Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 44 - Mencari Hidden Area 2

Chapter 44 - Mencari Hidden Area 2

"Menemukan sesuatu?"

"Tidak Master"

Mendapat jawaban itu, aku kembali memeriksa tempat dimana aku berada. Aku memeriksa semak belukar, aku memeriksa bagian bawah bebatuan, aku memeriksa tanah yang di selimuti rerumputan, aku memeriksa dinding bebatuan, dan aku tidak menemukan apapun.

"Sekarang sudah menemukan sesuatu?"

"Belum"

Aku kembali memeriksa tempat di sekitarku seperti tadi. Kali ini aku juga memeriksa sungai kecil yang memiliki aliran air jernih. Aku menemukan beberapa ikan, namun aku tidak menemukan Hidden Area.

"Ruciel pasti sudah menemukan sesuatu, benarkan?"

"Sayangnya Master salah"

Aku kembali melangkah, aku kembali memeriksa tempat di sekitarku. Semak belukar, bebatuan, dinding batu, lantai Dungeon, sungai kecil, dan pohon. Benar, pohon. Aku memanjat pohon besar untuk mencari benda sejenis tuas atau tombol. Sayangnya, aku tidak menemukan apapun.

"Bagaimana kalau sekarang, menemukan sesuatu?"

"Saya belum menemukan sesuatu, dan. Bisakah Master tidak bermain-main?. Mencari Hidden Area adalah ide Master. Karena itu, bisakah Master serius melakukan pencarian ini?"

Dengan pertanyaan itu, Ruciel memberiku tatapan tajam. Dia marah dan dia cukup menakutkan.

"Master bilang Hidden Area itu ada di tebing, lalu kenapa Master malah naik ke atas pohon?"

"Tentu saja untuk mencari tuas atau tombol yang bisa membuka pintu masuk Hidden Area"

Ruciel yang berdiri batu besar yang menempel di dinding tebing menghela nafas. Menggelengkan kepala dia mengucapkan.

"Tolong turun dari pohon itu dan coba periksa kumpulan bebatuan di dekat dinding tebing yang ada di sana"

"Baik nona Ruciel"

Balasku dengan senyuman sementara Ruciel berbalik menghiraukan aku sambil bergumam kesal. Dia baru menunjukkan perilaku aslinya saat marah. Aku menyukai dia yang tidak terikat dengan perihal Slave. Aku ingin melihat sisi itu lebih banyak dan lebih lama, namun aku tidak ingin terlalu sering membuat Ruciel marah.

Saat aku bersiap untuk turun dari pohon demi melaksanakan perintah Ruciel, aku melihat sebuah garis biru aneh di kejauhan. Aku mengamati garis itu untuk beberapa saat dan aku tahu dia terbuat dari Mana. Aku melompat turun dari pohon dan kemudian melangkah mendekati garis Mana itu.

"Menarik"

Ucapku saat berdiri di samping garis Mana itu. Melakukan pengamatan, aku tahu salah satu ujung garis Mana ini menunjuk ke arah tengah Dungeon. Sementara ujung lainnya..

"Dia mengarah ke kumpulan bebatuan yang Ruciel tunjukkan tadi"

Aku melangkah mengikuti garis Mana untuk mencari tempat dimana ujungnya berakhir. Puluhan langkah kemudian. Aku berdiri di depan sebuah untaian garis Mana rumit yang tertanam di dalam tebing batu. Aku juga melihat beberapa Magic Circle diantara untaian garis Mana itu.

"Apa ini?"

Tanyaku sebelum mulai mengamati keunikan ini. Kemudian untuk beberapa lama, aku mondar-mandir di depan untaian garis Mana. Aku juga melihat untaian garis Mana itu dari berbagai sudut.

"Apa yang sedang anda lakukan Master?"

Tanya Ruciel yang baru saja datang padaku yang sedang mengamati kumpulan garis Mana yang aku duga merupakan sebuah tombol.

"Bukankah bagian tebing ini terlihat begitu unik?"

"Ini hanya sebuah dinding tebing biasa. Ini tidak memiliki keunikan yang Master katakan"

"Dinding ini memilikinya, lihat ini"

Dengan kalimat itu, aku mengambil tiga langkah menjauh dari tebing. Aku kemudian menghunus Bleed Fair, menggunakan tombak itu untuk menekan batu di depan garis Mana yang aku duga sebuah tombol.

KLICK!.

"Oh!"

KLACK! KLACK! KLACK! KLACK! KLACK!

"Apa yang terjadi?"

Saat Ruciel panik karena mendengar suara aneh itu, aku melihat garis Mana bergerak dan Magic Circle bercahaya. Mereka sungguh menakjubkan dan mempesona.

JKLEK!.

Kemudian sebagai tebing terbelah dan terdorong masuk.

GREEEKK! GREEEKK!.

Sebagai tebing bergerak, dia meniru gerakan pintu gerbang terbuka untuk memperlihatkan gua yang dia sembunyikan. Saat semua proses itu terjadi, Ruciel melihatnya dengan mata terbuka agak lebar dan mulut menganga.

KLICK!.

Garis Mana dan Magic Circle menghilang setelah pintu gua sepenuhnya terbuka. Sekarang kami berdiri di depan pintu masuk Hidden Area. Kami akhirnya menemukannya.

"Saya harap kita menemukan harta terpendam yang sangat banyak. Ruciel, mari masuk"

"Tunggu sebentar, kita tidak bisa langsung menjelajahi Hidden Area ini"

"Kenapa tidak?"

"Kita tidak memiliki perlangkapan yang di butuhkan untuk menjelajahi gua"

"Kita hanya akan menjelajahi gua, kita tidak memerlukan perlengkapan"

"Tentu saja kita membutuhkan perlengkapan"

"Baiklah. Apa saja perlangkapan yang kita butuhkan"

"Kita memerlukan obor untuk menjelajah di tempat gelap, batu bersinar sebagai penanda, dan tongkat untuk memeriksa perangkap"

"[Illumination]"

Menggunakan Spell, Aku membuat sebuah bola cahaya. Kemudian, aku menyodorkan Bleed Fair para Ruciel sambil mengucapkan.

"Ruciel bisa menggunakan Bleed Fair sebagai tongkat. Untuk penanda, kita bisa mengukir sebuah pola di dinding gua. Dengan ini, kita bisa menjelajahi gua. Benarkan?"

"..kita membutuhkan obor lebih dari satu"

"[Illumination]"

Sekarang kami memiliki dua bola cahaya.

"..tetap di belakangku Master"

"Saya mengerti nona Ruciel"

Dengan Ruciel sebagai pemimpin, kami mulai menjelajahi Hidden Area. Kami melangkah ke dalam kegelapan.

Gua yang kami jelajahi memiliki lebar empat meter dan tinggi lima meter. Lantai gua cukup rata sementara dinding gua memiliki permukaan bergelombang. Untuk langit-langit, dia di hiasi oleh beberapa bebatuan tajam.

"[Illumination]"

Aku membuat bola cahaya ketiga dan membuatnya belayang beberapa meter di belakang kami. Dua bola cahaya yang aku buat sebelumnya menerangi tempat beberapa didepan kami dan tempat di sekitar kami. Karena itu, bagian belakang adalah tempat yang perlu kami perhatikan.

Tak! Tak! Tak!

Ruciel menggunakan Bleed Fair untuk mengetuk lantai dan dinding gua. Dia melakukan ini sejak kami masuk ke dalam gua. Melihat apa yang dia lakukan, aku penasaran.

"Kenapa Ruciel melakukan itu?"

"Untuk mencari jebakan, saya melakukannya untuk mencari jebakan. Karena hal ini sangat penting saya mengatakannya dua kali. Saya juga ingin Master mengingat hal ini"

"Okay~"

"Master saya serius!, Hal ini sangat penting saat menjelajahi tipe Dungeon seperti ini"

"Baiklah, saya mengerti"

"Saya senang mendengarnya"

Setelah percakapan itu, kami menjelajahi gua yang gelap untuk beberapa lama dan...

Tak! Tak! KLICK!

Sebuah perangkap pitfall terbuka.

"Lihat. Ini adalah bahaya yang saya maksud"

Aku mendekati tepi pitfall dan melihat puluhan duri menghiasi dasar jebakan ini. Siapapun yang terjatuh akan mengalami peristiwa buruk.

"Ayo menyebrang dengan melewati sisi samping jebakan ini"

"Baik"

Kami meninggalkan pitfall untuk masuk lebih dalam ke gua.

"Master perlu mengingat hal ini. Saat menjelajahi Dungeon seperti ini, master perlu memperhatikan warna lantai dan dinding. Ada kemungkinan, sebuah jebakan terpasang di balik lantai atau dinding dengan warna yang berbeda. Master juga perlu memperhatikan tinggi rendah permukaan lantai atau dinding untuk menemukan pemicu perangkap. Dan selalu waspada saat menemukan lubang atau retak di lantai atau dinding. Sesuatu yang buruk bisa muncul dari dalamnya"

"Saya tidak menyangka Ruciel memiliki banyak pengalaman dalam hal ini"

"Ini adalah pengetahuan dasar seorang Adventure. Master seharusnya juga memiliki pengetahuan seperti ini"

"Saya baru jadi Adventure selama beberapa minggu, jad- blech!. Bau busuk apa ini?"

Aku langsung menutup hidung saat bau busuk tiba-tiba menyerang hidungku. Bau ini membuat hidungku terasa seperti terbakar, dan juga langsung membuat mataku berair.

"Bau?. Apa maksud Master dengan bau?. Saya tidak mencium bau apapun"

"Ini bau busuk yang sangat menyengat. Tidakkah Ruciel menghirup bau busuk ini"

"Sayangnya tidak, ayo berjalan lagi"

Mengangguk, aku melangkah mengikuti Ruciel. Kemudian aku merasakan tiga aliran Mana milik monster. Anehnya, meski memiliki aliran Mana, monster ini tidak memiliki hawa panas. Ini membuat aku penasaran. Monter tipe tanaman dan serangga masih memiliki hawa panas meski sedikit samar. Monster jenis apa yang sama sekali tidak memiliki hawa panas?.

Dan bau busuk yang aku hirup semakin kuat dan menyengat.

"Ruciel, ada tiga monster di depan kita"

"Saya mengerti"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ruciel membuat sebuah garis di lantai menggunakan Bleed Fair.

"Master, Saat bertarung jangan sekalipun melewati garis ini. Kita akan bertarung beberapa meter di belakang garis, bertarung di tempat yang sudah kita pastikan aman. Ayo mundur dan silakan terima senjata ini"

"Baiklah"

Aku menerima Bleed Fair dan melangkah mundur. Ruciel menyiapkan panahnya. Kami kemudian mengambil sikap bertarung menunggu monster datang.

Beberapa menit kemudian kami akhirnya melihat sosok monster yang mendekat. Mereka adalah zombie yang terkenal. Mayat busuk yang bisa bergerak. Kondisi tubuh mereka sangat buruk. Kepala setengah hancur, dada menganga, usus yang menggelantung, luka sobek lebar yang terinfeksi, dan lain-lain.

Sosok mereka yang seperti itu membuat aku takut. Aku yakin wajahku sudah pucat sekarang.

"Aaa.. [Water Spear]. [Water Slash]. [Water Shoot]"

Tidak kebal dengan hal-hal Thriller atau Splatter yang berwujud manusia. Aku menggunakan Spell dengan sembarangan sambil menutup mata. Aku ingin menghilangkan sosok itu dari pandanganku. Mereka sangat menakutkan dan mengganggu.

Tidak ingin mereka mendekat, aku terus menembakkan Spell secara bergantian. Di sampingku Ruciel terus menembakkan anak panah. Beberapa lama kemudian..

"[Water Shoot]. [Water Spear]"

"Master berhenti. Jangan gunakan Spell lagi, mereka sudah mati. Berhenti"

Ucapan Ruciel membuat aku membuka mata.

"Benarkah?"

Tanyaku melirik ke arah para zombie itu berada. Sekilas melihat tumpukan daging tergeletak di tanah membuat aku langsung menoleh ke arah lain. Ini terlalu banyak untukku.

"Kenapa Master bersikap seperti ini saat melihat Undead, bukankah Master bisa memakan daging monster mentah-mentah?"

"Ruciel, kedua hal itu tidak berhubungan. Mereka sangat berbe-blech!. Saya tidak tahan dengan bau busuk ini!"

Aku melangkah menjauhi zombie itu. Dari dalam tas, aku mengambil sebuah tali dan kain. Aku menggunakan tali itu untuk mengikat rambutku dengan gaya Ponytail. Kemudian aku menutup mulut dan hidungku dengan kain basah. Aku berfikir kain basah dapat menyaring bau di udara lebih baik dari kain kering.

Selesai dengan semua itu aku menoleh. Di sana aku melihat Ruciel sedang membelah dada zombie. Dia mencoba mengambil Magic Stone mereka?.

Aku tidak tahu, dan. Bagaimana Ruciel bisa sanggup melakukan hal itu?. Tidakkah dia takut, terganggu, jijik, atau sebagainya. Kenapa dia bisa tetap tenang saat membelah mayat manusia yang busuk itu?.

Aku mendekati Ruciel dengan langkah pelan.

"Apakah anda menginginkan daging mereka?"

Tanya Ruciel sesaat aku berdiri tidak jauh di belakangnya.

"Saya tidak tertarik dengan daging busuk, dan. Tega sekali Ruciel mengucapkan pertanyaan itu pada saya. Ruciel adalah gadis jahat"

"...."

Ruciel diam dan sesaat kemudian dia tiba-tiba berdiri. Berbalik dia menyodorkan tangan zombie padaku.

"Lihat tangan yang berisi ini, saya yakin dia memiliki rasa yang sangat enak. Bagaimana kalau Master mengambil satu gigitan"

Mengucapkan kalimat itu, Ruciel melangkah mendekat. Sedangkan aku mengambil langkah kebelakang.

"Ruciel gadis jahat!, Buang daging busuk itu!. Jangan mendekat dasar gadis jahat!. Diduk!. Ruciel gadis jahat"