Selesai menyantap sarapan, kami menelusuri jalan di kota Rishtonbell. Di sepanjang jalan, kami melihat pemandangan kota yang indah. Dan, beberapa lama kemudian kami sampai di Vixie inn. Penginapan tempat Aztaroth tinggal. Saat kami sampai di sana, kami langsung bertemu dengan Aztaroth yang baru saja keluar dari penginapan.
"Aztaroth, Nona Anna selamat pagi"
Sapaku dengan suara keras untuk menarik perhatian mereka. Saat kedua orang itu menoleh dan melihatku. Aku memberi mereka senyuman dan lambaian kecil. Aku merasa menjadi gadis yang sempurna.
"Pagi Ecalite"
Balas Aztaroth dengan senyuman. Sementara untuk Nona Anna.
"..."
Entah mengapa dia diam, memberiku tatapan tajam. Sesaat kemudian, dia mendekatiku dengan langkah cepat dan raut wajah menakutkan. Melihat itu tanpa sadar aku mengambil dua langkah kebelakang. Lalu, saat kami berhadapan.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Ada!"
Menjawab dengan kesal Anna langsung mencubit kemudian menarik kedua pipiku dengan kuat.
"Ow ow hentwikyan iny syakit"
"Aku tidak peduli Vixen, aku tidak peduli!. Berani beraninya kau mengatakan kalimat itu pada Tuan Aztaroth, berani beraninya kau Vixen"
Selesai mengatakan kekesalannya, Anna menambah tenaga untuk menarik pipiku. Ini sangat menyakitkan dan aku merasa sebentar lagi pipiku akan sobek. Tidak ingin itu terjadi, aku mencoba memberontak melepaskan diri, namun entah mengapa aku sama sekali tidak bisa menggerakkan tangan Anna. Aku tahu Anna adalah seorang Mage, lalu bagaimana dia bisa sekuat ini?.
Saat aku memikirkan pertanyaan itu rasa sakit yang aku rasakan semakin kuat. Aku seolah merasakan neraka.
"Ow ow ow twolong hwentwikan, akyu mwohon"
Dan Anna membalas permohonan ku dengan menggoyangkan kepalaku kekanan dan kekiri.
"Nona Anna, aku rasa itu sudah cukup"
Dalam siksaan ini aku mendengar suara malaikat. Tolong selamatkan aku.
"Tuan Aztaroth kenapa anda selalu membela dia"
Dan si penyiksa kembali memperkuat siksaannya.
"Ow ow ow"
"Aku tidak membela Ecalite, aku hanya yakin dia memiliki maksud lain saat mengatakan kalimat itu. Bagaimana kalau Nona Anna mendengar penjelasan Ecalite terlebih dahulu. Apa Nona Anna tidak ingin tahu alasan di balik perkataan Ecalite kemarin?"
"Ow ow ow"
"Baiklah, mungkin anda benar"
Malaikat akhirnya dapat membujuk si iblis dan si iblis akhirnya berhenti menyiksaku. Aku tahu character yang aku buat dapat di andalkan.
"Kau sudah mendengarnya, benarkan Vixen?. Sekarang, jelaskan kenapa kau mengatakan itu!"
"Menatakwan itu?, Apa ityu,?, Swaya twidak mengertwy"
Balasku dengan pengucapan aneh karena efek samping pipiku yang sekarang terasa sangat panas dan perih. Rasa sakit ini tidak ingin menghilang meski aku sudah mengelus pelan pipiku sambil menggunakan Spell Healing Water Ball.
"Saya bilang jelaskan kenapa kau mengatakan 'saya menyukai Aztaroth' saat kau pergi dari Vixie kemarin malam"
"Byukankwah sudah jwelas sa-"
"Bicaralah yang jelas [Break Spell]. [Heal]"
Oh!!, Sungguh menakjubkan. Rasa sakit di pipiku langsung menghilang, Spell tingkat atas memang sangat menakjubkan. Dengan ini aku bisa berbicara dengan normal.
"Saya menyukai Aztaroth karena dia baik hati dan dia sudah berkali-kali menolong saya. Dua diantaranya bahkan menyangkut hidup saya. Karena semua itu bukan kah sudah wajar jika saya menyukai Aztaroth?, Saya yakin tidak ada orang yang tidak akan menyukai seorang pahlawan yang baik hati. Apa mungkin, Nona Anna tidak menyukai Aztaroth?"
Aku mengatakan pertanyaan itu dengan sedikit memiringkan kepala kesamping. Dan aku yakin, aku sangat imut. Sayang, aku tidak pernah melihat seorang gadis melakukan hal seperti ini padaku.
"Wa a aku.. saya! Maksudku saya."
Oya!?.. Tergagap, panik, wajah memerah, melirik Aztaroth kemudian memalingkan wajah. Itu adalah reaksi yang tidak aku harapkan, sepertinya Event khusus yang aku kerjakan di akhir tahun menggunakan Aztaroth berhasil mendapatkan hati wanita ini. Melihat apa yang terjadi membuatku tersenyum. Ini sangat menarik, mari kita goda wanita yang sedang di mabuk cinta ini.
"Jadi. Nona Anna tidak menyukai Aztaroth, sangat di sayangkan"
Mengucapkan itu aku melirik Aztaroth. Di sana aku melihat dia menghela nafas sambil memasang raut wajah mendapat masalah. Sepertinya Aztaroth tahu apa yang akan aku lakukan.
Aztaroth yang sekarang bukanlah aku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang Anna. Aku tidak tahu arti keberadaan Anna bagi dia. Jika dia adalah aku. Mana mungkin aku tidak akan menyantap daging nikmat seperti ini.
Kembali melihat Anna, aku disambut oleh wajah merah dengan raut kesal.
"Diam Vixen!!., Saya tidak mengatakan, saya tidak menyukai Tuan Aztaroth. Aku menyukai Aztaroth bahkan lebih banyak darimu"
Saat panik, Anna menjadi marah, ketika marah, dia mengatakan kebenaran yang di simpan. Dia adalah wanita yang sedikit menyusahkan. Berbeda dari image yang aku miliki saat dia masih menjadi NPC di dalam game.
Mengetahui ini, aku sedikit mengerti kesusahan yang di hadapi Aztaroth saat dia berhadapan dengan Anna hampir setiap hari. Aku mengerti kenapa dia mengambil manufer menghindar sekarang. Namun. Aku tidak akan membiarkan dia pergi. Sewaktu dunia ini masih berupa game, aku sangat menginginkan Anna. Karena itu, Aztaroth harus mendapatkan Anna untuk menggantikan aku.
"Jika Nona Anna memang menyukai Aztaroth, Nona Anna hanya perlu mengucapakannya seperti yang saya lakukan, Nona Anna tidak perlu menahan perasaan seperti itu. Saya yakin Aztaroth juga memiliki perasaan yang sama. Bukan begitu?"
Pertanyaan yang aku hiasi dengan senyuman membuat Aztaroth yang diam-diam melangkah pergi berhenti. Pertanyaan ini juga membuat Anna menoleh kearah Aztaroth. Anna tidak menyadari apa yang di lakukan Aztaroth tadi, dan Aztaroth berpura-pura tidak melakukan apapun saat Anna melihatnya.
"..Aku tidak yakin bisa menjawabnya"
Ucap Aztaroth yang memalingkan wajah sambil menggaruk pipi dengan jari telunjuk.
Ayolah!!, Bilang saja kau menyukai dia dan kau akan langsung memiliki dia. Maksudku lihat dia. Anna adalah wanita yang cantik dan dia adalah Half-Elf. Karena itu, dia akan awet muda, dia adalah bunga yang tidak akan layu dengan cepat. Selain itu, dia berasal dari keluarga yang sangat kaya. Singkat kata dia adalah daging yang sangat nikmat. Sebagai serigala, kau hanya perlu mengikuti insting dan menyantap dia dengan tersenyum. Toh dia sudah jatuh hati padamu.
"Aztaroth hanya perlu mengucapkan kata 'suka' dan semua akan berakhir, apa jangan-jangan Aztaroth tidak suka?. Jangan buat saya salah paham"
"..Aku. ini tidak seperti yang kau kira, hanya saja. Bagaimana aku harus mengatakannya?.. tunggu sebentar, apa yang barusan aku katakan?.. bia-"
Hmm.. menarik. Apa saat ini Aztaroth mengikuti skenario yang aku tulis di kolom penjelasan character milik dia. Satu kalimat penjelasan yang berbunyi 'saat menyukai atau mencintai seseorang dia terlalu malu untuk mengucapkannya dan lebih memilih untuk mengucapkannya dengan tindakan'. Apa serius dia bertindak mengikuti penjelasan itu sekarang?. Jika iya Anna tidak akan menyadari perasaan Aztaroth. Ini gawat, jika Aztaroth tidak ingin mengucapkan perasaanya, bisa-bisa Anna akan pergi menjauh. Dan, aku menyelesaikan Event akhir tahun dengan bergadang selama tiga hari, jika mereka tidak bersama semua usahaku akan sia-sia. Karena semua itu. Mari bantu Aztaroth untuk mendapatkan Anna, mari buat dia berkata suka pada Anna.
"Saya tahu Aztaroth hanya malu mengucapkannya seperti Nona Anna benarkan?"
"Itu benar!!, Ya. Aku malu untuk mengatakannya"
Yang benar saja!. Apa kau tidak mengerti maksud pertanyaan ku?. Aku hanya ingin kau bilang iya pada Anna. Apa aku harus bertanya secara langsung agar kau mengerti?. Dan sepertinya aku harus mengatakannya. Dia yang menghela nafas sambil membuat raut wajah lega lolos dari masalah membuatku kesal.
"Kalau begitu bilang suka dengan jelas dan jangan gunakan kalimat saya untuk mengucapkannya!"
"A apa aku harus mengatakannya?"
Aku mengangguk begitu juga Anna.
Itu benar, terkadang. Dalam urusan cinta seseorang haruslah agresif. Di game Galge aku banyak mendapatkan pacar dengan mengambil pilihan agresif. Malu-malu dan enggan hanya akan membuat gadis yang kau suka di tikung. Karena itu Anna, bersikap agresif lah pada Aztaroth dan buat dia tunduk padamu. Aku akan selalu mendukung dari belakang.
"Ayo"
"Tuan Aztaroth"
"Baiklah. Aku mengerti"
Dengan kalimat itu Aztaroth menarik nafas dalam kemudian.
"Ehem!. A Al aku me menyukai Ecalite dan Anna"
Character ini. Aku tidak pernah ingat membuat character yang begitu penakut seperti ini. Entah mengapa aku merasa kecewa.
"Tuan Aztaroth kenapa Vixen ini yang pertama, kenapa dia yang pertama di sebut?"
Dengan kesal Anna mendekati Aztaroth. Dan orang yang dia dekati menjadi panik.
"Nona Anna tenanglah, itu hanya sebuah kalimat. Tidak ada maksud tersembunyi di baliknya"
"Jika anda tahu kalimat itu memiliki arti tersembunyi itu berarti anda memangang memiliki maksud tersembunyi. Sekarang!, Katakan pada saya apa maksud anda sebenarnya!!"
Mendengar ucapan Anna, untuk sesaat Aztaroth memasang raut 'oh sh*t! I did it' sebelum kembali tersenyum mencoba menjelaskan apa yang dia maksud.
Melihat perubahan Aztaroth dari image dapat diandalkan menjadi tidak dapat diandalkan membuat aku menghela nafas panjang.
"Sekarang saya yakin, Master memiliki sifat jahat layaknya seorang Demons"
"Apa maksud Ruciel dengan kata jahat?, Dan, saya bukan Demons!, Saya Two Tails Fox!"
Aku langsung mengucapkan protes pada Ruciel yang mengucapkan kalimat jahat itu.
Demons yang Ruciel maksud adalah monster yang muncul di Event 'penyerangan dari dimensi lain'. Event yang aku rasa di adakan satu tahun yang lalu. Demons Memiliki latar belakang yang gelap. Mereka sangat kejam, tidak berperikemanusiaan, menggap makhluk hidup lain hanyalah makanan dan budak.
Eclaite adalah character yang sangat cantik dan menawan. Jadi, aku tidak ingin dia di bandingkan dengan Demons. Aku memberi Ruciel tatapan protes, dan.
"Maaf Master"
Ucap Ruciel dengan lemah lembut dan mata berkaca. Why?. Kenapa Ruciel menjadi seperti ini, kenapa dia terlihat begitu tidak berdaya dan ketakutan. Sosok Ruciel yang seperti itu benar-benar menggelitik sisi sadisku. Dan ini bertolak belakang dengan keinginanku untuk tidak menyakiti dia.
Aku berada di dalam situasi yang rumit.
Tidak tahan melihat kelakuan Ruciel, aku mengambil tangannya, kemudian menarik dan memeluk dia. Bisa aku ucapkan, aku tidak bisa melakukan ini jika aku masih seorang pria.
"Kenapa Master mendadak memeluk saya?"
"Karena saya menginginkannya"
Saat berpelukan wajah Ruciel menjadi semakin memerah, sesaat kemudian dia mencoba melepaskan diri. Dia yang tidak menggunakan kekuatan penuh, tidak bisa keluar dari pelukanku. Melihat dia melakukan usaha yang sia-sia membuatku memeluk dia lebih erat. Ruciel benar-benar imut.
"Master, tolong berhenti memeluk saya dan apa master ingin membiarkan mereka terus berkelahi?. Ada beberapa orang yang berhenti hanya untuk melihat perkelahian mereka. Bukankah ada hal yang ingin anda bicarakan dengan Tuan Aztaroth"
"Ah! Benar, saya lupa. Terimakasih dan tolong tunggu di sini sebentar"
"Ya Master"
Aku melepaskan Ruciel setelah ingat kenapa aku ingin menemui Aztaroth. Meninggalkan Ruciel, aku melangkah mendekati Aztaroth dan Anna yang sedang berkelahi.
"Ehem!, permisi!"
"Ada apa Vixen!?, Saya sedang sibuk"
"Sibuk mencari penonton?, Saya harap anda tidak bermaksud seperti itu"
"Apa maksudmu dengan penonton?"
Mendapat pertanyaan itu, aku menunjuk kearah orang yang yang berhenti untuk melihat perkelahian mereka. Anna yang akhirnya menyadari keberadaan para penonton itu mulai salah tingkah, tidak lama kemudian wajahnya memerah dan.
"Tidak ada hal yang perlu di tonton di sini, cepat pergi!"
Teriakan kesal Anna yang nyaring membuat para penonton berhamburan seperti anak laba laba. Menoleh, dia memberiku tatapan tajam.
"Apa yang kau inginkan?"
Sekali lagi dia memberiku pertanyaan dengan kesal.
"Sebenarnya"
Dengan kalimat itu, aku menarik Aztaroth lebih jauh dari Anna dan Ruciel. Melihat hal ini. Anna mencoba menghentikan aku, namun dia di hentikan oleh Aztaroth. Saat tidak ada orang lain disekitar kami, aku mengambil sebuah kantung kecil dari dalam tas sebelum melihat Aztaroth.
"Saya ingin mengembalikan sebagai uang yang saya pinjam sebelumnya, dan maaf. Saat ini saya hanya bisa melunasi sebagian hutang yang saya miliki, kantung ini berisi sebelas koin emas besar"
Aku menyodorkan kantung kecil pada Aztaroth dan dia menerimanya dengan satu tangan.
"Kau yakin ingin mengembalikan uang ini sekarang?"
"Ya, kenapa Aztaroth bertanya?"
"Kau tahu, aku pernah bilang kau bisa membayar hutang ini kapan saja"
"Saya berterimakasih pada Aztaroth yang berbaik hati meminjamkan uang. Karena itu, saya tidak ingin memanfaatkan kebaikan hati Aztaroth lebih banyak lagi. Saya tidak merasa nyaman saat memiliki hutang, saya akan membayar tiga puluh sembilan koin emas besar yang tersisa secepatnya"
"Aku tidak terlalu membutuhkan uang itu, kau tidak perlu memaksakan diri"
"Aku tidak akan memaksakan diri, aku hanya akan berusaha lebih keras saat berburu di dalam Dungeon"
"Itulah yang dinamakan memaksakan diri"
Ucap Aztaroth menghela nafas panjang. Dia kemudian menggerakkan tangannya untuk mengelus kepalaku dengan lembut. Hal ini membuatku membeku.
"Kau memiliki banyak waktu, jangan terburu-buru"
Apa ini?, Apa ini?, Apa ini?.
Jangan mengelus kepalaku, aku seorang pria. Aku tidak menging-.
Dengan emosi yang kacau, aku menangkap tangan Aztaroth, membuat dia berhenti mengelus kepalaku.
"Terimakasih"
Ucapku dengan spontan saat masih kebingungan. Dan dia membalas kalimatku dengan senyum puas.
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.
"Baik sudah cukup"
Kesal, Anna memisahkan tangan kami yang bersentuhan. Apa yang dia lakukan membuat aku kembali sadar, pikiranku juga mulai tertata lagi.
Menoleh, aku melihat Anna menggenggam tangan Aztaroth di depan dadanya, dia melihat wajah pemuda itu dengan raut wajah mendambakan dan mengucapkan.
"Tuan Aztaroth kita pergi sekarang, Leader tidak akan senang jika kita terlambat"
Aztaroth mengangguk kemudian melihatku.
"Ecalite, Ruciel sampai bertemu lagi"
"Sampai bertemu lagi"
"Selamat jalan"
Balas Ruciel kemudian di ikuti olehku. Aztaroth memberi salam perpisahan sedangkan Anna, dia memberi kami.
"Hmp!!"
Yang sangat berkesan sebelum menarik Aztaroth untuk melangkah pergi, tidak lama kemudian mereka hilang di antara kerumunan orang.
"Mereka menghilang"
"Saya bisa melihatnya"