap, ini sudah cukup untuk meyakinkan Ruciel. Setelah berfikir kembali, jika aku menceritakan soal si gadis pada Ruciel, aku mungkin akan mengucapkan kebohongan. Bagaimanapun juga, aku belum mengetahui jika si gadis benar-benar ada.
Aku harus menggali informasi soal si gadis dari si Gladias sebelum bercerita lebih banyak.
"... Kita bisa menemui petugas Colosseum dan bertanya pada dia. Dengan begitu kau akan tahu bagaimana cara membeli gadis cantik yang kau inginkan"
"Kenapa Ruciel mengucapkan hal itu dengan pengutaraan yang buruk"
Dan dia memalingkan wajah. Tidak memiliki keinginan untuk menanggapi protesku.
Ruciel marah. Dia jelas-jelas marah dan aku tidak akan bertanya kenapa. Aku tahu dia marah karena keputusan-ku untuk mendapatkan si Gladias. Karena itu…
"Maafkan saya"
Ucapku dengan lirih.
"Kau tidak perlu, kau adalah Master-ku, aku seharusnya tidak mencampuri urusan dan keputusan-mu. Haa… akulah yang seharusnya minta maaf"
Dengan kalimat itu, kami kembali menonton Battle Royal. Tidak ada satupun dari kami yang ingin memulai percakapan. Hal ini membuat situasi di sekitar kami jadi canggung dan aku hanya bisa menonton si Gladias tanpa berani menoleh kearah Ruciel.
Beberapa lama kemudian, Battle Royal ke empat selesai. Si Gladias cantik yang ingin aku rekrut menjadi kru penjelajah langit kalah. Dia menempati posisi ketiga dipertarungan ini. Dia tidak berdaya saat menghadapi Gladiator pengguna kampak.
Perasaanku menjadi tidak tenang saat melihat si Gladias yang penuh luka, bersusah payah melangkah masuk kedalam gerbang Colosseum.
"Ruciel, mari kita cari petugas Colosseum yang anda ucapkan tadi"
"Baiklah"
Beranjak kemudian melangkah pergi, kami menelusuri Colosseum. Beberapa lama kemudian, kami berhadapan dengan seorang petugas Colosseum yang duduk di belakang meja resepsionis yang memiliki tanda 'informasi'.
"Siapa petarung yang ingin anda beli?"
"Seorang Gladias cantik yang bertarung menggunakan pedang dan baju pelindung berwarna perak"
Petugas Colosseum mengerutkan alisnya setelah mendengar jawabanku. Dia terlihat tertegun untuk sejenak sebelum mengucapkan.
"Diskripsi yang nona berikan terlalu samar. Saya takut, saya tidak bisa menemukan petarung yang nona maksud"
"...dia memiliki rambut bergelombang sebahu, dan memiliki tubuh ideal. Oh! Dia memiliki mata berpupil abu-abu"
Ucapku memberi penjelasan lanjutan setelah berfikir untuk sejenak.
Si petugas. Dia malah diam melihatku, salah satu ujung bibirnya berkedut, dan ini membuat aku marah. Aku sudah memberitahu ciri-ciri si Gladias. Kenapa dia tidak segera mencarinya?.
Aku ingin segera menemui Gladias itu. Karena itu, cepatlah cari namanya. Dasar tidak berguna.
"Tuan petugas, gladiator yang kami cari mengikuti Battle Royal keempat hari ini, dia bertahan sampai tiga besar, dan saya rasa dia berasal dari Esturion Empire"
Ikut membantu, Ruciel memberi diskripsi pada petugas. Akhirnya, setelah mendapat petunjuk Ruciel dia kembali bergerak.
"Saya mengerti, tolong tunggu sebentar"
Meninggalkan kalimat itu, petugas Colosseum masuk kedalam ruangan belakang.
Beberapa lama kemudian, dia kembali untuk memandu kami ke bagian dalam Colosseum. Dia mengucapkan akan mengantar kami ke tempat para Slave Gladiator tinggal.
Setelah menelusuri beberapa lorong, kami berdiri di depan sebuah penjara. Didalamnya terdapat si Gladias yang aku lihat tadi.
Si Gladias duduk bersandar dinding penjara. Tubuhnya di balut perban dan dia terlihat begitu lemas. Aku merasa sangat kuatir, saat mendengar nafasnya begitu lembut. Tidak hanya itu, berkat Skil Heat Perception, aku tahu suhu tubuhnya lebih tinggi dari suhu tubuh normal.
Apa dia demam?. Dia akan baik-baik saja, benarkan?.
"Araya T Milvas, seorang pembeli ingin menemuimu. Tunjukkan perilaku baik dan mungkin kau akan di beli"
Ucapan si petugas membuat si Gladias atau Araya, menoleh dengan lemah. Dia melihat kami dan hanya itu. Dia tidak mengucapkan apapun atau memberi tanggapan.
Melihat dia begitu lemah, tanpa sadar aku melangkah mendekati jeruji besi.
(Dia dalam kondisi yang buruk, dia tidak baik-baik saja, wajahnya yang begitu pucat di basahi keringat)
Tidak tahan melihat kondisinya aku menoleh, melihat petugas Colosseum.
"Bisakah anda melakukan sesuatu?. Dia begitu lemah, dia berada dalam keadaan berbahaya!"
"Nona tidak perlu panik, kami sudah memberi pengobatan. Dia tidak akan mati. Meskipun dia harus beristirahat selama dua minggu agar bisa bertarung lagi"
"Tolong sembuhkan dia, tidak adakah petugas disini yang bisa menggunakan Healing Magic?"
"Ini bukannya kami tidak ingin memberi pengobatan. Araya sendirilah yang menginginkan hal ini. Menurut laporan, dia hanya meminta pengobatan termurah"
"Apa dia mendapat upah yang sedikit?. Jika soal uang, biar aku yang membayarnya, jadi tolong sembuhkan dia"
"Colosseum memberikan gaji yang pantas. Cukup untuk membayar dua atau tiga kali pengobatan. Sedangkan untuk biaya pengobatan standar, kami memberi harga satu koin perak. Apa nona berkenan memintanya?"
"Ya, tolong sembuhkan dia"
"A.. a. ku tid.. Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
Araya yang mencoba berbicara kemudian terbatuk-batuk membuat aku menoleh melihatnya. Hampir terjatuh, memuntahkan darah.
"Cepat sembuhkan dia"
Ucapku dengan panik.
"Dengan segera nona"
Balas petugas Colosseum yang dengan cepat mengambil kunci dari dalam kantung. Dengan sigap dia menggunakan kunci, membuka pintu penjara, kemudian langsung mendekati Araya. Si petugas menggunakan Healing Magic untuk merawat luka-luka ditubuh Araya.
Diselimuti cahaya redup berwarna hijau, kondisi Araya mulai membaik. Wajahnya yang pucat kembali mendapatkan warnanya. Tubuhnya yang lemas kini diisi oleh tenaga. Dalam beberapa saat dia menjadi lebih baik.
"Aku tidak membutuhkan bantuan"
Ucap Araya sedikit nyaring saat dia menyapu tangan si petugas.
Araya kemudian menoleh untuk memberiku tatapan tajam.
"Aku tidak meminta belas kasihanmu"
Ucapnya dengan kuat.
Tidak disangka dia adalah gadis pemberontak. Kasar dan berfikir dapat bertahan hidup sendiri. Oh, dan mungkin dia memiliki pemikiran 'hanya bergantung pada diri sendiri'. Dia seperti seorang Solo Player, seorang serigala penyendiri.
Aku bisa mengucapkan itu adalah cara hidup yang keren, namun...
"Nona Araya, ada kalanya anda harus mau menerima bantuan orang lain"
"Aku baik-baik saja, sedikit luka tidak akan membunuhku"
"Anda yakin?. Mengetahui nafas anda begitu lembut, wajah anda begitu pucat, dan suhu tubuh yang begitu tinggi. Saya ragu anda dapat bertahan hidup malam ini"
"Ini bukan urusanmu"
Ucap Araya dengan kesal.
"Tentu saja ini urusan saya. Saya tidak bisa membiarkan anda dalam kondisi seperti itu saat saya meng inginkan anda"
"Aku tidak ingin dibeli!"
"Kenapa?"
"..."
Dan dia mengabaikan aku.
Ugh! Kenapa dia mengabaikan aku?. Kau tahu, kau tidak perlu meniru Ruciel. Aku tidak membutuhkan gadis kasar lainya. Ruciel lebih dari cukup untukku.
Bukankah kau seorang mantan kesatria?. Bukankah seharusnya kau memiliki sifat kekesatriaan. Sopan, terhormat, dan selalu menolong yang lemah. Lalu, kenapa kau memiliki sifat serigala penyendiri sekarang?.
Ini sia-sia. Aku tidak akan mendapat jawaban jika aku tidak mengucapkan apa yang aku pikirkan tadi.
"Apakah alasan anda tidak ingin dibeli karena anda bisa bebas, jika anda terus bertarung sebagai Gladias?"
"..."
Araya masih tidak ingin menjawab-ku. Tidak memiliki pilihan lain dan ingin mendapat jawaban, aku melihat si petugas Colosseum.
"Tuan petugas, apakah yang saya katakan tadi bisa terjadi?"
"Ya bisa. Dengan terus bertarung, seorang Gladiator dapat membeli kebebasan mereka dengan gaji yang diterima"
"Dan saya yakin, untuk mewujudkan impian itu seorang Gladiator membutuhkan waktu yang cukup lama, bukan begitu?"
"Eemm.."
Membuat suara aneh, si petugas menggaruk pipinya dengan jari telunjuk. Dia tidak memiliki keinginan untuk menjawab pertanyaanku.
"Anda dengar sendiri. Nona Araya, anda tidak akan bisa mendapat kebebasan anda"
"Aku bisa!, Aku bisa mendapatkannya, aku harus mendapatkannya"
Balas Araya dengan kuat dan diwarnai ketetapan.
"Lalu, berapa tahun yang anda butuhkan untuk bebas?. Dua tahun, lima, delapan, sebelas, atau dua puluh?"
"..."
Jangan diam saja, tolong jawab aku.
"Baiklah, biarkan saya mengucapkan satu kemungkinan. Nona Araya, anda cantik. Begitu cantik hingga dapat membuat saya terpesona. Kecantikan adalah anugerah, disaat yang sama, kecantikan juga bisa disebut kutukan. Kecantikan ini dapat menarik perhatian para pria berhati buruk. Suatu hari, mungkin akan ada pria yang ingin memiliki anda"
"Aku akan menolak mereka. Jika perlu, aku bisa bunuh diri"
"Sayangnya anda tidak bisa. Anda adalah seorang Slave, dan saya dengar. Slave tidak bisa memiliki apa-apa tanpa persetujuan pemiliknya. Itu juga termasuk nyawa anda. Nyawa ditubuh anda bukan lagi milik anda, nyawa anda dimiliki oleh pemilik anda. Anda tidak memiliki kuasa atasnya"
"..."
"Sekarang. Apa anda ingin terus bertarung dalam waktu yang begitu lama untuk mendapatkan kebebasan. Atau anda ingin dimiliki oleh seorang pria tanpa harapan untuk bebas. Ataukah anda mau mengijinkan saya mendapatkan anda. Saya juga akan berjanji untuk mewujudkan satu keinginan anda, asalkan keinginan itu tidaklah mustahil untuk diwujudkan. Ucapkan nona Araya, apa yang anda inginkan?. What do you wish for?"
"a ..aku .."
Well.. aku menunggu dia. Aku menunggu jawaban yang akan dia berikan.
"...aku ingin kau bertarung melawan aku. Jika kau menang, aku akan menjadi milikmu. Jika kau kalah, jangan campuri urusanku, tinggalkan aku sendiri. A aku siap menerima takdir yang akan aku dapatkan"
"..."
Itu adalah jawaban yang tidak aku duga.
Mengingat pertarungan Araya tadi, aku tahu dia sama kuatnya dengan Ruciel. Aku akan mengalami kesulitan untuk mengalahkan Araya dengan kemampuanku yang sekarang. Jika aku ingin menang, aku harus menjadi lebih kuat. Aku harus berburu untuk menaikkan Level-ku dan Level Skill milikku. Aku harus menjelajahi Foltian Great Dungeon.
"Baiklah, saya menerima syarat itu. Kita akan bertarung. Tuan petugas!"
"Ya nona"
"Bagaimana caranya agar saya bisa bertarung dengan nona Araya?"
"Nona bisa mengikuti turnamen Gladiarush tiga hari lagi. Saya bisa mengatur agar anda dan Araya dapat berpartisipasi"
"Kalau begitu, mari lakukan hal itu"
"Baiklah, jika anda yakin, akan bisa mengisi formulir pendaftaran turnamen Gladiarush. Tolong ikuti saya"
"Baik dan, tolong rawat nona Araya"
"Tentu"
"Sudah aku bilang, aku tidak membutuhkan belas kasihan"
"Nona Araya, ini bukan belas kasihan. Saya hanya tidak ingin melawan anda saat anda terluka. Pertarungan itu tidak akan menjadi menarik"
"Kau…"
Karena Araya tidak lagi ingin mengucapkan sesuatu, kami pergi meninggalkan dia. Kami mengikuti si petugas ke meja resepsionis untuk mengurus pendaftaran turnamen. Dan…
"Saya bertanya-tanya, bisakah seorang Slave menentukan apakah dia bisa di beli atau tidak?"
"Tidak, Slave tidak bisa menentukannya. Yang bisa menentukan apakah dia akan dibeli atau tidak adalah si pembeli itu sendiri. Keinginan dan pendapat seorang Slave tidak berlaku disini"
"Saya sudah menduganya"
"Kau sangat bodoh Eclaite"
"Well, apa yang terjadi, biarlah terjadi. Menang atau kalah, saya akan tetap memiliki Araya. Dan saya rasa, pertarungan ini akan sangat menarik. Meskipun saya membenci taruhan yang ada di baliknya"