Kami pergi meninggalkan Church of Light untuk mengunjungi Adventure Guild. Kami datang untuk memastikan apakah sudah ada Adventure yang mendaftar untuk ikut serta Dungeon Raid yang akan aku lakukan.
Memangnya, menjelajahi satu Hidden Area layak di sebut Dungeon Raid?.
Pertanyaan yang baru saja muncul membuat aku memalingkan wajah kemudian bersiul.
"Fuufuufuu~"
Okay.. okay.. aku akan mengucapkannya. Menjelajahi satu Hidden Area tidak bisa di sebut Dungeon Raid.
Jadi kenapa kau menyebutnya Dungeon Raid kau tanya?.
Well.. bukankah itu sudah pasti. Aku menggunakan istilah Dungeon Raid agar terdengar keren.
"He he he.."
"..Master, tolong berhenti membuat tingkah aneh"
Ucap Ruciel yang mengikuti aku tiga langkah di belakang. Aku berbalik melihat dia dan...
"Saya tidak bertingkah aneh"
Melayangkan protesku pada gadis Fallen Elf cantik itu.
"Haa.."
Dan dia dengan lihai mengabaikan aku. Dia berdiri di sana dengan terang terangan melihat kearah lain, dia seolah menganggap aku tidak ada.
"Kenapa Ruciel marah?"
"Saya tidak marah"
"Saya tahu Ruciel berbohong"
"Sungguh menakjubkan, Master memang hebat dalam hal tebak menebak"
"Jangan mengolok-olok saya"
"Master, Adventure Guild menunggu anda. Ayo segera pergi"
Sekarang dia mengganti tema perbincangan seenaknya. Dia sama sekali tidak memperdulikan perasaanku. Dia begitu kasar namun, Why?. Kenapa Ruciel begitu menarik perhatianku?.
Aku tahu dia kasar dan jujur aku menyukainya, aku tahu apa yang aku ucapkan tidak masuk akal namun Ruciel sungguh bercahaya saat dia bersikap seperti ini. Berbeda dengan saat dia menjadi Slave yang penurut. Saat dia seperti itu aku tidak bisa berbuat apa-apa selain sedikit tidak menyukainya.
Aku menyukai Ruciel yang kasar. Karena itu aku tersenyum sebelum mengucapkan.
"Baiklah"
Senyuman yang aku berikan membuat Ruciel memasang raut wajah kebingungan.
"Kenapa Master tersenyum?"
"Karena saat Ruciel marah, Ruciel kembali menjadi Ruciel yang saya tahu. Kini, Ruciel bukan lagi seorang Slave yang penurut dan lemah lembut"
"...."
Ruciel yang diam membisu memalingkan wajahnya yang memerah. Hal ini, membuat aku menggelengkan kepala dengan pelan. Kemudian, aku kembali melangkah menuju Adventure Guild.
Aku tahu, Ruciel tidak akan mengatakan apapun meski aku terus menunggu di sana.
Dan meski agak telat, aku aku akan mengucapkan aku bukanlah seorang 'maskonis'. Aku menyukai Ruciel yang kasar, hal ini aku anggap sebagai tanda hubungan kami masih dalam proses berdekatan. Aku tidak akan merasa nyaman jika orang asing kasar yang baru aku temui beberapa waktu yang lalu tiba-tiba akrab denganku seperti sahabat karib, dan soal sikap seorang Slave yang Ruciel tunjukkan. Sebelum tiba di dunia ini aku tidak memiliki kemampuan untuk memperkerjakan pembantu rumah tangga, sekertaris, asisten atau semacamnya. Karena itu aku tidak terbiasa saat seseorang bersikap merendah dan mencoba selalu membantuku, aku merasa canggung diperlakukan seperti seorang atasan, dan aku sangat tidak merasa nyaman dengan hal Slave ini.
Aku hanya menginginkan keinginan kecil yaitu agar kami menjadi dekat secara perlahan. Aku ingin menikmati setiap detik yang berlalu saat hubungan kami berlayar menuju tujuan. Hal ini sangatlah berharga untukku.
Saat aku melamun memikirkan semua itu, tanpa terasa waktu berlalu dan kami akhirnya sampai di Adventure Guild.
Kami mengunjungi Church of Light jam tujuh pagi dan keluar jam delapan lebih beberapa menit. Ini berarti hari masih pagi. Ini berarti, para Adventure masih berkumpul di Adventure Guild untuk memperebutkan Quest. Dan ini berarti, Adventure Guild di padati oleh puluhan orang. Dengan keadaan seperti ini, kami harus berdesak-desakan jika kami ingin menemui salah satu resepsionis Adventure Guild. Dan jujur saja, hal ini membuat aku sangat tidak nyaman. Aku tidak tahu kenapa perasaan itu muncul. Padahal dulu, sebelum aku terdampar di dunia ini, aku terbiasa dengan keramaian. Aku masih ingat, aku harus berdesak-desakan di dalam kereta saat berangkat menuju tempat kerja.
Sungguh, aku merasa aneh saat ini.
Aku selalu merasa resah saat mengantri di belakang para Adventure pria. Aku juga menjadi nervous dan salah tingkah saat ada Adventure pria yang melangkah melewatiku.
"Master tenanglah"
"Saya tenang"
"Kalau begitu, bisakah anda berdiri di depan saya?. Anda bisa berhenti menggunakan saya sebagai tempat bersembunyi"
"Terimakasih namun tidak terimakasih. Saya nyaman berada di sini"
Balasku yang sedang bersembunyi dibelakang tubuh Ruciel. Tidak lupa, aku menggenggam pundak gadis Fallen Elf ini agar aku merasa aman.
"Haa..."
Hela nafas Ruciel menjadi tanda antrian kami kembali berlangsung. Kemudian, setelah beberapa lama waktu berlalu, kami akhirnya berhadapan dengan Ellis.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Tanya Ellis yang tersenyum ramah. Hari ini dia juga tampak cantik mempesona.
"Soal perekrutan Party yang saya buat, apa sudah ada Adventure yang mendaftar untuk bergabung?"
"Kemarin malam lima Adventure mendaftarkan diri, beruntung mereka tergabung dalam satu Party. Saat ini mereka menunggu di ruang latihan Adventure Guild"
"Wow, satu Party Adventure yang hanya berisi para wanita. Ini sungguh menakjubkan dan tidak biasa"
"Party Adventure yang hanya beranggotakan para wanita bukan tidak biasa. Perlu diketahui di kota ini ada banyak Party yang seperti itu"
"Tapi saya tidak banyak melihat mereka di Denbu atau di Plaza yang ada di sekitarnya"
"Tentu anda tidak melihat mereka di sana karena kebanyakan para Party Adventure wanita ini mengambil Quest untuk mengawal para gadis bangsawan atau putri pedagang besar"
"Pantas saja"
"Ehem, Master. Ada baiknya jika kita segera menemui para Adventure yang ingin bergabung. Perlu saya katakan, menghentikan antrian saat jam sibuk bukanlah tindakan yang bijak"
Ucapan Ruciel membuat aku menoleh, di sana aku melihat para Adventure pria memasang raut wajah tidak sabar, dan beberapa dari mereka tampak marah.
"Maaf"
Ucapku sebelum kembali melihat Ellis yang membuat senyum pahit.
"Seperti yang di ucapkan Ruciel, anda sebaiknya anda segera menemui mereka"
"Baiklah, saya akan segera melakukan apa yang kalian diucapkan"
Meninggalkan counter setelah mengucapkan terima kasih pada Ellis, aku melangkah ke ruang latihan Adventure Guild, dan saat sampai di sana. Aku cukup terkejut dengan apa yang aku lihat. Party Adventure yang berdiri menunggu disana adalah para Ranger Woman yang pernah menolongku dulu.
Red, Blue, Yellow, Green, dan Pink.
Lima pahlawan menunggu di salah satu sudut ruang latihan, sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Kami melangkah mendekati mereka, dan saat kami cukup dekat, Red berbalik melihat kami.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Pertanyaan itu di ucapkan bersama dengan saat dia mengamati sosokku.
"Ya, kita pernah bertemu"
"Kapan?"
Tanya Red kebingungan.
"Beberapa waktu yang lalu saat kita menyelamatkan gadis ini dari serangan Leaf Hound"
Blue memberi jawaban sebelum aku sempat membuka mulut. Kalau tidak salah, dia adalah wakil ketua di Party Ranger Woman ini.
"Ah!!. Aku ingat sekarang, dia adalah saksi yang kabur"
Red mengucapkan kalimat itu sambil mengangguk setelah teringat dengan pertemuan kami. Dan... Tunggu sebentar.
"Apa maksud anda dengan saksi yang melarikan diri?"
"Bukankah itu sudah jelas, kau kabur setelah menyaksikan kejahatan"
"Ya?"
Aku masih kebingungan setelah mendengar penjelasan Red, dan saat aku masih dalam kondisi seperti itu, Blue dengan baik hati memberiku penjelasan yang dapat aku mengerti.
Singkat cerita. Party Ranger Woman mengambil Quest untuk memburu satu Party Adventure yang sering melakukan kejahatan. Dan benar, kejahatan yang dilakukan Party ini adalah Monster Train. Mereka dengan sengaja memancing perhatian dan mengumpulkan monster untuk mengejar mereka. Hal ini mereka lakukan untuk membunuh Adventure lain tanpa harus mengotori tangan mereka.
Party Ranger Woman berhasil mendapatkan petunjuk yang memberitahu siapa indentitas para pelaku kejahatan ini setelah mereka menolongku. Mengikuti petunjuk itu untuk beberapa lama, mereka akhirnya berhasil menangkap para penjahat. Dan mereka kemudian membutuhkan saksi untuk membuktikan para penjahat ini bersalah. Di sinilah aku berperan. Mereka mencoba mencariku untuk beberapa hari, namun usaha mereka sia-sia. Aku masih berburu di dalam Dungeon saat mereka mencariku. Pada akhirnya, mereka harus bekerja lebih keras untuk mencari bukti fisik yang bisa menjerat para penjahat. Lelah dengan pengumpulan bukti mereka memutuskan untuk memberiku julukan saksi yang melarikan diri.
Kemudian saat aku mendengar Red mengucapkan mereka tidak akan mengalami semua kesulitan itu jika aku ada untuk bersaksi, aku hanya bisa mengucapkan.
"Maaf"
"Tidak, kau tidak perlu meminta maaf"
Ucap Blue yang baru saja menyikut pinggang Red. Dia kemudian membuat senyum pahit sebelum melanjutkan obrolan.
"Namaku Clemantis, Kami berkumpul di sini untuk bergabung dengan kelompok Adventure yang akan menjelajahi Hidden Area yang baru di temukan. Apa kalian juga ingin bergabung?"
"Ya, saya ingin bergabung atau lebih tepatnya. Sayalah yang menemukan Hidden Area dan yang membuat pengumuman perekrutan Party ini. Nama saya Eclaite, senang berkenalan dengan anda"
Dengan kalimat itu, aku mengulurkan tangan pada Clemantis berharap untuk berjabat tangan.
"Aku juga demikian"
Balas Clemantis Yang tersenyum menyambut tanganku.
Seperti yang aku duga, tangan Clemantis Begi-tidak!. Telapak tangan Clemantis cukup kasar dan tebal, tidak seperti dugaanku, dan aku pernah mendengar telapat tangan yang kasar adalah tanda seorang Warrior sejati, namun. Dari yang aku lihat Clemantis adalah seorang Magician.
"Oh ya, gadis ini adalah rekan saya. Dia adalah Ruciel, seorang Supporter dan Archer?"
"Lebih tepatnya Supporter dan Rouge, Master. Perkenalkan, nama saya Ruciel, saya adalah Slave milik Master Eclaite"
"Aku Clemantis, senang bertemu denganmu"
"Begitu juga saya"
Mengetahui nama kami, Clemantis membuat isyarat pada para anggota Ranger Woman yang lain agar mendekat.
"Sebelum kita membahas perekrutan dan penjelajahan, biar aku perkenalkan anggota Party kami. Pertama adalah Marigold, dia adalah Vanguard kami"
Dengan perkenalan yang di ucapkan Clemantis, wanita berambut kuning melangkah ke depan. Kemudian, dia melambaikan tangan ke arah kami.
"Salam kenal"
Ucap Marigold dengan suara ceria. Dia adalah wanita cantik yang penuh energi. Mata berpupil emas miliknya memancarkan semangat yang membara.
"Salam kenal nona Marigold"
"Tolong panggil aku Mari dan kamu tidak perlu menggunakan nona untuk memanggilku. Jangan terlalu kaku"
"Okay, Mari"
"Sempurna"
Kata yang dia ucapkan dengan senyuman sungguh menyilaukan.
"Kemudian, kami memiliki Hacquetia. Seorang Scout yang selalu menjauhkan kami dari bahaya perangkap Dungeon yang keji"
Diperkenalkan oleh Clemantis, Hacquetia memberi sebuah anggukan kecil. Gadis berambut hijau diwarnai character pendiam. Dia ungguh menarik dan aku harap dia tidak dingin.
"Gadis selanjutnya adalah Sakura. Dia adalah Healer di Party kami, dan dia menguasai Holy Magic yang mungkin akan sangat membantu melawan para Undead yang kau tulis di lembar perekrutan Party"
Aku ingat gadis ini. Dia adalah gadis yang mengobati lukaku saat aku di serang para Leaf Hound.
Ugh! Sekarang aku merasa bersalah karena dulu aku tiba-tiba meninggalkan dia tanpa ucapan saat dia tengah mengobatiku.
"Terimakasih sudah mengobati luka saya waktu itu, saya tidak sempat mengucapkan terimakasih waktu itu karena ada hal mendesak yang harus saya lakukan"
Mendengar ucapanku, gadis imut berambut pink itu mengangguk kemudian tersenyum.
"Sama-sama dan nona tidak perlu merasa bersalah. Sakura mengerti, karena itu Sakura tidak mempermasalahkannya"
Ucap sosok gadis yang melambangkan kemurnian itu dengan suara agak kekanak-kanakan.
"Terimakasih"
"Hm,m~"
"Terakhir adalah Rose, seorang Warrior sekaligus ketua Party kami"
"Aku Rose, senang bertemu denganmu"
Dengan kalimat perkenalan, rose mengulurkan tangannya dan aku dengan senang menyambut tangan tersebut sambil mengucapkan.
"Begitu juga saya"
Kami berjabat tangan dan. Berbeda dengan Clemantis, telapak tangan Rose cukup lembut.
Hmm... Mengetahui hal ini. Apa anggapan telapak tangan yang tebal dan keras adalah tanda Warrior sejati yang aku miliki salah?.
Hmm... Aku tidak mengerti dan sebaiknya aku tidak perlu memikirkan hal ini terlalu serius. Aku harus fokus pada hal penting yang akan aku lakukan.
"Baiklah kita sudah berkenalan. Aku juga perlu memberi tahu kau jika kami ingin bergabung dengan penjelajahan Hidden Area yang kau temukan"
"Saya mengerti. Namun sebelum saya menerima kalian, biarkan saya bertanya"
"Pertanyaan macam apa?"
"Apa kalian bersedia melawan puluhan Zombie?"
"Puluhan terlalu samar, bisakah kamu mengatakannya dengan angka"
"Hmm... Sekitar delapan puluh sampai sembilan puluh"
Kalimat yang aku ucapkan membuat kelima perempuan itu membuat raut wajah sedikit terkejut.
"Itu jumlah yang cukup banyak bukan begitu captain"
"Kita masih bisa melakukan sesuatu, Zombie bukan ancaman. Kita bisa menghabisi mereka satu persatu sampai habis"
Oh!, Sepertinya aku kurang memberi penjelasan hingga membuat mereka salah paham. Sekarang aku merasa tidak enak untuk mengoreksi kesalahan mereka. Namun, jika aku tidak mengoreksi mereka hal buruk akan terjadi.
Katakanlah yang sejujurnya meski itu pahit.
Sepertinya aku akhirnya mengerti rasa pahit di kalimat itu.
"Mm.. kita tidak bisa membunuh para Zombie itu satu persatu karena mereka semua muncul secara bersamaan dan kemudian terkumpul di sebuah halaman"
Dan kini mereka benar-benar terkejut.
"Itu baru sesuatu"
Ucap Rose yang entah mengapa merasa takjub.
"Captain, aku rasa kita perlu mempertimbangkan penjelajahan ini sekali lagi"
Clemantis mengucapkan kalimat itu dengan di warnai rasa cemas. Sementara tiga perempuan lain membeku untuk sesaat.
"Saya memiliki rencana untuk melawan para Zombie itu, jadi kalian tidak perlu cemas. Dengan rencana ini, semua Zombie itu akan menjadi debu"
Ucapku dengan percaya diri berharap mereka tidak mengambil keputusan untuk keluar dari rencana penjelajahan ini.
"Saya juga sudah merekrut Priestess. Zombie tidak akan menjadi masalah"
Tambahku mencoba meyakinkan mereka.
"Delapan puluh lebih Zombie bukanlah masalah. Kami tetap ikut dalam penjelajahan ini"
"Captain!"
Ucap Clemantis yang terkejut dengan keputusan Rose.
"Pikiran ini Clemantis, Hidden Area memiliki bahaya karena mereka menyimpan kekayaan yang melimpah. Untuk memiliki kekayaan itu bukankah sudah wajar jika kita harus bersusah payah, dan bukankah masing-masing dari kita membutuhkan kekayaan itu?"
Kalimat Rose membuat Clemantis diam dan berfikir. Kemudian wanita itu melihatku untuk mengucapkan.
"Aku ikut dengan penjelajahan ini"
"Dengan senang saya menyambut Anda"
Balasku dengan senyuman.
"Bagaimana dengan kalian?"
Lanjut Clemantis setelah dia berbalik melihat yang lainnya.
"Tentu aku ikut"
"Sakura ingin bersekolah, karena itu Sakura ikut"
"Ikut"
Mendengar keikutsertaan mereka, aku tersenyum. Kemudian kami mulai membahas rencana yang aku pikirkan untuk menaklukkan Hidden Area. Kami berbicara untuk beberapa lama sebelum akhirnya setuju untuk membahas rencanaku dengan lebih rinci besok.