Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 40 - Hari baru

Chapter 40 - Hari baru

"Ruciel..?"

Aku mengucapkan nama itu saat mendapati My Angel Ruciel sudah tidak ada di sampingku. Kasur disisi kananku, tempat dimana dia tidur kosong, dia tidak ada di balik selimut yang semalam menyelimuti kami. Menoleh, melihat sekeliling, aku tidak bisa menemukan sosok cantik milik dia ada di kamar ini.

Itu benar. Semalam kami tidur bersama, namun kami tidak seperti 'aku duduk di tepi kasur sambil merokok dan Ruciel menagis sambil menutup wajahnya dengan dua telapak tangan di belakangku' saat pagi tiba. Kami tidak seperti itu. Karena di tempat pertama, kami tidak bisa melakukannya. tidak ada satupun dari kami yang memiliki pedang.

Kami bisa saja berada di situasi 'let's be a friend', namun aku tidak tahu cara melakukannya. Dan meski aku tahu dan aku tidak ingin melakukannya, aku tidak akan melakukan apapun pada Ruciel sebelum aku memiliki hatinya.

Aku tidak ingin mengotori hubungan kami. Aku tidak akan melakukan hal di luar batas sebelum mendapatkan sinyal ok. Aku sudah puas dengan pesta piyama yang kami lakukan semalam.

Bisa aku ucapkan. Pesta piyama itu saja sudah mendorongku ke tepi. Saat kami berbaring di ranjang yang sama, jantungku berdetak kencang, tubuh kaku seperti terbuat dari batu, dan aku kehilangan pikiranku saat kami bersentuhan.

Kami tidur bersama seperti yang aku inginkan, namun. Hal ini tidak se-menyenangkan seperti yang aku bayangkan.

Saat aku mendapat ketenanganku kembali, aku memutuskan untuk menceritakan salah satu kisah paling terkenal di dunia ku dulu. Aku menceritakan kisah Putri Cinderella sebelum kami tidur.

"Ruciel, dimana?"

Menanyakan keberadaan Ruciel pada keheningan, aku beranjak dari kasur. Mengenakan sepatu boots, aku ingin segera mencari Ruciel.

Kreet..!!.

Belum sempat aku menyentuh sepatu boots, pintu kamar terbuka, memperlihatkan Ruciel yang ingin aku cari.

"Ruciel!, dari mana?"

"Ma maaf master, saya keluar untuk mencuci muka dan mengunjungi kamar mandi"

"....."

"Ada yang salah Master?"

"Bisakah Ruciel berhenti menggunakan kata Master saat memanggil saya?, dan juga, Ruciel tidak perlu mengunakan cara berbicara sopan seperti itu saat kita berbicara"

"Saya tidak bisa melaksanakan permintaan itu"

"Kenapa!?, bukankah ruciel seharusnya menuruti semua permintaan saya?"

"Itu benar, sebagai Slave saya akan menuruti semua permintaan master tanpa mengeluh. Dan sebagai Slave, saya wajib memanggil dan memperlakukan pemilik saya dengan hormat. Bagi seorang Slave hal ini wajib dilakukan"

"Grr!!"

Aku bisa mengucapkan, aku benci saat mendengar Ruciel mengucapkan peraturan-peraturan omong kosong para Slave. Semua itu begitu memuakkan.

"Marah tidak akan merubah apapun. Saya baru bisa menyebut nama Master setelah saya bebas"

"Hmp!"

Memalingkan wajah, aku menghiraukan Ruciel yang keras kepala, aku mengambil sebatu boots dan pakain untuk bersiap. Dan saat aku sudah siap, aku merasa lapar.

Kruykk..!!.

Mendengar suara perut itu, aku menoleh melihat Ruciel.

Itu benar, suara perut imut itu bukan milikku, suara perut imut yang barusan berbunyi adalah milik Ruciel.

Saat ini dia memalingkan wajah, menolak dan menghindari tatapan mataku. Merah muda mewarnai pipinya. Melihat tingkah imut Ruciel aku tersenyum.

"Apa Ruciel lapar?"

"..Tidak, saya tidak lapar"

Kenapa menyangkal?, Kau tahu, apa yang baru saja kau ucapkan membuat aku ingin menjahilimu.

"Jadi begitu. Karena Ruciel tidak lapar, saya harus sarapan sendirian. Sangat di sayangkan"

Kalimat yang aku ucapkan langsung menarik perhatian Ruciel, kini dia menatap mataku.

"Saya tidak bisa mengucapkan apapun jika Ruciel ingin mencari makan sendiri"

"..Apa master lupa dengan kewajiban seorang pemilik slave?"

"Wajib menyediakan kebutuhan sehari hari, tempat tinggal dan makanan. Saya sudah membelikan Ruciel kebutuhan sehari hari kemarin. Karena saya adalah seorang Adventure, tinggal bersama di penginapan sudah cukup untuk memenuhi kewajiban memberi tempat tinggal. Saya ingin sarapan bersama Ruciel namun sayang, Ruciel tidak lapar. Dan karena tidak lapar, itu berarti Ruciel tidak membutuhkan makan siang dan makan malam. Benarkan?. jadi, bukankah itu berarti saya tidak perlu mengurus keperluan makan Ruciel, apa yang bisa saya lakukan jika Ruciel tidak lapar. Bukan begitu?"

"...."

Ucapanku membuat Ruciel membuka matanya lebih lebar. Aku rasa dia tidak mengharapkan aku mengucapkan kalimat candaan barusan. Melihat dia tidak mengatakan apapun membuat aku tersenyum.

"Ada apa?, kenapa Ruciel diam saja?, Jika Ruciel lapar dan ingin saya membelikan makanan, Ruciel hanya perlu mengucapakannya"

"...."

Dan ucapanku membuat Ruciel memberiku tatapan tajam. Oo.. hoho fearfully cute. Sosok Ruciel yang marah tanpa bisa melakukan apapun untuk membalas sangatlah imut.

"Bukankah sangat tidak sopan, jika Ruciel menghiraukan orang yang mengajak bicara. Karena itu, tolong ucapkan sesuatu. Tolong ucapan 'saya lapar, tolong beri saya makan Master' seperti yang seharusnya dilakukan oleh Slave yang Ruciel banggakan"

"...."

Melihat Ruciel terus diam kemudian memalingkan wajah. Aku memutuskan untuk memegang kedua pipinya. Mengalirkan tenaga ke tangan, aku memaksa Ruciel menoleh ke arahku, menatap matanya aku mengucapkan.

"Jadi, apakah Ruciel lapar atau tidak?"

Mendapat pertanyaan itu Ruciel kembali mencoba memalingkan wajah, namun aku tidak membiarkannya. Aku terus memaksa Ruciel untuk melihatku, di saat yang sama, aku menatap Ruciel untuk meminta jawaban dari pertanyaanku tadi.

Beberapa saat kemudian Ruciel menyerah, dengan mata berkaca mengucapkan.

"..Saya lapar Master, tolong beri saya makan"

Yeah. Aku benar-benar membenci hal Slave ini. Aku berharap Ruciel akan melakukan sesuatu, namun dia malah patuh mengucapkan semua itu. Hal Slave ini benar-benar menyembunyikan sosok Ruciel yang sesungguhnya.

"Kalau begitu mari sarapan pagi bersama"

Aku mengucapkan kalimat itu dengan monoton, kemudian aku pergi kelantai satu penginapan untuk mendapat sarapan. Tidak lupa, aku juga memegang tangan dan menarik Ruciel yang terlihat tidak ingin bergerak.

Beberapa saat kemudian kami sampai di restoran Meia Cups Inn. Menemukan meja kosong, aku langsung menempatinya. Kemudian, keanehan terjadi.

Entah mengapa, Ruciel duduk di lantai tepat di samping meja makan. Duduk disana, dia terlihat seperti anak anjing piaraan.

"Apa yang Ruciel lakukan?, kenapa duduk di lantai?"

"Tentu saja sarapan bersama bukan begitu?"

Yup, sepertinya Ruciel memiliki Fetish yang tidak aku ketahui. Mengesampingkan lelucon.

"Saya tahu kita akan sarapan bersama, namun saya tidak tahu kenapa Ruciel duduk di lantai?"

"Sudah wajar bagi seorang Slave mengambil sikap seperti ini, seorang Slave tidak di perbolehkan untuk makan di meja yang sama dengan pemiliknya, lihat Master"

Mengucapkan itu, Ruciel menunjuk ke salah satu sudut restoran. Menoleh, aku melihat seorang pria duduk di lantai seperti Ruciel.

"Slave di sana juga melakukan apa yang saya lakukan"

"Dia seorang pria dan dia tangguh, jika dia duduk di lantai maka biarlah, ruciel seorang wanita karena itu duduk di kursi"

"Perlu di ketahui, baik pria maupun wanita, ini adalah perilaku normal seorang Slave"

"Saya adalah Master Ruciel, benar bukan?"

"Ya, master memiliki aku"

"Kalau begitu, lakukan apa yang saya katakan tanpa protes"

"Tapi-"

"Duduk di kursi!, mengerti!"

"..Ya"

Melihat Ruciel akhirnya duduk di kursi, aku mengangguk puas.

"Bagus. Gina kami ingin memesan sarapan"

"Segera datang"

Gina si Waitress mendekati kami setelah dia selesai meletakkan makanan ditangannya ke meja pelanggan.

"Seperti biasa Gina, anda memiliki senyum yang menawan"

"Dan seperti biasa mbak Ecalite semakin aneh"

"Hmm.. saya rasa anda benar"

"Baiklah mari hentikan lelucon ini, mbak Ecalite ingin pesan apa?"

"Beri saya kejutan!"

"Sup daging, dua potong roti, satu mangkuk salad dan segelas jus buah"

"Normal sekali, anda tidak kreatif seperti Shisi"

"Ini adalah aku apa adanya, apa mbak Ecalite juga ingin memesan makanan khusus Slave?"

Mendengar kalimat makanan khusus Slave membuatku secara spontan melihat kearah Slave pria yang di tunjuk Ruciel tadi. Disana, dia duduk di lantai menyantap satu mangkuk sup sayur, sepotong roti dan segelas air. Makanan itu tidak terlalu buruk, namun aku tidak ingin My Angel Ruciel menyantapnya.

"Tidak, Ruciel bisa memesan makanan yang dia inginkan"

"Maste-"

"Huss!!, pesan makanan yang Ruciel inginkan!, jangan memesan makanan khusus Slave!"

Ucapku dengan tegas pada Ruciel, dia kemudian menoleh kearah Gina.

"Kalau begitu, saya ingin satu mangkuk sup sayur, sepotong roti dan segelas air"

Dan dia melakukannya lagi.

"Sudah saya bilang jangan memesan makanan khusus Slave, pesan makanan lain"

"Master saya tidak memesan makanan khusus Slave say-"

"Diam Ruciel!"

Ucapku dengan kesal dengan nada sedikit tinggi. Aku yakin Ruciel akan mengucapkan omong kosong soal Slave dan aku akan membencinya.

"..Kenapa Master membenci tindakan saya untuk menjadi seorang Slave yang seharusnya?"

"Kita baru bersama selama satu hari sejak Ruciel menjadi Slave dan aku langsung membencinya, saya membenci semua perihal berkaitan dengan Slave!. Ini mengekang jati diri Ruciel yang sebenarnya. Dan saya sangat membenci jarak baru diantara kita!"

KRACK!!

Bersamaan dengan teriakanku, meja yang aku sentuh dengan dua tangan retak. Sepertinya, secara tidak sadar aku terlalu kuat menggenggam meja ini.

Menoleh, aku bisa melihat seluruh Padang mata di restoran tertuju padaku. Kembali menoleh, aku meyadari Ruciel melihatku dengan mata terbuka lebar. Melirik ke samping, aku bisa melihat tubuh Gina gemetar. Apa secara tidak sadar aku memancarkan Aura membunuh?.

Mendapat ketenanganku lagi, aku kembali duduk di kursi.

"Kita simpan pembicaraan ini untuk nanti, saya tidak ingin merusak rasa sarapan pagi ini lebih jauh"

"Ka kalu begitu saya akan segera membawa pesanan Mbak Ecalite"

"Maaf dan terimakasih Gina"

"Ti tidak masalah"

Setelah mengucapakan kalimat itu dengan gugup Gina dengan cepat melangkah menuju dapur. Sedangkan untuk Ruciel, dia melihat lantai restoran, tanpa menunjukkan keinginan untuk melihatku. Dan sekali lagi, aku merasa jarak diantara kami semakin jauh.

Beberapa menit kemudian Gina datang membawa sarapan kami. Saat dia meletakkan makanan di meja, aku melihat tangganya masih gemetar.

"Poor Gina, did I make you scared?"

"Itu benar"

"I am sorry for scarying you, i am mean it"

"Yes, Miss Ecalite mean to me and as I say it's alright, I am used to it. And.."

Melihat Gina berhenti berbicara, kemudian melirik kearah meja yang retak. Aku sepertinya tahu apa yang ingin dia katakan.

"Saya akan memberi uang ganti rugi, jangan cemas"

"Terimakasih"

"Saya yang salah disini"

"Gina gue mau persen sarapan"

Di ujung penglihatanku, seorang Adventure wanita mengangkat tangan untuk memanggil Gina.

"Segera datang, jika Mbak Ecalite butuh sesuatu panggil aku"

"Okay"

Mengambil sendok, aku mulai menyantap sarapan di depanku.

Hening adalah sebuah kata yang bisa menggambarkan sarapan bersama kami. Ruciel sama sekali tidak membuat suara saat menyantap sarapannya, dia bahkan tidak ingin menatapku. Suasana hening tidak cocok untukku. Karena itu.

"Ruciel"

"Ya Master"

Wow sangat kaku dan canggung. Tubuh Ruciel gemetar, dia juga langsung berhenti menyantap sarapan saat aku mengucapkan namanya.

Melihat Ruciel seperti itu, membuat aku jadi teringat sikap yang di buat anak kecil saat mereka di marahi oleh orang tuanya.

Ruciel yang aku lihat sekarang sangat berbeda dengan Ruciel yang aku kenal sebelumnya. Aku penasaran, apa yang di lakukan Slave Dealer pada Ruciel hingga dia menjadi seperti ini. Mungkin aku harus mencari tahu dan membalas jasa mereka?, dan mungkin, aku juga perlu menyiapkan hadiah yang mewah saat berkunjung. Aku akan memastikan mereka mendapatkan hadiah mewah dariku, aku harus mulai mempersiapkan pesta pertemuan kami.

Namun untuk sekarang.

"Hari ini kita akan membeli baju pelindung untuk ruciel, membeli perlengkapan menjelajah Dungeon, kembali mendaftarkan Ruciel menjadi Adventure dan kita akan menjelajah Dungeon. Namun sebelum memulai semua itu kita akan pergi ke Vixie Inn untuk menemui Aztaroth"

"Tuan Aztaroth?, kenapa?"

"..Saya hanya harus menemui Aztaroth hari ini. Mari habiskan sarapan ini dengan cepat kemudian berangkat, kita harus sampai disana sebelum Aztaroth pergi"

"Saya mengerti"

Dan kami melanjutkan sarapan dalam suasana hening. Tidak lama kemudian kami meninggalkan Meia Cups Inn yang merupakan penginapan Slash restoran.