Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 22 - Gagal

Chapter 22 - Gagal

Gagal…

Dengan melihat disekitarnya yang masih sepi, Joe berniat melicuti celananya.

Tonggggg…. Tonggggg….

Tonggggg….

Suara itu membuat Joe menghentikan niatnya, dan segera menutup kancing celananya,

Suara itu bersumber dari tukang es tong tong, "Sial", gerutu Joe.

Tukang es Tong tong dengan sepeda ontelnya berlalu di jalan, dan lebih apesnya ia berhenti di dekat motor Joe yang sedang diparkir.

"kenapa nasib gua sesial ini? Jagoannya pun dipaksa bersembunyi dibalik celana.

Joe menunggu dibalik pagar, ia berharap tukang es cepat melanjutkan perjalanan nya,

"Pak…pak… pak eees tung...tung….," teriak seorang anak kecil, yang mendekati tukang es, "aku ingin beli….!" rengeknya.

"Iya, adek mau rasa apa? Mau pakai Roti atau pakai cone?" tanya tukang es.

Anak kecil itu terlihat antusias, ia menginginkan semua rasa, dan menginginkan 2 es masing-masing rasa.

Tukang es tung tung pun tak langsung memberikan, "Hei anak cantik, mana ibu mu? Apa engga dimarahin kalau jajan es begini?

Terlihat dari kompleks sekitar adalah kompleks perumahan menengah keatas, sehingga tak semua orang bisa makan es tradisional seperti ini.

Anak kecil itu tak menjawab pertanyaan tukang es, yang ia mau ialah es tung… tung…, berkali-kali ia meminta es tung tung." Pak aku mau rasa stroberry, aku juga ingin coklat, aku ingin pakai roti aku ingin juga pakai cone!".

Anak kecil dengan rambut ikan itu terus merengek, dan dengan mengenakan baju putih serta celana pink.

Tukang es pun mempunyai inisiatif, ia membuatkan sebuah es tung tung dengan dua rasa, dengan menggunakan roti. Yaitu sebelah rasa stroberry dan sisi satunya coklat.

"Oh, iya adik mau topping apa? Ada messes ada juga susu putih dan ada kismis, dan susu cokelat?" tanya tukang es sembari menunduk badannya.

Anak kecil itu. Terlihat bingung, "aku ingin semua rasa," jawabnya dengan nada nyaring namun terdengar sangat lucu.

Baiklah, terlihat tukang es mempersiapkan beberapa topping.

"Hei nak, makan dengan hati-hati, karena baju mu berwarna putih, jangan sampai bulepotan, " tukang es tampak ramah dan menasehati lembut.

Anak kecil itu menjilati es tung tung nya dengan lahap.

Tukang es itu menyadari bahwa anak kecil itu sepertinya tidak membawa uang,

Namanya juga anak kecil, tukang es pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan nya.

Joe terlihat menantikan sang tukang es berlalu, karena ia terjebak di balik pagar.

Baru menaiki sepedanya, tiba-tiba seorang memanggil,

"Pak tunggu!!!!" teriak seseorang wanita.

Tukang es pun kembali menghentikan sepedanya,, dan tak lupa menganjal sepeda nya dengan sebilah kayu.

"Bapak yang memberikan es itu kepada anak saya?" terlihat dengan mata yang menjelit.

Tukang es seperti sedikit segan, "i...iya Bu, maaf, tapi tadi anak ibu merengek, sehingga saya tidak tega.." ujar tukang es.

Ibu gadis itu malah bersikap sebaiknya, ia tersenyum dan memuji tukang es, "bapak baik sekali!"

Ibu itu pun meminta tukang es tetap diam ditempat, dan ia berjanji akan kembali sebentar lagi.

"Aduh lama banget sih, ga tau apa orang tersiksa!!" ujar Joe dalam hati, yang terus berdiam diri di balik pagar.

"Pak..pak…. Tungguin!!!" anak kecil itu datang lagi dan kali ini ia membawa mangkuk berwarna merah muda.

Ia menyodorkan mangkuk nya, meminta untuk diisi penuh oleh es tung tung, dibalik gadis kecil itu menyusul 3 anak kecil lainnya,

Dan ketiga anak kecil yang salah satu diantara nya ada laki-laki, mereka membawa mangkuk masing-masing.

Mengantri untuk diisi penuh oleh es tung tung, "saya duluan pak, saya, saya,..." terdengar anak kecil yang saling berebutan untuk mendapatkan giliran pertama.

"sabar, sebentar ya, oh ya yang ini si cantik namanya siapa?, Nah, siapa yang bapak isi mangkuk nya tolong sebutkan nama ya!!!" Pak es tung tung melerai anak-anak sehingga mereka tertib.

Saya Niswah Khalisah Namoni umur saya 5tahun pak, dan yang ini sepupu saya namanya Raisa kesyandra usianya tahun ini 6 tahun, dan yang ini kakak saya namanya Yudha prayogatyo, dan yang cantik dan lucu ini adalah adik saya namanya Afiza Gania Morangkir usianya 4 tahun.

Tukang es pun menghibur anak2 dengan memutarkan lagu anak-anak dari mp3 nya. Sehingga anak-anak yang mengantri pun terhibur.

Di seberang jalan nampak ibu tadi, ia datang dan menjemput ke Empat anak-anak tersebut, "Pak jadi berapa?"

"45.000 Bu," jawab tukang es dengan riang, tentu ia sangat senang melihat dagangan nya banyak yang membeli.

"ga salah? Murah sekali!" Ibu itu pun mengeluarkan selembar uang dengan nominal 100.000, dan memberikan kepada tukang es.

"ini, ambilah pak! Kembaliannya ga usah, itung-itung uang tips karena sudah menghibur anak-anak. " ujar ibu yang dermawan itu.

Tukang es, beberapa kali menolaknya, namun ibu itu terus memaksa nya, dan membuat tukang es tak mampu menolaknya. "terimakasih banyak Bu,!"

Mereka beramai-ramai menyeberangi jalan, dan melambaikan tangan kepada tukang es.

Tukang es, merapikan gerobaknya, ketika ia hendak menggoes sepedanya, ia melihat ada selembar uang jatuh dijalan.

"sepertinya uang ibu tadi!" tukang es, segera menyeberang dan mengambil uang 100.000 yang terjatuh di tengah jalan.

Ibu tadi terlihat masuk ke rumah yang berwarna merah tua ini, "iya sepertinya".

Ting nong..... ting nong....

"Pak, maaf mencari siapa? " Sapa seorang asisten rumah tangga.

Tukang es menjelaskan maksud kedatangan nya, dan memberikan selembar uang itu.

"baik akan saya sampaikan kepada nyonya, terimakasih pak" ujar asisten rumah tangga itu.

Tukang es kembali ke sepedanya. Tiba-tiba

"auwwww, celana ku sepertinya semakin sesak, " gerutu Joe, yang menunggu terlalu lama.

Brakkkkk,

Suara apa itu? Tukang es mencari sumber suara,

Seperti nya di dekat sana!

Dibalik pohon pucuk merah itu terliha ada yang bergerak-gerak,

1,2,3..,,

"Maaf, siapa dibalik sana?, ada orangkah? " tukang es terlihat mencati-cari apa yang ada dibalik pohon itu.

Bssssssssstttt, dilirik kiri dan kanan, tidak ada orang, mungkin karena ditiup angin saja, itu sebabnya gerakan daunnya terlihat jelas.

"Aghhhh.. Auwwww.."

"Suara apa itu?" tukang es, kembali mencari sumber suara dan kali ini ia meyakini suara itu terdengar seperti dibalik, dibalik pagar yang berwarna abu-abu dan tak jauh dari tempat ia berjualan.

Langkah kaki seseorang terdengar mendekat,

Tapi jelas rumah ini sepertinya tidak ada penghuninya, tukang es pun mengurungkan niatnya.

"Aghhhh... Auwwww "

Suara itu terdengar lagi,

Ini harus di selesaikan!!!

Tukang es kembali mendekati pagar abu-abu itu, dan ia membukanya dengan pelan.

Brakkkkk, Joe tersungkur.

Tukang es, terdiam melihat Joe yang seorang diri,

"apa yang kamu lakukan disini?!" tanya tukang es.

Terlihat Joe yang berusaha bangkit dengan dibantu tukang es.

Auwwww, hati-hati,