Aku mendengar sebuah kalimat yang memiliki arti sangat menakutkan. Benar, sangat menakutkan hingga bisa membuat bulu kudukku berdiri tegak.
"Maaf, saya tidak memperhatikan ucapan anda. Bisakah anda ulangi sekali lagi"
Ucapku pada pemuda tampan berambut perak. Mendengar aku, dia mengangguk kemudian menggerakkan bibirnya untuk mengucapkan.
"Sekali lagi, saya katakan. Saya ingin mempersunting anda"
Yup!. Aku tidak salah dengar. Aku benar-benar mendengar kalimat menakutkan itu. Aku benar-benar mendapatkan ajakan untuk beradu pedang.
Hal ini sangat menakutkan dan menggelikan.
Maksudku, hal ini sangat menakutkan karena orang yang melamar aku terlihat seperti seorang bangsawan. Dia mengenakan pakaian mewah, memiliki pedang yang terlihat mahal, dan sebagainya yang berteriak 'aku seorang bangsawan. Status yang dia miliki membuat aku takut. Aku takut aku tidak bisa mengatakan tidak, aku takut dia akan membawaku dengan paksa, aku takut untuk menjadi seorang istri.
Dan untuk bagian yang menggelikan. Petualanganku di dunia Ark Fantasy Online berakhir sebelum aku memulainya. Lebih buruk, alasan aku berhenti berpetualang karena aku dipaksa untuk jadi istri orang asing yang tidak aku kenal.
Lebih buruk dari semua itu, pemuda ini memiliki jumlah Mana yang sangat besar. Skill Mana Perception milikku tersentak setiap beberapa waktu berlalu, saat aku berdiri di depannya.
Mengesampingkan semua hal buruk yang tidak ingin aku pikirkan. Apa yang terjadi benar-benar tidak terduga dan aku, sama sekali, sangat, beneran, sungguh tidak menginginkannya.
Aku tidak menginginkannya, jadi.
"Saya minta maaf, saya tidak ingin menikah dengan anda"
Aku memberanikan diri, sangat memberanikan diri untuk mengucapkan penolakanku. Dan jika ada tanda-tanda pemuda ini atau orang-orang disekitarnya akan memaksaku atau menangkapku, aku akan segera lari. Aku bahkan siap untuk meninggalkan kota Rishtonbell selamanya.
"Kamu adalah seorang Adventure, benarkan?"
"Ya benar"
Jawabku dengan was pada dan kebingungan. Kenapa dia menanyakan hal itu?.
"Aku tahu tujuan akhir setiap Adventure adalah untuk mendapat kekayaan. Mereka, membunuh monster, menjelajahi tempat-tempat berbahaya, menantang Dungeon dan sebagainya untuk mengumpulkan kekayaan"
Ucap pemuda itu percaya diri, dan aku. Tidak akan mengucapkan dia salah.
Aku juga menjadi Adventure untuk mengumpulkan uang, namun aku tidak menganggap hal ini sebagai impian atau tujuan akhirku. Aku mengumpulkan uang dengan menjadi Adventure karena aku ingin menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meraih impianku yang sebenarnya. Memikirkan hal ini, aku diam menunggu si pemuda melanjutkan ucapannya.
"Sebuah kekayaan, aku akan memberi kamu kekayaan jika kamu menikahi aku. Ini adalah kesepakatan yang bagus karena kamu tidak perlu melakukan petualangan yang berbahaya. Kamu tidak perlu mempertaruhkan nyawa untuk mendapat beberapa keping koin emas. Menikah denganku, merupakan caara termudah untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan"
Sayangnya, untuk sekarang, aku tidak menginginkan kekayaan. Aku ingin menjelajahi dunia ini, melihat hal-hal menakjubkan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
"Saya-"
"Kamu juga akan hidup nyaman, dilayani oleh Maid terbaik, memakan hidangan enak setiap hari, kamu juga bisa mendapat baju dan perhiasan sebanyak yang kamu inginkan. Ini adalah sebuah tawaran yang bagus, kamu tidak akan menolaknya. Benarkan?"
"A…"
Tekanan yang dia berikan membuat aku terdiam, membuat aku takut untuk mengatakan sesuatu.
Aku tidak menginginkan pernikahan yang dia ajukan. Karena itu, aku mengumpulkan seluruh tenaga dan keberanian ku untuk bergerak, menolak dia.
"Ma maaf, saya tetap tidak bisa menerima lamaran anda"
"Kenapa kamu menolak?"
Good question.
Mendapat pertanyaan itu, aku merasa Jika aku tidak memberi jawaban yang tepat, dia akan langsung membawaku.
Aku kebingungan, aku tidak tahu apa yang harus aku ucapkan sampai aku melihat Aztaroth dan Anna yang melangkah mendekat dari arah pintu keluar.
"Karena saya sudah memiliki tunangan"
Ucapku dengan cepat kemudian langsung melangkah untuk mendekati Aztaroth. Aku langsung meraih tangan kanan pemuda itu dan memeluknya. Kembali melihat si pemuda bangsawan, aku mengucapkan.
"Dia adalah tunanganku, Aztaroth the Blue Flame"
Aku berharap kebohongan ini bisa mengeluarkan aku dari masalah.
"Apa yang kau katakan Vixen!, Tuan Aztaroth itu milikku"
Dan Anna dengan cepat merusak rencana ku, apa yang dia ucapkan membuat si pemuda bangsawan mengangkat salah satu alisnya.
"Apa kamu membuat kebohongan untuk menolak lamaranku?"
Tanyanya dengan kesal dan curiga.
"Sa saya tidak berbohong, ini seperti ini. Saat dua wanita menyukai pria yang sama, bukan sudah wajar jika dua wanita itu berkelahi untuk memperebutkan posisi istri pertama?"
Saat memberi penjelasan, aku melihat Aztaroth dan Anna dengan tatapan berisi isyarat agar mereka mau mengikuti kebohongan ini.
"...maaf tuan, dari apa yang saya lihat dan dengar. Saya tidak ingin menyerahkan wanita yang saya cintai pada anda"
"Hah!. Apa yang bisa diberikan Adventure rendahan sepertimu pada gadis ini"
"Aztaroth adalah Adventure Rank A, dia bisa memberikan apa yang saya inginkan"
"...kalau begitu ini akan menjadi Duel. Kau melawanku, siapapun yang menang akan mendapatkan gadis ini"
"Saya bukalah sebuah barang!. Meskipun anda menang, saya tidak akan menerima anda. Sekali lagi saya minta maaf, saya menolak lamaran anda"
Kekesalan sesaat yang aku ucapkan membuat semua orang terdiam. Mereka menatapku dan ini membuat aku tidak nyaman. Aku merasa aku mulai menjadi panik. Aku harus segera pergi. Adalah satu-satunya hal yang aku pikirkan sekarang.
"Aztaroth mari pergi dari sini"
Ucapku dengan tergesa dan langsung mengambil langkah pertama sambil menarik tangan Aztaroth. Tanpa adanya perlawanan dari Aztaroth membuat aku, dia, Anna, dan Ruciel menjauhi si pemuda bangsawan dengan cepat.
"Dengar nona Eclaite, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan kamu"
Kalimat itu merupakan kalimat terakhir yang aku dengar dari si pemuda bangsawan sebelum akhirnya kami tidak melihatnya lagi.
Menelusuri lorong yang sepi, aku menghela nafas. Aku akhirnya lolos dari bahaya yang menakutkan. Aku lega aku tidak akan menjadi seorang istri pria yang tidak aku kenal.
Melirik ke kiri, aku bisa melihat Aztaroth melangkah di sampingku. Dia selalu muncul saat aku berada dalam kesulitan. Hal ini membuat aku berfikir, dia adalah Deus ex Machina milikku. Dia akan selalu muncul untuk mengeluarkan aku dari masalah.
Mendapat berbagai bantuan yang dia berikan, aku hanya bisa mengucapkan.
"Terimakasih Aztaroth"
"Tidak masalah"
Tidak, ini tidak benar. Aku harus memberi dia balasan. Aku harus membalas kebaikan Aztaroth.
"Jadi, apa sandiwara in-"
"Ada baiknya, kalian melanjutkannya sampai bangsawan itu pergi. Juga, kalian berdua sebaiknya sering bersama. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan bangsawan itu selanjutnya setelah dia dengan terang-terangan mengatakan dia tidak akan menyerah"
Ucap Anna membuat aku terkejut. Dia begitu di luar karakter miliknya. Aku tidak bisa mengucapkan apa-apa dan hanya bisa melihatnya.
""...""
"Kenapa kalian berdua melihatku dengan tatapan seperti itu!?"
"Saya tidak pernah menduga nona Anna akan setuju dengan hal ini"
"Apa anda sedang demam?"
"Kalian sangat tidak sopan!, aku memberi kalian bantuan dan ini yang kalian berikan sebagai balasan?. Untuk tuan Aztaroth semua baik, tapi untukmu Vixen. Kau tidak bisa di maafkan, kau harus membayar kebaikanku beberapa kali lipat nanti. Kau mengerti?"
"Saya mengerti nona Anna"
Jawabku dengan segera pada Anna yang marah. Dia membuat aku takut sama seperti sebelumnya.
Ketakutan, aku mendekati Ruciel kemudian memeluknya. Mengejutkan, dia membiarkan aku memeluknya tanpa mengucapkan sebuah protes.
"Ruciel begitu baik hati"
"Buat dirimu nyaman Eclaite"
Aku terus memeluk Ruciel dan kami terus melangkah untuk beberapa lama. Karena mereka terus diam, aku mengucapkan sebuah pertanyaan yang ada didalam pikiranku.
"Ngomong-ngomong, kenapa kalian bisa ada disini?"
"Aku dan nona Anna mendapat hari libur setelah menyelesaikan sebuah Quest. Kami ingin mengisi waktu luang dengan menonton pertandingan di Colosseum. Aku tidak mengira Eclaite berpartisipasi sebagai petarung"
"Kau merusak liburan kami"
Jelas Aztaroth yang kemudian disambung oleh ucapan kesal Anna.
"Maaf okay, saya juga tidak ingin terlibat dalam masalah ini. Dia tiba-tiba datang dan mengucapkan hal melamar yang membuat saya takut. Saya tidak menginginkan masalah ini"
"Ayo kesampingkan hal ini. Sesuai ide nona Anna, kami akan menemanimu hari ini. Kami juga akan mendukungmu di pertandingan selanjutnya"
"Mm… kalian tidak perlu mendukungku"
"Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Saya sudah mendapat apa yang saya inginkan di turnamen ini. Karena itu, saya mengundurkan diri. Dari awal, saya tidak memiliki keinginan untuk menjadi Champion"
"Lalu, apa yang kau dapatkan?"
"Ikut saya, biar saya tunjukkan, apa yang saya dapatkan"
Melepas pelukan. Aku memandu mereka bertiga ketempat para Slave Gladiator tinggal.
Beberapa lama kemudian kami berdiri didepan ruang penjara tempat Araya tinggal. Aku memperkenalkan Araya pada Aztaroth dan Anna. Setelah itu, aku menceritakan apa yang aku lakukan untuk mendapatkan Araya.
"Kau mengikuti turnamen karena kau harus mengalahkan Slave ini untuk membelinya?"
Tanya Anna denga wajah terkagum tercampur rasa tidak percaya.
"Anda benar, nona Anna"
"Dungu!, Kau sangat dungu"
"Saya tidak bodoh, benarkan Aztaroth?"
"..."
"Kenapa diam saja!?"
Tanyaku dengan kesal pada pemuda yang diam sambil memalingkan wajahnya.
"Ehem, aku tidak menyangka kau suka membeli dan memiliki Slave"
Sekarang tanpa sopan santun dia mengganti tema pembicaraan. Dia benar-benar membuat aku kesal.
"Grrhh! saya tidak menyukai Slave, saya membencinya"
"Lalu kenapa-"
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya ingin membebaskan mereka dari hal Slave ini namun. Ruciel perlu membeli kebebasan miliknya dengan gaji yang saya berikan, dan saya ucapkan. Itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan untuk nona Araya, saya harus membawa dia ke Esturion Empire agar dia bisa dibebaskan. Saya menginginkan mereka namun bukan berarti saya menginginkan mereka sebagai Slave"
"..."
"Vixen dungu. Kau bisa langsung membebaskan si Ruciel ini, jika kau memberi dia gaji yang banyak setelah dia melakukan sebuah pekerjaan yang kau berikan"
"...hal itu melanggar kontrak Slave yang kami sepakati"
"Semua orang tahu, kontrak itu memiliki kecacatan. Kontrak itu tidak menentukan jumlah maksimal gaji yang bisa diterima seorang Slave, dan hanya menentukan gaji minimum. Kau bisa memanfaatkan hal ini tanpa melanggar kontrak yang dibuat"
"Anda bohong dan saya yakin semua orang tidak tahu kecacatan itu. Sebagai buktinya, saya dan Ruciel tidak tahu kecacatan itu"
Aku melihat Ruciel dan dia, secara alami menghindari kontak mata denganku.
"Kita perlu berbicara empat mata Ruciel"
"Sesuai dengan keinginan anda Master"
Meninggalkan Ruciel yang mencurigakan dan entah mengapa kembali menjadi sopan, aku menemui salah satu petugas Colosseum. Aku mengucapkan maksudku untuk mentransfer kepemilikan Araya pada dia. Beberapa puluh menit kemudian, aku akhirnya mendapat kontrak Slave milik Araya.
"Akhirnya anda menjadi milik saya"
Ucapku dengan bangga dan puas.
"Saya siap melayani anda Master"
Balas Araya dengan ketetapan yang diwarnai rasa sedih.
Aku tidak akan menyantap kamu. Jadi kamu tidak perlu bersikap seperti anak kucing yang dibuang. Ucapku dalam hati sebelum pergi meninggalkan Colosseum bersama dengan yang lainnya.