Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 20 - Tak menyangka

Chapter 20 - Tak menyangka

"duduklah!!!" seru Andre.

Bela terkejut, ia fikir Andre akan memarahi nya, atau bahkan memecat nya.

Ternyata pak Andre tidak sejahat itu.

Bela duduk dengan menahan sakit di lutut kakinya, dan perban kecil di bagian kepalanya.

Perban yang menutupi bagian jidat kanannya, yah kurang lebih berukuran 6x4cm, tek terlalu besar.

Meeting telah selesai, rekan pak Andre pun tak terlihat kecewa dengan pak Andre.

Bela bingung,

Andre bergegas, dan membuka ponselnya,

Ada 3x panggilan masuk, jelas dari Istrinya Mora.

"Aku harus menelpon Mora!" ujar Andre.

Andre pergi menjauhkan diri dari meja makan, yah sekitar menjauh 20 langkah.

"Mas, kapan pulang? Mau dimasak kan apa? Aku menunggu kepulangan mas!" rengek Mora.

"apa saja sayang, asal dimakan bersama mu, semua terasa nikmat." puji Andre.

Mora dan Andre melepas rindu melalui telpon, dan Andre berjanji akan pulang ke Jakarta sore nanti paling tidak magrib ia telah tiba di rumah.

"Baiklah, aku menunggu kepulangan mas!" ucap Mora.

Sementara Bela terlihat bingung, dia bingung dan tak menyangka kenapa pak Andre tidak menegur atas keterlambatan nya, dan juga tidak terlihat marah.

Belum lagi berkas-berkas ini, semua berkas berserakan, berantakan. bahkan isi masing-masing file tetukar.

Bela berupaya merapikan File-file yang berantakan.

Sementara rekan pak Andre tak tahu kemana perginya, sekarang tinggal Bela seorang diri terduduk di bangku Kafe.

Andre mendekat ke arah Bela,dan berbisik "meeting diundur setelah jam makan siang."

Bela kaku, dan mengerti, bahwa sekarang atau saat ini Andre sedang benar-benar marah.

"II…..iiii…. Iya pak, ba…..baiklah, sa….saya" gemetar Bela.

"Sudahlah, saya tak mau tahu semua harus perfect!" jawab Andre dengan nada tinggi.

"si….siap pak!!!" jawab Bela lantang.

"Saya ingin beristirahat, meeting tetap dilakukan disini, rapikan dirimu dan satu lagi jangan kecewakan saya!!!!" Andre bergegas kembali ke hotel.

Walaupun Andre bersikap kaku dan garang kepada Bela, namun pak Andre tak sejahat itu, dia tidak memarahi Bela didepan orang-orang.

"Loh ini," Bela terlihat bingung.

Di atas meja ada uang 500 ribu, laptop dan ada makanan yang masih utuh.

Bela mengambil sekotak makanan yang masih terbungkus rapi,

Bssssssssstttt,

Selembar kertas jatuh, dan Bela mengambilnya.

Kertas itu tertulis,

Ini untuk makan siang mu, dan ini uang untuk ongkos pulang ke hotel. Tolonggggg!!!! Jangan kecewakan saya!!!, ini menyangkut proyek besar untuk perusahaan kita!!! Tolong lakukan dan berikan yang terbaik!!!

"ha..., pak Andre bisa sebaik ini ternyata. Pak Andre sengaja meninggalkan uang dan juga makanan untuk ku" ucap Bela.

Bela bertekad menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik,

Dimulai dari melengkapi dan memperbaruhi file-file yang yang berantakan dan hilang.

Kedua, Bela memeriksa keadaan File yang masih layak ataupun sudah lecek untuk diganti yang baru.

Ketiga, Bela memastikan file yang ia bawa sudah valid.

Ada beberapa file yang hilang, dan Bela harus mengetiknya ulang, yah 2 jam lagi.

2 jam lagi jam makan siang tiba, Bela harus mempercepat pekerjaannya.

Dengan keahlian yang dimiliki nya, Bela tak khawatir untuk mengetik ulang file yang hilang.

Kurang lebih ada 12 lembar file yang hilang, untung semua data mentah tersimpan di email, sehingga tak membuat Bela terlalu pusing.

Berkas-berkas di file yang berwarna merah sudah lengkap, file yang berwarna kuning pun sudah lengkap, tersisa file yang berwarna biru yang masih kosong.

Bela segera mencari tempat Fotocopy untuk mengeprint berkas yang ia butuhkan.

Beruntung nya tak jauh dari kafe kopi terdapat tempat print yang lengkap.

Kurang lebih membutuhkan waktu 20 menit untuk Bela ikut mengantri, dan sekarang tiba lah giliran Bela.

Alhamdulillah, berkas-berkas ini sudah komplit.

30 menit lagi, iya waktunya hampir tiba. Bela menyiapkan segala sesuatu, dari file, kesiapan meja dll.

Terlihat seorang pria tinggi, besar, berhidung mancung dan putih sepertinya orang arab.

Dari kejauhan terlihat, menuju ke arah Bela yang sedang duduk.

Sehingga membuat Bela bangkit dari kursinya, "Masa' alkhayr sayidi? Sapa Bela dengan sopan.

Ternyata pria itu bersama dengan 2 orang lainnya satu di antara nya adalah penerjemah Bahasa, namun sepertinya ia hanya mampu menerjrmahkan ke Bahasa Inggris.

"Masa' alkhayr sayidati!, Ant' dhaki jiddan. 'Ana Abdillah Abqari Agam." jawab tuan itu.

"Shukraan Sayidi, 'ana Bela!" jawab Bela.

"Kund Fi alwaqt almuhadad," Sindir Tuan.

Bela mempeesilahkan Tuan Abdillah duduk, dan harap-harap cemas menantikan kedatangan pak Andre.

5 menit lagi, jam 1 pas

" semoga pak Andre tepat waktu," Bela berdoa dalam hati.

Seorang pelayan mendekati meja Bela, dn tuan Abdillah bersama rekannya memesan makanan ringan dan juga minum.

"Arjwk antzr! alsyd 'andrih qaribana." pinta Bela.

"Hsnana, 'ana saeid lileamal mae alsyd Andre." ucapn tuan.

"Alhamdulillah, Shukraan lak sayidi!" jawab Bela.

Terlihat pak Andre yang datang dengan membawa sebuah bingkisan yang cukup besar,

Memang untuk berbisnis membutuhkan trik berbeda-beda, trik ini biasa untuk seorang pak Andre.

Selama 2 bulan Bela menggantikan posisi Cantika, mungkin dengan semua rekan bisnis nya diperlakukan demikian, demi mempererat dan memperlancar kerjasama Kedua perusahaan.

Tuan Abdillah, memiliki beberapa salam di pusat perbelanjaan di Bali, dia merupakan penanam modal, dan ingin semakin melebarkan sayap nya di indonesia.

Sehingga dengan bekerjasama dengan pak Andre, ia berharap bisnis nya semakin cepat dan menyebar luas.

Rencana nya, tuan Abdillah ingin membuka Market yang berbasis islami, dimana laba nya sangat sesuai dengan anjuran islam dan dengan tingkat seleksi barang halal yang lebih ketat.

Selain itu sudah tentu dengan service islami yang mengedepankan kesopan santunan.

Dengan bercengkrama akrab pak Andre dan tuan Abdillah terlihat kompak. Dan menyetujui kontrak kerjasama.

"Alhamdulillah, " Bela mensyukuri, dengan proposal yang baik dan perjanjian kerja yang menguntungkan Kedua Belah pihak, akhirnya perusahaan nya mendapatkan investor baru.

Orang hebat dan kaya seperti pak Abdillah.

"tolong hubungi Mora, saya akan pulang terlambat! Karena harus menemani tuan Abdillah berkeliling Jogja," Sembari memberikan ponselnya.

"Baik, pak!!!!" jawab Bela.

Kringggggg…..

Kringggggg….

Kringggggg….

"ya mas, aku sudah masak menu spesial untuk mu!" Mora yang sangat antusias.

"Ma….maaf Bu, sa..saya Bela. Sekretaris Pak Andre, " jawab Bela dengan hati-hati.

Seketika nada suara Mora berubah, dengan volume yang mengecil dan lesuh, Mora seperti kesal dengar kabar, bahwa Andre akan pulang larut malam.

Wajar, untuk seorang istri merasa jengkel jika suaminya tak menepati janji awal, apalagi di jaman sekarang, pelakor semakin banyak.

Mora menutup telpon dengan cepat, setelah mengetahui jika Andre akan pulang larut.

"Bete, betah banget sih di luar Kota!!!" gerutu Mora.

Ting... nong…..

Ting... nong…..

Ting... nong…..

"Bi, bi, coba lihat siapa yang datang!" seru Mora.

Bi Siti seperti nya tidak ditempat, oh iya mungkin sedang sholat.

Mora turun dari kamarnya,

Krekkkk…

Terlihat tukang paket datang,

"selamat malam Bu, saya Joe…" ujar Tukang paket.

Mora yang tak begitu mendengar nama tukang paket, Mora hanya memperhatikan paket yang dibawa dan segera membayar sesuai tagihan.

"Bu, Bu, tunggu sebentar!!!!" pinta sang tukang paket.

Mora heran, dengan ekspresi datar Mora mengambil paketnya, dan tetap berdiri di depan pintu.

" ini, ini, bonus untuk Bu Mora! " seraya memberikan kotak kecil.

"Apa ini?" tanya Mora.

"ini Bonus karena ibu sering berbelanja di toko kami!" jawab tukang paket.

Mora tak mengambil bonus itu, dan segera menutup pintu.

Tukang paket menghalangi dengan cara menahan pintu dengan lengannya, "Bu tunggu!" pinta tukang paket.

Mora membuka kembali pintunya, saya tak butuh benda itu, "saya bisa membeli nya jika saya mau!"

"Bu, Bu, Bu, maaf ini hanya bonus sebagai perhatian perusahaan kami terhadap konsumen nya, tolong diterima!" tukang paket yang seraya bersujud di kaki Mora.

Hentikan!!!!,

"Jangan sentuh saya!" teriak Mora.

Mora pun berubah fikiran dan menerima bonus tersebut,

"Bu, saya mau foto ibu sebagai laporan ke kantor, saya mohon!!!" tukang paket kembali bersujud.

Mora merasa risih, karena Mora mengenakan pakaian mini,

Hentikan!!!!

Mora, menuruti permintaan tukang paket,

Mora pun berpose dengan memegang paket kecil di tangan kirinya,

Tapi tiba-tiba,