Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 14 - Salah Paham

Chapter 14 - Salah Paham

"Mas, sudah lama dirumah?" dengan mencairkan suasana Mora berusaha menyapa suaminya yang berdiri seperti security di teras rumah.

Tumben sekali, jam segini Andre sudah dirumah. Dia juga tidak menyapa atau menyambut ku. Apa dia memiliki masalah? Mora yang bertanya -tanya sendiri.

Andre terlihat sesekali menggerakan pinggang nya ke arah kanan dan kiri guna melanjutkan badannya. Yang dirasa pegal karena harus duduk Sepanjang harinya di hadapan komputer.

Mora membawa 2 paper Bag salah satu yang berisi baju kotor dan satunya ialah Coklat dari London.

"kamu tak terlihat habis dari pusat perbelanjaan!" sindir Andre.

Mora menghentikan langkahnya, dan memilih duduk di sebelah Andre.

"iya. Risa baru pulang dari London bersama suami, aku dan yang lainnya kesana." peper Mora.

Andre cuma sedikit melirik Mora. Dan tak banyak berucap.

Andre terlihat Jeleous, mungkin karena Andre tak terbiasa pulang kerumah tak disambut Mora. Biasanya Mora telah lebih dahulu dirumah dibandingkan Andre.

"Aku masuk dulu!" Mora yang terlihat kurang nyaman mengenakan baju Risa yang terlalu ketat, memilih meninggalkan Andre.

Andre terus dengan ekspresi Diam nya, dan mengusap Wajahnya menandakan ia sedang gelisah.

"Aku ada Meeting sore ini, " Andre memilih sibuk dengan pekerjaannya, untuk bersiap dan mengganti pakaian nya.

"Ada selembar kertas jatuh, sepertinya ini jatuh dari tas Mora tadi."

Andre membalik kertas tersebut, dan mendapati kartu nama seorang Pria yang bernostalgia "Ax,"

Terlihat semakin jengkel, Andre tak jadi mengganti pakaian nya. Tapi oa tetap harus kembali kekamar guna mengambil Jas, supaya terkesan formal.

"Ini terjatuh dari saku mu, atau tas mu" Andre menaruh secarik kertas diatas meja rias.

Mora yang sedang bersisir, menghentikan sisirannya, dan mengambil kertas dari Andre. "Terimakasih!"

"Bagaimana mas, apa aku masih pantas mengenakan baju ini?" Mora berputar-putar dihadapan Andre dengan pakaian yang ia kenakan.

"iya, bagus" Andre menjawab secukupnya dan alakadarnya.

Mora pun tak ingin ambil pusing ia melanjutkan kesibukan nya di depan kaca, dengan mengenakan berbagai skin care milik nya.

Harum dari bunga mawar merah seakan membuat aroma kamar semakin menyejukan.

"Cantiknya. Mawar merah kesukaan ku!" puji Mora.

Andre melewati Mora dan masuk ke ruang kerja nya yang pintu nya berada setelah pintu kamar. Dengan membawa laptop berukuran 14" in Andre nampak terburu-buru.

"Mas, tunggu!" pinta Mora.

Mora bangkit dari meja rias nya, dengan segera menghentikan langkah kaki Andre.

Ternyata Mora menciumi pipi kanan dan kiri Andre dan mencium tangan kanan Andre.

"Mas, aku sayang mas!" bisik Mora.

"sudahlah, mas buru-buru!" Andre menjauhkan tubuhnya dari delapan Mora.

"sebaiknya hubungi saja teman istimewah mu itu!" sindir Andre.

Mora terlihat bingung. Namun memilih diam dan tak meminta Andre menjelaskan nya.

Dengan langkah terburu-buru Andre mengambil kontak mobil dan bersegera ke kantor.

Krekkkk…

Pintu dibuka Andre,

Betapa semakin dongkol nya Andre ketika kembali menemukan seikat "mawar merah"

Brakkkkk….

Tempat sampah menjadi pelampiasan Andre, "semakin menyebalkan!" ucap Andre.

Bi Siti yang sedang menyapu ruang tengah ternyata melihat bahwa pak Andre sedang marah. Bi Siti hanya diam memegangi sapu nya dan berpura-pura tak melihat.

Andre pun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Takkkkkk…

Takkkkkk…

Takkkkkk…

Bu Mora turun dari lantai atas, dan bersiap ke meja makan.

"Bi…. Bi….. Bi Siti, coming….!" Mora meninggikan volume suaranya.

Bi Siti berlari menuju ruang makan, menghampiri Bu Mora. "ya Bu, maaf... ada yang bisa saya bantu?" Bi Siti dengan nada lembut.

"kenapa makanan masih utuh? Kenapa mas Andre ga Sarapan?" Mora bertanya - tanya.

"hmmmmm, sepertinya pak Andre terburu-buru Bu!, saya lihat pak Andre membawa mobilnya cukup kencang!" pungkas bi Siti.

Mora semakin yakin, bahwa ada sesuatu yang membuat Andre kesal. "Tapi apa? Teman istimewah! Iya mas Andre pernah berkata seperti itu. " gumam Mora.

Mora sedikit tak berselera makan, dan setelah mendengar bahwa Andre kesal dengan nya membuat selera makan Mora benar-benar hilang.

Menu Sarapan ayam pesmol kemangi dan pepes tahu serta sop kambing terabaikan. Padahal menu itu sudah dibuat oleh bi Siti dengan sepenuh hati. Sejak subuh bi Siti memasaknya, agar tepat pukul 7.30 pagi, menu sudah siap tersaji.

Untuk mendapatkan sop kambing yang enak, cukup memakan waktu lama. Karena dalam mengolah daging kambing tentunya membutuhkan waktu lumayan lama.

Bau amis kambing yang harus dihilangkan dan juga daging kambing harus di godog bersama nanas agar mendapatkan daging yang lembut dan enak.

Itu rahasia masak Bi Siti yang ia dapatkan secara turun temurun dari nenek moyang nya.

"Bi, habiskan saja semua ini bersama Rafy dan yang lainnya!!! Aku sedang tak bernafsu!!!" Mora meninggalkan meja makan dan lantas pergi menuju halaman belakang,

Yah, disana Mora bisa menghilangkan sedikit penat nya dengan berenang atau sekedar berjemur pagi dengan ditemani majalah di sudut kolam.

Plakkkk…

Mora membanting tubuhnya ke kursi tebal dan empuk di dekat kolam, "Mas Andre kenapa yah?" Mora terus kefikiran dengan sikap Andre yang acuh terhadap nya.

Dengan menatap ke lengit dan bersandar di kursi Mora sedikit lebih tenang, namun sayang sesekali Mora tetap memikirkan sikap Andre.

"Mungkin dengan ditemani segelas Juice Lemon dan sepotong coklat aku akan sedikit lebih Tenang!" Mora menampakan ide nya.

bi Siti pun segera membuatkan segelas Juice Lemon dan mengambil cokelat London, yang bi Siti ambil dari kamar Bu Mora.

Bi Siti menyuguhkan nya di atas meja dekat kolam. "Non, silahkan di minum Juice dan hidangan nya!" ucap bi Siti.

"yah, taruh saja!" Mora yang masih asik mencelupkan kakinya di kolam renang.

"Udara pagi ini sedikit menenangkan ku. Memberikan kesegaran memberikan kehidupan!" Mora yang terus menikmati udara pagi, ia juga menghirup udara pagi dengan dalam dan mengeluarkan nya dengan lembut.

Mora bertekad untuk tak ingin mencintai tetapi ia hanya ingin dicintai, mencintai itu tak enak dicintai itu menenangkan.

Meminta itu melelahkan tapi diberi itu menenangkan, menyayangi itu melelahkan disayangi itu mengembirakan.

Yah, selama bertahun-tahun aku selalu dicintai, disayangi dan diberi apapun yang aku mau oleh mas Andre.

Lelaki yang menghujani ku kasih sayang, cinta dan pastinya harta.

Tapi mengapa lama kelamaan aku tak bergairah dengan semua itu.

Aku ingin memiliki waktu yang banyak bersama suami, seperti orang pada umumnya.

Yang bisa berlibur kemana-mana bersama suami, yang membagikan setiap moment nya dengan harta #sayang suami, #suami terbayang, # terimakasih pak suami.

Aghhhh,

Bertemu setiap liburpun sudah sangat jarang. Apalagi memiliki banyak waktu seperti itu!" celoteh Mora.

Dulu aku terhibur dengan perawatan di salon atau shopping. Tapi setelah melihat hangat nya keluarga Risa dan Alex aku iri.

Pantas saja Risa sangat menyayangi Alex dan pantas mereka memiliki 7 orang anak, bagaimana tidak Alex begitu penuh cinta dan perhatian.

Tatapan nya saja sudah memanjakan wanita.

Rafy tiba-tiba datang dan menghampiri Mora yang sedang sibuk berkhayal, dengan membawakan seikat bunga mawar merah.

Bunga mawar merah pun Rafy letakkan di pinggir kolam tempat Mora berada.

Mora yang terhanyut dalam lamunan nya tak menyadari jika Rafy meletakan mawar merah di dekatnya.

Lengit terlihat cerah sekali, tapi berbeda dengan hati Mora yang hampa.

Mora membuka matanya dan beranjak hendak mendekati meja untuk minum, saat baru berdiri Mora melihat ada seikat bunga mawar, mawar merah!!!

Mora berfikir mawar itu dari Andre, yang menandakan bahwa Andre telah mencair dan atau sekedar ucapan maaf dari Andre untuk ku.

Mora mengambil mawar itu dengan sedikit menunduk,

Secarik kertas jatuh….

Romantis sekali mas Andre…

Mora membuka kartu kecil berbentuk hati itu,yang berisi…..

Kira-kira apa yah isi kartu ucapan itu? Apakah benar mawar merah kali ini dari Andre? Atau dari pengagum rahasia Mora????

Selamat membaca….