"Permisi, apa Aztaroth ada disini?"
Tanyaku pada bibi pemilik penginapan yang duduk di belakang meja resepsionis.
"Oh nona!, Lama tidak bertemu. Tuan Aztaroth ada di kamarnya, biar aku panggilkan sebentar. Nona bisa menunggu di restoran"
"Saya mengerti"
Setelah melihat bibi pemilik penginapan pergi, aku melangkah ke restoran kemudian menempati salah satu meja kosong yang ada. Waktu berlalu dan tidak lama kemudian Aztaroth menampakkan diri.
"Hai Eclaite, ada apa?"
"Ada satu hal yang ingin saya ucapkan, dan bisakah kita berbicara di kamarmu?, saya tidak ingin orang lain mendengarnya"
Aztaroth terdiam untuk sejenak kemudian mengucapkan.
"Tentu, ikuti aku"
"Ruciel tolong tunggu sebentar disini"
"Baik"
Mendapat jawaban, aku meninggalkan Ruciel untuk mengikuti Aztaroth. Kami menaiki anak tangga, lalu menelusuri lorong, dan akhirnya sampai di dalam kamar.
"Jadi, apa yang ingin kamu katakan?"
Hmm… kamar ini lebih rapi dari kamarku yang dulu. Dan. Bukankah itu One Handed Sword, Tristion?. Aku tidak mengira aku bisa melihat Epic Grade Weapon disini.
"Aku mendapat pedang itu dari dalam Dungeon, ingin melihatnya?"
"Jika boleh"
Mendengar jawabanku, Aztaroth melangkah untuk mengambil Tristion. Tidak lama kemudian, aku menggenggam One Handed Sword itu.
"Pedang ini benar-benar menakjubkan"
"Itu adalah pedang Epic Grade, tentu saja pedang itu menakjubkan"
Saat menggenggam pedang ini, aku bisa merasakan energi sihir kuat mengalir ke dalam tubuhku. Aku merasa ringan dan kelima indra-ku menjadi lebih tajam. Aku merasa menjadi lebih kuat.
"[Foconswi]"
Ucapku dengan lembut sebelum mengayunkan Tristion. Namun, belum sempat membuat ayunan kedua, Aztaroth menghentikan Tristion dengan tangan kirinya. Tiga jari yang dia gunakan untuk mencengkeram bilah pedang sudah cukup untuk menghentikan ayunan yang aku lancarkan sepenuh tenaga.
Benar-benar monster.
"Baiklah, kamu bisa berhenti bermain-main dengan pedang ini. Katakan Eclaite, kamu tidak datang kesini hanya untuk membelah kursiku menjadi dua, benarkan?"
Kalimat itu membuat aku sekali lagi mengamati kamar Aztaroth. Dan benar, dilantai kamar ini tergeletak sebuah kursi yang terbelah menjadi dua.
"Maaf, dan ya. Saya baru ingat"
Dengan kalimat itu, aku mengembalikan Tristion pada Aztaroth. Kemudian, aku mengambil kantung uang dari dalam tas kecil di pinggulku.
"Saya ingin mengembalikan uang yang saya pinjam"
Lanjutku sambil menyodorkan kantung uang pada Aztaroth. Dan dia malah diam melihatku. Beberapa saat kemudian dia mengambil katung uang dari tanganku.
"Darimana kamu mendapat uang ini?"
Tanya Aztaroth setelah selesai memeriksa kantung uang.
"Bukankah itu tidak penting?, Apa yang penting, saya sudah membayar hutang dan ki-"
"Tergantung dari mana uang ini berasal, aku bisa menerima atau menolaknya. Jadi, boleh aku tahu dari mana uang ini berasal?"
Kenapa dia tiba-tiba mengintrogasi aku dengan tatapan tajam.
"Saya mendapatkan uang itu dari Hidden Area di dalam Dungeon"
"Hidden Area?. Maksud kamu, sarang Undead yang baru ditemukan?. Kamu ikut menjelajahi tempat itu?"
"Ya, yang itu. Saya, Ruciel, Party Flower Garden, dan dua orang dari Church of Light menjelajahi Hidden Area itu kemarin"
Aztaroth mengangguk setelah mendengar penjelasanku.
"Baiklah, dengan ini hutangmu lunas"
"Aztaroth tidak ingin menghitung uang itu?"
Tanyaku saat melihat kantung uang di tangan Aztaroth menghilang. Bagaimana cara dia melakukan trik itu?.
"Aku tidak perlu melakukannya. Ada yang lain?"
"Tidak, saya hanya ingin membayar hutang"
"Baiklah, apa kau memiliki rencana hari ini?. Jika tidak, bagaimana kalau makan siang bersama?. Aku yang traktir"
Melangkah, Aztaroth mendekati pintu dan membukanya. Kemudian dia menoleh, melihatku.
"Saya belum makan siang dan Aztaroth tidak perlu mentraktir saya"
Ucapku melangkah keluar dari kamar di ikuti oleh Aztaroth.
"Saya dan Ruciel akan mengunjungi distrik pariwisata, karena itu saya tidak bisa tinggal terlalu lama disini"
"Jika kamu bilang begitu"
Ucap Aztaroth setelah menutup pintu.
Kemudian kami kembali ke restoran milik penginapan. Disana kami bertemu dengan Ruciel dan Anna yang entah mengapa memberiku tatapan tajam.
Kenapa dia ada disini?.
"Kenapa kau disini?"
Meski kami memiliki pertanyaan yang sama, pengucapan yang Anna gunakan untuk menyampaikan pertanyaan itu sangatlah berbeda. Didalam hati, aku menggunakan pengucapan yang mengungkapkan rasa penasaran sedangkan Anna menggunakan pengucapan yang memperlihatkan sebuah ancaman. Tidak hanya itu, dia juga memancarkan aura dingin yang menakutkan.
"Saya menemui Aztaroth untuk memberi uang"
Jelasku dengan segera.
Menerima penjelasanku, Anna terdiam sejenak. Bersamaan dengan itu, aura dingin menakutkan yang menyelimuti tubuhnya perlahan menghilang. Kemudian...
"baiklah, jika tidak ada urusan lain, cepat segera pergi dari sini Vixen!, Shoo! shoo!"
Aku tidak membenci Anna, namun saat dia mengusirku tanpa ragu, salah satu ujung bibirku berkedut.
Aku bertanya-tanya, kenapa dia begitu membenciku?. Padahal aku mendukung dia untuk menjadi pasangan Aztaroth. Tidak hanya itu, aku juga ingin berteman dengan dia. Aku mencoba mendekati dia, namun dia selalu menolakku dan memberiku kalimat kasar.
Sikapnya benar-benar membingungkan.
"Kalau begitu kami permisi, sampai nanti Aztaroth, nona Anna"
"Sampai nanti"
"Ada baiknya jika kamu tidak pernah kembali"
Aku dan Ruciel keluar dari Vixie Inn, meninggalkan Aztaroth dan Anna. Menelusuri jalan, kami pergi ke distrik pariwisata yang kabarnya memiliki pemandangan indah dan berbagai jenis hiburan menarik.
"Hal ini selalu ada di benak saya, saya ingin berteman dengan nona Anna, namun entah mengapa nona Anna selalu menolak dan menjauhi saya. Apa Ruciel tahu kenapa hal ini bisa terjadi?"
"...aku tidak tahu"
Ugh!. Bukan jawaban yang aku harapkan. Aku pikir, Ruciel tahu penyebab hubunganku dengan Anna tidak pernah membaik. Sayangnya, dia sama sepertiku. Kami sama-sama tidak tahu.
"Baiklah, mari lupakan nona Anna untuk sementara. Saya ingin tahu, apa Ruciel tahu tempat-tempat menarik yang ada di distrik pariwisata kota Rishtonbell?"
"Tempat menarik di distrik pariwisata yang dapat aku pikirkan hanya pasar Tilste dan Colosseum"
"Oh sebuah Colosseum, namun… bukankah itu aneh?. Colosseum adalah tempat untuk bertarung, seharusnya tempat itu dibangun di distrik Adventure bukan di distrik pariwisata"
"Aku bukan Lord kota ini, aku tidak perlu memikirkan dimana Colosseum itu di bangun"
"..."
Aku terdiam dan menoleh ke kiri untuk melihat gadis itu. Sebagai gantinya, dia juga menoleh. Melihat aku gadis itu mengerutkan alisnya sambil memasang raut wajah masam.
"Apa?"
Tanyanya dengan kesal.
Aku bahagia saat melihat kamu kembali seperti semula. Aku ingin mengucapkan kalimat ini, namun aku tahu, jika aku mengucapkannya, Ruciel akan marah dan kemudian menghiraukan aku. Karena itu.
"Mari pergi ke Colosseum. Saya ingin melihat pertarungan yang ada disana"
"Kalau begitu kita akan ke Colosseum, aku akan jadi pemandumu, jadi ikuti aku"
"Ya nona"
"..."
Ruciel terdiam kemudian memberiku sebuah lirikan, sesaat kemudian, dia melangkah lebih cepat untuk memandu aku.
Distrik pariwisata memiliki trotoar yang lebih bagus dari distrik Adventure. Orang-orang disini juga berbeda, mereka mengenakan pakaian yang lebih bagus, lebih berwarna, dan lebih mewah. Volume lalu lintas di sini lebih ramai, puluhan atau bahkan ratusan kereta kuda melintas di jalan utama distrik ini. Terkadang aku juga melihat Magicar melaju diantara kumpulan kereta kuda itu.
Sedangkan untuk bangunan yang ada disini, kau tidak perlu bertanya. Mereka lebih tinggi, lebih indah, dan lebih-lebih lainya dari distrik Adventure. Melihat bangunan disini mengingatkan aku pada pemandangan kota London jaman dahulu. Aku hanya bisa mengucapkan, distrik pariwisata ini memiliki kesan yang mendalam.
Kami menikmati keanggunan distrik pariwisata untuk beberapa lama sebelum akhirnya sampai di Colosseum.
Dan wow!.
Colosseum di dunia ini lebih menakjubkan dari pada Colosseum didalam game Ark Fantasy Online. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Baik dari segi ukuran ataupun tampilannya. Colosseum ini tidak bisa dibandingkan dengan model 3d.
Megah, adalah kata yang cocok untuk menggambarkan Colosseum di depanku. Bangunan berwarna abu-abu yang megah ini di bangun menggunakan arsitektur Roma kuno. Dia memiliki ratusan jendela dan puluhan pilar raksasa. Tidak hanya itu, bangunan ini juga dihiasi oleh berbagai jenis patung kesatria. Dibagian atap terdapat patung naga dan bendera berbagai warna.
Aku sempat bertanya pada Ruciel dan sekarang aku tahu, sama seperti di dalam game, Colosseum ini merupakan gabungan empat Colosseum yang lebih kecil.
Didalam game, keempat arena yang ada sering digunakan untuk ajang PvP dan untuk menyelenggarakan turnamen. Sedangkan untuk di dunia ini, empat arena itu memiliki fungsi yang berbeda. Satu arena di gunakan untuk menyelenggarakan turnamen ringan dan pertandingan biasa, satu lainya di gunakan untuk pertandingan besar yang melibatkan puluhan orang sekaligus, satu arena lain digunakan untuk pertarungan melawan monster, dan arena terakhir digunakan sebagai tempat eksekusi para kriminal.
Dan tentu, arena yang akan kami kunjungi adalah arena yang digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan ringan antar Gladiator.
Ratusan orang yang berkunjung membuat Colosseum ini begitu ramai. Para Adventure, pedagang, kesatria, penduduk kota, pelancong, dan lainya. Semua ada disini untuk memeriahkan lingkungan disekitar Colosseum. Mereka menjadi penonton, peserta pertarungan, penjual, petugas keamanan, dan lain-lain, dan lain-lain.
Sekarang.
"Dimana kita bisa membeli tiket untuk menonton pertarungan?"
"Lewat sini Eclaite, biar aku tunjukkan tempatnya"
Kalimat itu membuat aku melangkah. Aku mengikuti Ruciel diantara kerumunan. Beberapa menit kemudian kami melewati pintu masuk Colosseum.
Setelah membayar biaya masuk, kami menelusuri sebuah lorong, Kemudian kami mencari bangku penonton kosong. Disini, kami tidak mendapat tiket bertuliskan nomor bangku yang akan ditempati. Begitu membayar biaya masuk, kami bebas menempati bangku penonton yang tersedia, itu juga bisa berarti kami harus berebut dengan orang lain untuk mendapatkan bangku terbaik. Beruntung, pertarungan kali ini bukanlah ajang pertarungan besar. Karena itu, tidak banyak penonton yang datang. Kami bisa memilih bangku penonton dengan bebas, dan kami memutuskan untuk menempati bangku di barisan depan.
Sebuah pertarungan antar gladiator sedang berlangsung saat kami duduk. Battle Royal adalah jenis pertarungan yang sedang berlangsung. Sebuah pertandingan dimana salah satu dari belasan pesertanya harus bertahan sampai akhir. Last man standing.
Sekarang, dari belasan peserta hanya tersisa tiga petarung yang masih berdiri.
"Ucapkan Ruciel, diantara mereka bertiga siapa yang akan menjadi pemenang?"
"Gladiator penggunaan Great Sword cukup menjanjikan, dia memiliki aura bertarung yang kuat. Aku rasa dia akan memenangkan pertandingan ini"
"Benarkah?, Pria itu ditutup oleh berbagai jenis luka"
"Kita akan tahu siapa pemenangnya beberapa menit lagi"
Tiga orang petarung bertukar serangan. Mereka bertiga saling bermusuhan, mereka tidak pernah bekerjasama, dan masing-masing dari mereka ingin mengalahkan yang lainnya.
Untuk beberapa lama, berbagai jenis Art saling baku hantam. Dan pada akhirnya, sesuai dengan prediksi Ruciel, Gladiator penggunaan Great Sword menjadi pemenang dipertandingan Battle Royal kali ini.