Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 35 - Akhir kekacauan

Chapter 35 - Akhir kekacauan

Ditengah perjalanan, aku melihat Aztaroth dan para Adventure lain melancarkan serangan terakhir untuk mengalahkan Weilth.

KABOMM!!

"ARrRggGGkKkk..!"

Menerima sebuah ledakan besar, tusukan pedang cahaya raksasa dan puluhan tebasan lebar membuat Weilth tidak bergerak lagi setelah teriakan terakhirnya.

"..Sangat disayangkan aku tidak bisa membunuh dia secara langsung"

Aku melihat Ruciel setelah mendengar kalimat itu. Aku melihat dia mengigit bibir bawahnya sampai berdarah. Dia melihat Wielth dengan raut wajah kesal bercampur kesedihan.

Aku bertanya tanya. Kenapa Ruciel terobsesi ingin sekali membunuh Weilth dan menyelamatkan para Adventure?. Alasan apa yang membuatnya melakukan semua itu?. Apa Ruciel ingin melakukan itu karena Wielth sudah membunuh teman-temannya?.

Tidak tahu apa apa membuatku ingin mengajukan berbagai macam pertanyaan pada Ruciel. Aku ingin tahu apa yang terjadi. Namun ini bukan saat yang tepat untuk bertanya. Aku tidak ingin melukai Ruciel yang sudah terluka.

!?. Aneh, sepertinya aku mendengar suara Aztaroth.

Ini tidak aneh!. Aku benar benar mendengar suara Aztaroth. Berbalik kebelakang mengikuti suara itu, aku bisa melihat Aztaroth melambaikan tangan kearahku. Dan aku, membuat melambaikan tangan lain untuk membalasnya.

Aku mengangguk untuk menjawab Aztaroth. Setelah itu aku mulai melangkah untuk mendekati dia.

"Kau mau kemana?"

Pertanyaan Ruciel membuatku berhenti dan berbalik.

"Saya ingin menemui Aztaroth"

"Siapa Aztaroth?"

"Dia adalah pemuda yang berdiri disana"

Ucapku menunjuk kearah Aztaroth yang berdiri di kejauhan.

"...."

"Saya ingin memperkalkan Ruciel pada Aztaroth karena itu ayo pergi bersama"

"Aku akan menunggumu disini, kau tidak perlu memperkenalkan aku pada dia"

"Kenapa?"

Tanyaku pada Ruciel yang melepaskan genggaman tangan kemudian melangkah dan duduk diatas sebuah batu. Dia memasukkan tangannya ke Magic Bag untuk mencari sesuatu.

"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya tidak ingin mengganggu kalian, aku akan menunggumu disini sambil mengobali lukaku, dan lebih baik kau segera pergi. Sepertinya, dia tidak sabar ingin bertemu denganmu"

Ucap Ruciel dengan senyum masam sambil melihat kearah Aztaroth. Mengikuti pandangan matanya aku juga melihat Aztaroth.Tidak seperti ucapan Ruciel, bagiku Aztaroth tidak sedang terburu buru ingin menemuiku.

Kembali melihat Ruciel. Aku jadi penasaran, kenapa dia tidak ingin bertemu dengan Aztaroth, apa dia malu?. Jika begitu, aku hanya perlu membawa Aztaroth kesini untuk berkenalan dengan Ruciel.

"..Saya mengerti, saya akan segera kembali"

Ruciel mengangguk untuk membalasku. Berbalik, aku melangkah meninggalkan Ruciel untuk mendekati Aztaroth.

"Kenapa Ecalite pergi?"

Tanya Aztaroth sesaat aku berdiri di depan dia.

"Saya kuatir dengan Ruciel, karena itu saya pergi untuk melihatnya"

"Ruciel?"

"Ya Ruciel, dia adalah teman saya, dia terluka saat kami bertarung melawan Wielth the Giant Plant namun sekarang dia baik baik saja."

"Baiklah, bagaimana keadaan kamu?. Apa Charm itu sudah hilang?"

"Saya baik, charm itu juga sudah hilang berkat Exier Potion. Daaan.. Siapa Anna sebenarnya?. Kenapa dia begitu marah pada saya sampai tidak ragu menggunakan Charm saat kami baru bertemu untuk pertama kalinya?"

"Nona Anna adalah anggota Soaring Sky Familia sama sepertiku. Dia memiliki emosi yang meledak-ledak dan.. Apa temanmu benar baik-baik saja?. Dimana dia?"

"Ruciel baik dan dia ada di sana, lihat?

Dengan kalimat itu, aku berbalik menunjuk kearah Ruciel berada. Disana, aku melihat dia sedang berbicara pada beberapa Adventure.

"Oh, akhirnya kamu bergabung dengan sebuah Party. Itu keputusan yang baik, siapa saja mereka?"

"Aztaroth salah sangka. Saya tidak pernah bergabung dengan Party manapun, saya menjelajahi Dungeon hanya berdua dengan Ruciel. Satu-satunya gadis Fallen Elf yang ada di sana"

"Apa semua baik?, Mereka tampak tidak bersahabat"

"Saya juga tidak tahu. Mari mendekat lebih cepat"

Ucapku yang mempercepat langkah. Aku ingin tahu, kenapa para Adventure itu marah didepan Ruciel. Kemudian, saat seorang Adventure pria memukul Ruciel, emosiku menjadi kacau.

"[Rush]"

Melihat apa yang terjadi pada Ruciel. Aku langsung berlari dengan sekuat tenaga menggunakan Skill Dash untuk mendekati mereka. Sampai di sana aku langsung memukul pria yang menyakiti Ruciel. Membuat dia melayang di udara dan melemparnya sejauh beberapa meter.

"Tidak ada seorangpun yang boleh menyakiti Ruciel. Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan?"

Tanyaku pada empat pria di depanku.

"Apa yang kami lakukan katamu. Kami menghukum orang yang membuat kita bertarung dengan monster mengerikan itu"

Ucap salah satu dari mereka dengan kesal.

"Apa maksud ucapan kamu?. Ruciel tidak memiliki hubungan dengan peristiwa ini"

"Tidak ada hubungannya kau bilang. Apa kau tidak tahu, dia dan semua anggota Leaf Guides memandu kami, kita ketempat ini. Tempat dimana monster mengerikan itu berada!"

"Mereka juga berteriak 'kami sudah membawa persembahan' sesaat sebelum monster mengerikan itu muncul"

Lanjut pria yang tadi aku pukul. Sudah kembali berdiri dia melangkah mendekati kami dengan raut wajah kesal. Aku heran kenapa dia bisa sangat kesal seperi itu.

"Ruciel tidak ada hubungannya dengan Leaf Guides. Dia bahkan tidak ada di sana saat kejadian yang kamu ucapkan terjadi. Ruciel selalu bersama saya, jadi apa yang kalian ucapkan adalah kebohongan"

"Kebohongan kau bilang, jangan bercanda!. Dia dan semua anggota Leaf Guides adalah pelaku di balik semua ini. Kau juga pasti datang kesini karena dipandu dia, benarkan?. Atau... kau adalah salah satu dari mereka. Apa tujuanmu melakukan semua ini?, cepat katakan!!"

Ancam Adventure pria itu. Dia bahkan menggenggam erat gagang pedang yang tergantung di pinggang sisi kirinya. Dia siap untuk bertarung begitu juga empat pria lainnya.

"Jangan bicara sembarangan. Saya dan Ruciel tidak ada hubunganya dengan kejadian ini. Jika kamu ingin memfitnah kami. Saya tidak akan ragu untuk menghajar kalian"

Balasku sambil mengambil sikap bertarung. Aku tidak menyangka mereka benar benar ingin bertarung demi memfitnah Ruciel. Tindakan mereka benar-benar tidak bisa di maafkan.

Dalam situasi itu, kami bertatap untuk beberapa saat. Dan saat aku merasa kami benar-benar akan bertarung, seseorang memegang bahuku.

"Semua ini sudah terlalu jauh. Simpan keinginan bertarung kalian"

Kalimat yang di ucapkan Aztaroth membuat membuat empat Adventure pria membeku.

"Eclaite, kamu juga. Tenanglah"

"Bagaimana saya bisa tenang!"

Ucapku dengan kesal sebelum berbalik untuk melihat Aztaroth.

"Mereka memfitnah dan memuku-Ruciel!!. Apa yang kamu lakukan pada Ruciel!?"

Aku merubah kalimat protes pada Aztaroth menjadi pertanyaan untuk pria paruh baya berpakaian Full Plate Armor berwarna perak yang sedang berdiri di belakang Ruciel. Pedang yang dia genggam menempel di leher Ruciel, dia bisa memotong leher Ruciel kapan saja. Dia adalah pria yang memimpin para Adventure melawan Wielth.

"Turunkan senjata itu sekarang!"

Dengan kalimat itu, aku melangkah mendekati Adventure paruh baya itu, aku ingin memukulnya.

"Eclaite tenanglah!"

Ucap Aztaroth yang entah bagaimana sudah mengunci kedua lenganku di belakang punggung dengan satu tangan. Aku bahkan tidak bisa melepaskan cengkraman tangan Aztaroth meski sudah menggunakan seluruh kekuatanku. Daaan aku sama sekali tidak melihat gerakan tangan Aztaroth, saat dia meringkus kedua lenganku.

"Lepas saya Aztaroth!, saya harus menyelamatkan Ruciel"

Itu benar, aku harus menyelamatkan Ruciel, kemudian memukul Adventure paruh baya yang menggenggam senjata mencoba untuk melukai Ruciel.

"Tuan Folcion, bisakah anda menurunkan pedang itu?. Bukankah sebuah borgol lebih dari cukup untuk menahan dia?"

"Baiklah, saya rasa kamu benar"

Dengan kalimat itu, pria paruh baya bernama Folcion menurunkan pedang dan menyarungkannya kembali. Dia kemudian mengambil borgol dari dalam tas dan memasangnya pada kedua lengan Ruciel.

"Kenapa Aztaroth membela mereka?. Kenapa kalian memfitnah Ruciel?"

"saya benci mengatakan ini, tapi apa yang dikatakan para Adventure itu benar. Gadis ini mungkin bertanggung jawab atas kejadian kali ini"

Aku terkejut setelah mendengar kalimat Folcion.

"Kenapa anda berpihak pada mereka?. Kenapa anda juga memfitnah kami?"

"Saya tidak berpihak pada mereka. Saya juga mengatakan ini bukan dengan maksud untuk memfitnah kalian. Saya hanya ingin mendengar apa yang diketahui fallen elf ini tentang peristiwa yang terjadi tadi. Dia adalah anggota Leaf Guides. Karena itu dia pasti tahu beberapa hal yang tidak kita ketahui. Dan, mendengar semua pertanyaan yang kamu katakan. Sama seperti kami, kamu juga tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi"

"Tap-"

"Ecalite sudah cukup. Apa yang mereka katakan benar. Leaf Guides memang berperan besar di bencana ini"

Aku terkejut mendengar ucapan Ruciel. Aku menoleh kerahnya dan melihat dia memasang raut wajah sedih dengan senyuman pahit.

"Ruciel?"

"Seperti yang mereka katakan, kami memang merencanakan pertarungan ini, namun kami melakukan ini karena terpaksa kami tidak memiliki pilihan lain, ala-"

CLAP! CLAP! CLAP!

"Baiklah, aku rasa pembicaraan ini harus berhenti disini"

Ucap Chibito tadi setelah bertepuk tangan dan muncul entah darimana. Apa yang dia lakukan menarik perhatian semua orang yang ada disini.

"Tempat ini tidak aman, selain itu kita tidak tahu apa yang akan terjadi disini saat semuanya menjadi jelas. Kita akan membicarakan ini di Adventure Guild. Karena itu, semua orang yang ada disini harus segera bersiap untuk melakukan perjalanan pulang. Untuk kalian, nona pirang dan nona hitam, kalian akan ikut dengan party kami. Apa ada yang keberatan dengan keputusan ini?.

"Sa-"

"Aku tidak keberatan"

Aztaroth tiba-tiba menutup mulutku dan Ruciel mengucapkan persetujuannya tanpa keinginan untuk membela diri.

"Aku rasa itu pilihan terbaik"

Folcion juga setuju dengan mudah.

"Bagaimana dengan kamu?"

Tanya Chibito pada peria yang aku pukul.

"Asal dia mendapat hukuman yang pantas dan aku tahu apa yang terjadi, aku tidak keberatan"

"Bagus!. Aztaroth nona pirang itu berada di tanganmu. Hatori!"

Sesaat nama itu di sebut sosok seorang pria tiba-tiba muncul di samping Chibito. Dia mengenakan pakaian hitam Ninja dari negara kepulauan timur. Kemunculannya membuat aku terkejut.

"Ya tuan"

"Bawa dan lindungi nona hitam itu"

"Siap"

Dengan kalimat itu Hatori si ninja mendekati Ruciel. Ninja itu menyentuh tangan Ruciel dan sesaat kemudian mereka menghilang.

"Hmmhmh.."

"Sepertinya kamu akan sedikit kerepotan, tapi ini. Lebih mudah dari pada mengurus Anna. Aku pergi dulu Aztaroth. Aku harus menemui Bledar yang sedang mengambil Magic Stone monster aneh itu. Kalian semua, segera mempersiapkan diri"

CLAP!CLAP!

Chibito kembali bertepuk tangan dan para Adventure yang berkumpul mulai menyebar. Setelah mereka pergi cukup jauh, Aztaroth akhirnya melepaskan aku yang memberontak melepaskan diri.

"Kenapa Aztaroth menghalangi saya?, dimana Ruciel!?"

"Hatori menjaga Ruciel, dia akan baik-baik saja"

"Saya ingin menemui Ruciel, tolong bawa saya ketempat dia berada"

"Aku tidak bisa melakukan hal itu"

"Kenapa?, Kenapa tidak bisa?"

Aku mengucapkan pertanyaan itu sambil mencoba memukul Aztaroth, namun. Dia dapat dengan mudah menangkap kepalan tangan kiriku.

"Ini bukan waktunya untuk egois Eclaite. Aku yakin kamu akan bertemu Ruciel lagi saat semua ini berakhir, jadi. Sekarang, ayo kita kumpulkan barang barangmu untuk bersiap kembali kekota. Kamu tidak ingin tinggalkan di belakang, benarkan?"

"Grrhh! FINE!. saya akan bersiap. Dan Aztaroth akan membantu saya mencari Bleed Fair"

Mengucapkan kalimat itu dengan kesal, aku berbalik dan mulai melangkah.

"Apa itu Bleed Fair?"

Tanya Aztaroth yang melangkah di belakangku.

"Bleed Fair adalah nama tombak yang saya gunakan. Tombak itu berwarna merah tua, dan dia. Memiliki sedikit balutan kain putih di bagian bawah mata tombaknya. Aztaroth sudah tahu wujud bleed fair. Karenanya tolong bantu saya mencari tombak itu"

"Jadi tombak mengerikan yang ada disana adalah tombak milik kamu"

Kalimat itu membuat aku berhenti dan berbalik. Aku melihat Aztaroth menoleh dan menunjuk kesuatu tempat. Melihat ketempat yang dia tunjuk, aku bisa melihat Bleed Fair tertancap di tanah masih di selimuti oleh cahaya merah sambil mengeluarkan asap ungu.

"Kenapa aztaroth mengucapkan bleed fair mengerikan?. Dan bagaimana aztaroth tahu Bleed Fair ada di sana?"

"Tombak mengerikan itu menarik perhatianku saat aku berlari untuk menyelamatkan kamu"

"Jangan sebut Bleed Fair mengerikan!. Ap-"

"Eclaite, kita tidak memiliki banyak waktu. Ayo ambil tombak itu dengan segera"

"Haa.. saya mengerti"

Tanpa semangat, aku melangkah untuk mengambil Bleed Fair. Setelah mendapat tombak itu lagi, kami pergi ke tepi hutan untuk mengambil Leather Bag. Begitu kami kembali dengan dua benda itu, para Adventure sudah selesai dengan persiapan mereka. Tidak ingin membuang waktu lagi kami melangkah untuk pulang.

Dipandu Chibito misterius, kami melangkah menelusuri Dungeon menuju Mini Dungeon Gate. Dari sana, kami tiba di Denbu. Dari tempat itu kami langsung ke Adventure Guild.

Banyak Party Adventure yang tidak ikut dengan kami ke Adventure Guild. Mereka memilih pergi ke sana secara terpisah karena, Party Soaring Sky banyak menarik perhatian para penduduk kota saat mereka melangkah di jalan. Aku lupa mereka adalah Party Adventure terkenal yang baru saja selesai mengerjakan Quest besar.

Di iringi parade kecil, kami sampai di Adventure Guild. Di sana Chibito menyuruhku menemui Pathrol Knight yang menayaiku apa saja yang aku lakukan selama beberapa hari terakhir. Selesai dengan Patrol Knight itu aku menemui Chibito. Aku mengucapkan aku ingin menemui Ruciel, namun dia tidak mengijinkannya. Aku melayangkan protes hebat dan berakhir dengan Aztaroth menarikku keluar dari Adventure Guild.

Mereka tidak memberi tahuku apa yang terjadi dan membiarkan aku dalam gelap. Dan hari ini adalah hari terakhir aku melihat Ruciel.