Hari ini begitu hangat. Langit di dalam Dungeon begitu cerah. Angin lembut membelai pipiku. Rumput tempat aku duduk juga terasa sangat lembut. Aku rasa situasi ini sering disebut 'pewe?'. Aku tidak ingat, namun aku tidak menyangkal, jika saat ini aku merasa nyaman.
Hari ini adalah hari yang sempurna untuk menyantap makanan di luar ruangan. Menggigit, mengunyah, dan menelan makanan yang begitu nikmat saat aku berada di situasi yang begitu nyaman, aku hanya bisa mengucapkan 'ini adalah sebuah kebahagiaan'. Aku dipenuhi kebahagiaan, namun. Ruciel yang berdiri agak jauh disampingku, memberiku tatapan jijik disertai raut wajah yang bisa di bilang mengganggu.
Aku tahu gadis itu terkadang bersikap dan berbicara kasar, namun, apa yang dia lakukan kali ini benar-benar tidak sopan.
"Ruciel, memberi tatapan jijik pada orang yang sedang menyantap makanan itu tidak sopan"
"Aku rasa semua orang akan merasa jijik saat melihat cara dan apa yang kau makan"
"Memangnya ada yang salah?"
"Semuanya!, Semua yang kau lakukan salah!"
Teriak Ruciel yang kesal dengan nyaring. Melihat Ruciel yang bersusah payah untuk mengatur nafas setelah berteriak membuat aku merasa bersalah. Aku seharusnya tidak menggodanya saat dia serius.
"Haruskah kau melakukan itu?"
"Ya?"
"Memakan daging monster mentah-mentah!. Haruskah kau melakukannya. Apa kau tidak berfikir untuk memasaknya seperti yang pernah kau lakukan sebelumnya?"
Kalimat itu membuat aku melihat kedua tanganku yang di lumuri darah, sesaat kemudian aku menoleh melihat bangkai Leaf Tearer yang baru saja aku santap. Memikirkan untuk memasak daging monster ini.
"Sangat merepotkan. Saya bisa menyantap mereka dalam kondisi mentah, kenapa saya harus repot untuk memasaknya?"
Oh ya, Leaf Tearer merupakan seekor monster mirip anjing. Dia memiliki bulu hijau daun dengan totol putih berbentuk daun. Dia memiliki dua taring besar setajam pisau yang beracun, mereka seperti taring ular. Terakhir, monster cukup ganas.
"Kau bisa sakit jika memakan daging mentah, mereka kotor. Memakan daging mentah juga terlihat sangat menjijikkan dan menakutkan. Terlebih bukankah Leaf Tearer beracun?. Jadi, tolong masak daging monster itu agar keadaan mentalku tetap normal"
Aku tidak memasak daging monster karena, menyantap daging monster mentah-mentah sangat nikmat. Terutama setelah beberapa lama aku tidak menyantap daging monster. Selain itu, seperti yang aku ucapkan tadi, memasak daging monster bisa dibilang merepotkan. Aku tidak perlu memanjakan diri dengan memasak daging yang bisa langsung aku santap. Aku tidak ingin repot untuk memanjakan diri, namun. Jika aku repot untuk Ruciel.
"Baiklah, saya akan memasaknya"
Aku akan melakukannya dengan senyuman.
"Namun saya tidak berjanji akan melakukannya saat hilang kendali setelah menghirup aroma darah monster yang sangat nikmat"
"Kehilangan kendali?"
"Ingat dengan peristiwa saat kita berpisah setelah saya menyantap Leaf Boar?"
"Ya"
Jawab Ruciel membuat aku mengangguk.
"Saat itu, saya kehilangan kendali. Saat itu, saya tidak berniat menunjukkan hal ini pada Ruciel"
Ucap sambil menunjuk bangkai yang terkoyak.
Kemudian, saat aku kembali merobek potongan daging, ruciel kembali membeku dan wajahnya menjadi sangat pucat. Dia diam untuk beberapa lama dan aku mengamatinya sambil ngemil daging monster di tanganku.
Setelah beberapa lama, Ruciel menggelengkan kepala beberapakali.
"Lalu, kenapa kau menunjukkan hal ini padaku dengan terang-terangan sekarang?"
"Itu karena Ruciel sudah tahu tentang masalah ini, kita akan selalu bersama jadi, saya ingin menunjukkan rahasia yang saya simpan pada Ruciel secara perlahan"
"Kau masih memiliki rahasia yang lebih mengerikan dari ini?"
Tanya Ruciel dengan wajah pucat. Dia juga mengambil beberapa langkah kebelakang, menjauhi aku.
"Tidak!. Saya tidak memiliki rahasia mengerikan lainya. Memakan daging monster mentah-mentah adalah satu-satunya rahasia yang mengerikan. Rahasia lainya lebih ke soal latar belakang saya. Oh, apa lepas kendali saat menghirup aroma darah monster juga termasuk rahasia?"
"Jangan bertanya padaku. Untuk sekarang, beri tahu aku, monter apa saja yang bisa membuat kau hilang kendali!"
"Saat ini, saya hanya tahu Leaf Boar, Vebirt, Hibisnake, Shromwine dan Ratualon"
"Mulai sekarang, kita akan menghindari dan tidak akan memburu mereka"
Ucap Ruciel dengan tegas dan serius. Melihat reaksi itu aku.
"Tidak mau"
"Tidak mau?, Apa maksudmu dengan tidak mau?"
"Kita bisa mencoret Leaf Boar Dan Vebirt dari daftar buruan. Namun saya masih ingin memburu kemudian menyantap Hibisnake, Shromwine dan Ratualon"
"Kenapa?"
"Karena saya belum menyantap ketiga monster itu masing-masing sepuluh kali"
"Huh?"
Jawab yang aku berikan membuat Ruciel kebingungan. Hal ini terjadi karena aku tidak memberi tahu Ruciel tentang Skill Heart of Monster. Aku merasa Skill ini adalah rahasia yang harus aku jaga untuk diri sendiri.
"Apa yang kau maksud dengan 'belum memakan mereka sepuluh kali'?"
"Ruciel tidak perlu tahu. Dan, saya akan setuju dengan rencana untuk menghindari mereka setelah urusan saya dengan mereka selesai. [Create Water]"
Aku mencuci kedua tangan dengan air kemudian berdiri. Mengambil Bleed Fair yang tertancap di tanah, aku kemudian berbalik dan mulai melangkah.
"Mari pergi Ruciel"
"Kemana?"
"Tentu saja untuk berburu dan menaikkan Level"
Benar, menaikkan Level. Aku harus menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Aku melakukan semua ini karena janji untuk bertarung melawan Araya. Gladias cantik yang aku inginkan.
Tidak hanya itu, alasan lain kenapa aku begitu bersemangat untuk berburu adalah Bleed Fair yang aku genggam.
Saat Bleed Fair digunakan Undead Shogun, dia mengalami perubahan. Bleed Fair yang merupakan senjata biasa berubah menjadi Magic Weapon. Kini dia bisa memperlambat gerakan monster dengan elemen es yang dia miliki. Dan saat di tambah dengan kemampuan untuk mencegah sebuah luka dapat disembuhkan dengan cepat, Bleed Fair menjadi senjata yang menakutkan. Karenanya aku tidak sabar untuk menggunakannya untuk memburu Monster.
"[Status Open]"
Name : Eclaite
Race : Beastkin (Two Tail Fox)
Gender : Female
Age : 20
Level : 13 / 20
Level tiga belas. Setidaknya aku harus mencapai Level lima belas agar bisa memojokkan Araya dengan mengandalkan kekuatan murni bukanya mengandalkan tehnik bertarung.
Araya sama kuatnya dengan Ruciel. Well, itu adalah pengamatan amatir yang aku lakukan. Jika Araya setingkat dengan Ruciel, aku harus bertambah kuat. Soalnya, aku tidak bisa menang melawan Ruciel saat kami berlatih tanding.
Mengingat kembali cara bertarung Ruciel saat kami berburu, aku yakin dia kuat. Kenyakinanku semakin kuat saat aku kalah dalam latih tanding melawan Ruciel.
Ruciel bilang, aku kalah karena kurangnya pengalaman bertarungku.
Bagaimana dengan pengalaman bertarung didalam game AFO?. Bukankah kamu bertarung dalam Virtual Reality?.
Tentu, didalam Virtual Reality. Kita bisa menggerakkan Character game hanya dengan pikiran. Dan hal ini bisa disebut 'kita bisa menggerakkan Character itu layaknya tubuh kita sendiri', namun. Teknologi VR tidaklah sangat maju. Mereka masih memiliki banyak kekurangan. Lima panca indera tidak bisa diduplikasi, adanya sistem pembantu yang memberikan koreksi saat bertarung atau menggunakan Skill di dalam game, gerakan Character yang belum cukup halus dan lain-lain dan lain-lain.
Kekurangan tersebut membuat seseorang tidak bisa meniru gerakan yang ada di dunia VR. Seseorang bisa saja ahli dalam pertarungan didalam game, namun dia belum tentu ahli bertarung di dunia nyata. Hal ini belum termasuk perbedaan fisik Character didalam game dan fisik seseorang sebenarnya di dunia nyata.
Aku ahli bertarung didalam game namun aku tidak cukup ahli saat bertarung di dunia nyata.
Saat melangkah menuju tempat perburuan berada, aku menyantap Magic Stone Leaf Tearer. Dia memiliki rasa mirip mentega dan dia memberiku Skill Poison Claw.
[Poison Claw] : Memberi musuh Status Poison Small menggunakan serangan cakaran. Presentase keberhasilan menginfeksi sebanyak 20%, dapat menambah presentase keberhasilan infeksi sebanyak 10% pada target yang sama, jika kembali menyerang target dengan Skill ini.(setiap satu serangan memerlukan 1MP. Setiap kali Skill ini naik satu Level, persentase penginfeksian Status Poison Small akan meningkat sebanyak 5% dan Status Poison Small akan semakin kuat).
Melihat apa yang aku lakukan, Ruciel menjauh satu langkah dariku dan memberiku tatapan jijik penuh rasa penasaran.
"Bagaimana kau bisa memakan Magic Stone itu?, Magic Stone adalah Mana yang ter-kristalisasi, apa kau tidak merasakan apapun saat memakanya?. Apa kau tidak takut dengan keracunan Mana?"
"Bagi saya, Magic Stone seperti permen. Dia meleleh di mulut saya, dia memiliki rasa seperti mentega. Dan apa itu 'keracunan Mana'?"
Mendengar jawabanku Ruciel memberi tatapan tidak percaya.
"Keracunan Mana adalah keracunan Mana. Saat tubuh seseorang mengakumulasi Mana asing yang cukup banyak, mereka akan sakit. Darah akan keluar dari mulut, mata, dan telinga. Untuk kasus terburuk, seseorang bisa menggelembung kemudian meledak. Kaboom!!"
Aku berhenti melangkah kemudian membeku.
"Ruciel berbohong"
"Tidak, aku tidak berbohong. Aku pernah melihat beberapa orang yang keracunan Mana meledak. Kaboom!"
"Tidak!, Saya tidak dengar, saya tidak mendengar apa-apa"
Menutup telinga dengan tangan dan langsung melangkah pergi.
Aku tidak ingin mendengar cerita seorang manusia meledak. Itu menakutkan dan. Apa aku baik-baik saja?. Aku sudah berkali-kali menyantap Magic Stone. Apa aku akan meledak?.
(Tidak!, Tidak!, Dan tidak!)
Setelah menggelengkan kepala beberapakali, aku memeriksa kondisi tubuhku. Melihat kedua lengan dan kaki, menyentuh tubuh, kepala, dan dua ekorku.
Semua terlihat baik-baik saja, dan aku merasa lega. Aku tidak menemukan keanehan di tubuhku.
Dan aku tidak mengira Ruciel masih takut padaku. Aku ingin mengatakan satu atau dua hal pada Ruciel, namun aku mengurungkan niatku. Aku memutuskan untuk memberi dia waktu agar terbiasa dengan keanehan yang aku miliki.
Waktu berlalu, kami akhirnya sampai di tempat perburuan.
"Ini. Treople dan Mother Seed. Kita harus memberitahu Guild tentang hal ini. Bencana akan terjadi jika Mother Seed terus melahirkan Treople"
Treople yang diucapkan Ruciel merupakan Plan Type Monster. Mereka mirip dengan orang-orangan sawah. Tubuh mereka kurus, berwarna coklat hitam. Dibeberapa bagian tubuh mereka tumbuh ranting kecil dan dedaunan. Kepala mereka merupakan sebuah biji berwarna hijau tua.
Sedangkan untuk Mother Seed. Dia merupakan pohon raksasa yang memiliki bagian tubuh mirip laba-laba. Beberapa akan menjadi kaki yang dapat membawa Mother Seed. Tinggi Mother Seed didepan kami sekitar delapan meter, dan batang pohonya memiliki lingkar sekitar tiga meter. Dia juga memiliki puluhan dahan pohon yang ditumbuhi daun lebat dan puluhan biji hijau sebesar kepala.
Benar, biji hijau yang tumbuh di Mother Seed merupakan cikal-bakal Treople. Biji itu bisa matang dan tumbuh dengan cepat. Dalam satu jam Mother Seed dapat melahirkan seratus lebih Treople.
Treople ber-Level rata-rata empat belas yang dapat terus bertambah adalah alasan kenapa Ruciel panik. Menurut buku yang aku baca. Biasanya, untuk mengalahkan satu Treople dibutuhkan empat orang Adventure Rank E dengan masing-masing anggota ber-Level rata-rata sepuluh. Mengetahui ini wajar jika Ruciel menjadi panik.
Secara normal tidak mungkin dua orang Adventure Rank E dan C menghadapi puluhan Treople beserta Mother Seed. Beruntungnya, cara berburu yang aku pakai tidak biasa. Aku bisa dengan percaya diri mengucapkan.
"Kita akan memburu mereka. Karena itu kita tidak perlu memberitahu Guild. Mereka akan menjadi sumber Exp yang kita butuhkan"
Jelasku pada Ruciel bersamaan dengan aku mengambil sebuah bom berwarna hitam dari dalam tas.
"Apa?. Apa yang kau maksud dengan Exp?, Dan a apa baru saja kau mengatakan akan memburu mereka?"
Tanya Ruciel dengan panik kepadaku. Kemudian, kedua mata Ruciel terbuka lebar saat melihat aku yang bersiap melempar bom di tanganku ke kerumunan Treople.
"Hentikan!"
Teriak Ruciel histeris.
"Terlambat"
Ucapku setelah bom di tanganku terbang ketengah kerumuman Treople. Beberapa saat kemudian.
KABOOM!
Bunga api mekar, hembusan angin kuat tercipta, dan belasan Treople terbang ke udara.
Apa yang terjadi bisa dibilang cara memperoleh Exp yang keren.
Tidak lama setelah ledakan terjadi, para Treople melihat kami. Dan tidak perlu diucapkan, mereka langsung berlari mendekati kami dengan keinginan untuk membunuh.
"Bodoh!. Kita harus segera pergi dari sini!. Ayo cepat!"
"Ruciel tidak perlu panik. Saya memiliki cara berburu efektif untuk membantai para Treople itu. Lihatlah"
Aku kembali mengambil bom dari dalam tas. Kali ini adalah bom berwarna kuning. Aku segera melempar bom itu ke Treople yang berlari mendekat.
Pshuu!!
Kali ini, bom yang aku lempar tidak menciptakan bunga api melainkan asap kuning yang menyelimuti Treople.
Asap itu bukanlah asap bisa. Asap itu merupakan asap racun yang dapat membuat seseorang tertidur. Bisa dibilang ini sejenis obat tidur namun lebih heboh.
Bom tidur ini tidak bisa membuat Treople tertidur, namun bom tidur ini dapat membuat mereka menjadi lemah, bom ini juga akan membuat gerakan Treople menjadi lebih lambat.
"Let's the hunt begin!"
Teriakku penuh semangat saat menunggu kerumunan Treople mendekat dengan Bleed Fair terhunus.