Aku duduk di lantai yang dingin menatap langit-langit batu. Di samping kiriku, di depanku dan di belakangku terdapat tembok yang kokoh. Jeruri besi ada sisi kananku. Sekarang aku berada dalam kurungan.
Tentu, aku tidak sendiri dalam kurungan ini. Ada tiga gadis lain yang menemaniku disini. Mereka adalah wanita cantik yang berakhir di situasi tragis. Dua dari tiga wanita itu kehilangan cahaya di mata mereka dan aku tidak tahan melihat mereka.
Aku memalingkan wajah kemudian menarik nafas dalam.
"Apa aku akan berakhir menjadi seperti mereka?"
Tanyaku dengan lirih kepada siapapun.
Aku menggerakkan lengan kanan untuk menyentuh kalung besi yang menghiasi leherku. Aku menggerakkan lengan lain untuk menyentuh selembar kain yang menjadi bajuku sekarang. Aku membuat tawa kecil saat mengetahui aku tidak lagi memakai pakaian dalam.
"Haa.. bagaimana bisa aku berakhir menjadi Debt Slave?"
Pertanyaan bodoh aku pikir. Aku tahu betul kenapa aku berakhir di dalam kurungan ini dan menjadi seorang Debt Slave. Semua ini terjadi karena monster berengsek yang bernama Wielth.
Monster berengsek itu hampir mengambil segala hal yang aku miliki. Berkat dia aku kehilangan beberapa teman, sebagian besar keluargaku, seluruh hartaku, dan terakhir adalah kebebasanku.
Aku masih sangat membenci Monster itu meski dia sudah mati. Aku menyesal, aku sangat menyesal tidak bisa membunuh monster itu dengan kedua tanganku. Aku ingin membalaskan dendam mereka, tapi aku sadar. Aku sadar aku sangat lemah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Semua yang terjadi begitu berat untuk aku aku bawa. Berkali-kali aku merasa beban itu akan menghancurkan aku berkeping-keping dan membuat cahaya menghilang dari mataku.
Ada dua hal yang membuat aku tetap bisa membawa beban berat itu.
Satu, Salsa masih hidup meski sekarang dia cacat dan tinggal di panti asuhan. Beberapa hari setelah kami di tangkap monster berengsek itu, Vyorn menemukan Salsa dalam kondisi kritis di dalam salah satu Safe Area. Meski kami tidak tahu apa yang terjadi pada dia, kami merasa senang dia masih hidup dan bebas dari cengkeraman monster berengsek itu. Kebebasan yang di dapat Salsa juga memberi kami harapan untuk bebas. Kami akhirnya tahu benih yang ditanam monster berengsek di tubuh kami dapat di hilangkan.
Dua, aku masih tetap utuh karena bertemu dengan seorang gadis Beastkin aneh berekor dua. Tunggu sebentar, dia tidak aneh. Dia menakutkan. Tapi di saat yang sama dia sangat baik. Dan.. dia begitu cantik. Gadis Beastkin itu bernama Eclaite.
Salsa akan baik-baik saja, karena Bu Tio berjanji akan merawatnya di panti asuhan. Aku ingin menemui dia untuk terakhir kali, tapi aku tidak sanggup melihat dia secara langsung setelah mengirim surat berisi berita kematian Vyorn dan Zelte di tambah berita tentang nasibku.
Aku sudah mengingkari janji untuk kembali pulang dengan selamat bersama mereka. Aku harap Salsa mau memaafkan aku. Jika mendapat kesempatan, aku akan mengirim surat padanya.
Aku tahu keadaan Salsa, sedangkan untuk Eclaite. Apa dia, apa dia masih, Emm.. mengejarku?.
...
Tunggu!. Apa yang baru saja aku pikirkan.
Kenapa aku berfikir Eclaite mengejar aku dalam arti 'hubungan romantis'?. Aku yakin, aku masih normal, aku menyukai pria sama seperti gadis lain. Jadi... Kenapa?.
Hmm.. !!. Benar!, Aku ingat sekarang. Aku berfikir Eclaite mengejar aku karena terkadang dia melihatku dengan pandangan vulgar seperti pria berhidung belang. Dia seperti pria yang mencoba mendekati seorang gadis dengan rayuan gombal dan tingkah tidak sopan. Hal itulah yang membuat dia menakutkan.
Dan.. mengetahui Eclaite bisa memakan daging monster mentah-mentah membuat aku sangat takut padanya.
Pernah sekali aku berfikir. Bagaimana kalau dia akan memakan aku?.
Pertanyaan itu terniang di kepalaku untuk beberapa lama. Aku baru bisa kembali tenang saat mengetahui Eclaite tidak memakan daging manusia. Eclaite adalah gadis yang menakutkan.
Benar, Eclaite memang menakutkan. Tapi dia juga baik hati. Dia tetap ramah dan tetap peduli dengan aku, meski aku bersikap kasar dan dingin padanya. Setiap kali aku menyakitinya, dia hanya akan membeku untuk beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum lagi.
Keberadaan Eclaite saat aku menjalani hari-hari yang berat dan menyakitkan sangatlah berarti bagiku.
Aku memang sudah mengeluarkan dia dari masalah ini, tapi aku merasa hal ini tidak cukup untuk membalasnya. Aku ingin memberinya lebih banyak. Tapi sayangnya, aku sudah menjadi seorang Debt Slave. Aku tidak bisa apa-apa dan mungkin, aku tidak akan bertemu dia lagi.
Step! Step! Step!
Suara langkah kaki membuat aku menoleh. Di luar jeruji aku melihat pria besar di balut otot tebal berjalan mendekati pintu kurungan ini. Berhenti di depan pintu, dia mengeluarkan kumpulan kunci, menggunakannya untuk..
Klack! Klack! Kreett!
Tentu saja, untuk membuka pintu kurungan ini. Pria berotot itu melihatku kemudian mengatakan.
"Slave baru, waktunya latihan"
Kalimat sudah dikatakan dan sebaiknya aku segera beranjak. Berdiri, aku kemudian berjalan keluar dari kurungan.
Kreett! Klick!
"Ikuti aku"
Perintah pria berotot setelah menutup dan mengunci pintu kurungan.
"Ya tuan"
"Bagus, kau masih mengingat apa yang di ajarkan di latihan kemarin"
Tentu saja aku mengingatnya. Aku tidak ingin di pukuli lagi karena hal-hal sepele.
Menjadi Slave membuat aku tahu jika para Slaver menggunakan kekerasan fisik yang mendekati siksaan untuk mendisiplinkan Slave mereka. Sebagai Slave baru, tentu aku mendapat kekerasan fisik itu. Beruntung, aku adalah Debt Slave dan Fallen Elf. Aku cukup berharga. Karena itu aku tidak mendapat kekerasan fisik yang parah.
Kami sampai di sebuah ruangan yang cukup mewah setelah berjalan di lorong untuk beberapa lama. Di sini, mereka mengajariku tata krama dan sopan santun saat berinteraksi dengan Nobleman, memberiku pengetahuan dasar apa yang harus di lakukan seorang Maid, dan mengajariku untuk melayani dan memuaskan seorang pria. Untungnya, aku tidak melakukan praktek saat belajar melayani dan memuaskan seorang pria, mereka hanya memberiku arahan apa yang harus aku lakukan.
Hari ini, mereka mengajariku perilaku yang seharusnya di miliki seorang Maid yang baik dan benar. Untuk beberapa jam belajar dan berlatih, aku hanya membuat tiga kesalahan dan mendapat tiga pukulan. Ini suatu kemajuan untukku dan aku sangat puas dengan hal ini.
Kenapa aku begitu saja menerima takdir menjadi Slave?. Karena aku menerimanya perlakuan yang aku dapat tidak terlalu buruk. Aku juga memiliki kesempatan besar untuk menjadi seorang Maid. Aku bisa hidup dengan enak. Dan kemungkinan buruk yang mungkin aku dapat... mungkin aku akan menjadi Selir dan semacamnya. Dalam kasusu ini aku juga bisa hidup dengan perut penuh dan tempat tinggal hangat. Jujur semua ini lebih baik dari pada kepalaku berpisah dengan tubuhku.
Ya... Aku masih hidup sebagai Slave.
"Slave baru, ada yang ingin membelimu. Ikuti aku"
"Huh?"
Aku kebingungan setelah mendengar ucapan pria berotot yang mendadak masuk kedalam ruang latihan.
"Cepat jalan dan ikuti aku!, jangan diam saja. Apa kau tidak dengar, seseorang ingin membelimu. Karena itu kita harus segera ke ruang tamu"
"Saya mengerti tuan"
Ini, tidak terduga. Aku tidak mengira, aku akan di beli setelah baru saja menjadi Slave selama dua hari. Aku bahkan belum mengunjungi ruang pajangan yang di katakan oleh Slaver. Jadi, kenapa aku bisa terjual secepat ini?.
Ini benar-benar membuatku merasa cemas.
Aku mengikuti pria berotot untuk beberapa menit dan kemudian, aku melihat pemandangan yang sulit di percaya.
"Eclalite!, kenapa kau disini?"
"Hei!!. Kau tidak boleh berbicara sebelum diijinkan"
SMACK!
Ouch!!. Pria berotot memukul keras lenganku dengan cambuk. Apa yang dia lakukan membuat kulit tanganku sobek dan..
"That's is my heroine.Don't hurt her, bas*ard"
Membuat Eclaite marah.
Mengejutkan, Eclaite mengeluarkan aura membunuh yang kuat, aura itu membuat bulu kudukku berdiri.
Aku hanya bisa terdiam saat melihat Eclaite berbicara dengan Slaver. Mendengar dia ingin membeliku membuat aku tidak bisa merasakan rasa sakit yang seharusnya ada di luka sobek di lenganku. Aku jadi bengong dan kemudian, tahu-tahu aku berakhir di belakang Eclaite. Sekarang aku berjalan mengikuti dia.
Apa yang terjadi?.
Kenapa aku berjalan mengikuti Eclaite?.
Benarkah dia baru saja membeliku?.
Semua ini hanya mimpi, benarkan?.
Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memastikannya. Karena itu.
"Apa Master benar sudah membeliku?"
"Benar, saya sudah membeli Ruciel"
Mendengar jawaban itu aku mencubit pipiku dengan kuat. Aku merasa sakit. Ini berarti aku tidak bermimpi, Eclaite benar-benar sudah membeliku.
"Kenapa Master membeli saya?"
"Karena saya menginginkannya"
Jawaban itu tidak terlalu meyakinkan. Aku merasa Eclaite masih menyembunyikan sesuatu.
"Master, kemana kita akan pergi?"
"Kenapa Ruciel dari tadi memanggil saya Master?. Saya adalah teman Ruciel. Karena itu, Ruciel bisa memanggil saya Eclaite seperti biasa"
Aku bisa, tapi sekarang aku adalah Debt Slave milikmu. Aku mencoba menjelaskan hal ini pada Eclaite dan aku terkejut dia sama sekali tidak mengerti tentang Slave. Dia bahkan menyuruhku untuk pulang. Terpaksa, aku juga memberi tahu dia lebih banyak tentang Slave. Dan..
"Apa yang diucapkan Ruciel barusan. Seolah secara tidak langsung menyatakan jika Ruciel sudah menjadi istri saya"
Istri?. Benar.. satu kata ini akhirnya membuat aku sadar. Kenapa aku merasa Eclaite mengejarku dalam arti hubungan romantis. Dia salah satu dari mereka. Dia adalah gadis yang menyukai gadis lain. Dia seorang 'lesbian'.
Akhirnya mengetahui dengan jelas dia menginginkan aku dalam hal seksual membuat wajahku memanas.
"Saya buka istri Master. Saya adalah Slave milik Master"
Kataku untuk menegaskan jika aku normal. Menegaskan aku tidak tertarik dengan hubungan antara sesama wanita, dan menegaskan bahwa aku menyukai pria.
"Okay saya mengerti sekarang. Ada lagi yang ingin Ruciel ucapkan tentang hal Slave ini?"
Sampai di mana aku tadi?. Ah benar, aku sudah menjelaskan kewajiban seorang Master, jadi.
"Sebagai ganti apa yang di sediakan Master mereka. Atau karena seorang Master sudah sepenuhnya memiliki mereka. Se seorang Slave.. Seorang Slave..."
Dan aku berhenti di sana. Aku ragu untuk mengatakan sisa kalimatku. Aku takut dengan apa yang akan terjadi jika Eclaite mendengar sisa kalimat ini
"Seorang Slave apa?"
"Seorang Slave memiliki kewajiban untuk memenuhi semua keinginan Master mereka tanpa bisa menolak"
Eclaite yang mungkin tanpa sadar menggunakan kekuatan sihir kalung Slave membuat aku menjawab dengan cepat dan jelas tanpa bisa menolak atau berbohong.
"Ruciel akan melakukan apapun yang saya inginkan?"
Tanya Eclaite yang dengan sangat cepat mendekat menangkap aku. dia mencengkaram kedua bahuku dengan sedikit kuat dan. Pandangan matanya saat ini sangat menakutkan.
"..ya. Itu benar. Saya akan melakukan apapun sesuai dengan keinginan Master. Sebagai Slave, saya tidak bisa menolak permintaan Master"
Mendengar jawabanku mata Eclaite memancarkan cahaya berbahaya, dia juga membuat senyuman lebar yang membuat bulu kudukku berdiri.
"Ayo segera kembali penginapan untuk melakukan apa yang saya inginkan"
"A ap apa yang Master inginkan dari saya?"
Tanyaku dengan tergagap setelah mengetahui bahaya di balik kalimat Eclaite.
"Ah benar!. Sebelum kembali, kita harus membeli beberapa pasang baju terlebih dahulu. Mari ke toko baju yang selalu saya kunjungi"
"Master, apa yang Master inginkan?"
"Akhirnya kita akan melakukan hal ini dan hal itu. Saya sudah menunggu cukup lama untuk saat seperti ini"
Dia menghiraukan pertanyaan aku dan entah kenapa bulu kudukku langsung berdiri. Aku merasakan sebuah bahaya akan datang dan menimpaku. Aku ingin berlari menjauh meninggalkan Eclaite, tapi aku tidak bisa. Aku sudah menjadi Slave miliknya, aku harus memenuhi semua keinginannya tanpa bisa menolak. Aku sudah berakhir.
Menyadari kenyataan di depanku, dengan berat hati menerima takdirku, aku membiarkan tubuh di tarik oleh Eclaite.
Aku.. aku rasa, aku akan menerima apapun yang akan terjadi. Di beli oleh Eclaite mungkin adalah hal yang terbaik untukku. Benarkan?.
Kemudian. Eclaite membawa aku ke toko baju. Di sana dia menyuruhku mengenakan berbagai jenis pakaian memalukan sambil membuat berbagai jenis pose sensual. Ugh.. ini sangat memalukan dan lebih buruk aku tidak bisa menolak permintaannya.
Beberapa lama kemudian Eclaite merasa puas dengan apa yang terjadi di toko baju. Dia lalu langsung membawaku ke kamarnya di sebuah penginapan khusus wanita.
Aku tidak perlu bertanya kenapa dia menginap di sini. Dia adalah seorang Adventure, jadi wajar jika dia tidak memiliki rumah di Rishtonbell. Tinggal di penginapan sudah memenuhi kewajiban untuk memberi tempat tinggal untuk Slave. Aku tidak perlu menyebutkan jika kandang kuda juga memenuhi syarat menyediyakan tempat tinggal seorang Slave.
Di kamar Penginapan, aku siap menerima perintah apapun yang akan Eclaite padaku. Aku sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk, tapi dia malah berjalan mondar mandir di depanku yang duduk kursi. Dia berkali-kali melirikku dan menggelengkan kepala. Dia melakukan keanehan itu sampai waktu makan malam tiba.
Setelah kami menyantap makanan malam. Eclaite akhirnya menyuruh aku naik ke ranjang. Aku tahu apa yang akan terjadi dan...
Aku salah.
Eclaite tidak melakukan apa yang aku pikirkan. Dia hanya berbaring di sampingku dan sesekali mengelus pipiku sambil membuat tawa kecil.
Benar.. apa yang dia lakukan sungguh menakutkan. Dan sepertinya aku memiliki pikiran yang cukup jorok.
Pada akhirnya, Eclaite menceritakan sebuah dongeng tentang gadis jelata yang menikahi seorang pangeran setelah mencoba sebuah sepatu terbuat dari kaca. Jujur, dongeng yang dia ceritakan sungguh tidak masuk akal. Semua orang tahu seorang gadis jelata tidak bisa menikahi pangeran. Gadis jelata tidak memiliki kualitas sebagai seorang ratu.
Waktu berlalu dan akhirnya Eclaite tertidur.
"Hmm~"
Jika Eclaite diam, dia sungguh cantik. Dan aku tidak mengira dia memiliki sifat kekanak-kanakan, dan aku tidak mengira dia cukup polos meski dia sering mengatakan lelucon jorok. Dia tidak bahkan berani untuk menyentuhku meski dia sudah sepenuhnya memiliki aku.
[Saya ingin mendapatkan hati Ruciel terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh]
Eclaite bilang, saat kami akan tidur. Apa yang Eclaite katakan juga mengkonfirmasi jika dia memang seorang 'Lesbian'.
"Konyol, Master sudah memiliki hati saya"
Kataku saat menyeka poni rambut yang menutupi wajahnya.
Sekali lagi Eclaite sudah menyelamatkan aku. Karena itu.
"Saya akan melayani Master seumur hidup saya"