Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 28 - Malunya

Chapter 28 - Malunya

Malunya…

Tappp…..

Tappp…..

Tappp…..

Orang itu semakin dekat,

Seseorang yang bertubuh tinggi besar, berkulit putih dan terlihat muka nya yang tampan dan berhidung mancung.

Sepertinya ia memiliki campuran, alias bukan original.

"Permisi, benar ini rumah Mora??" tanya nya dengan bertolak pinggang.

"Tak sopan sekali, mentang-mentang tampilan ku sangat standard, setidaknya ia menghormati aku kan tinggal di rumah ini!" gerutu Rafy dalam hati.

Terlihat Rafy memperhatikan penampilan pria dihadapan nya, dari pakaian yang dikenakan, celana dan sepatu atau bahkan gaya rambut yang ia kenakan.

Sebenarnya terlihat biasa melihat tampilan rapi seperti ini, ia memakai kemeja ngepress berwarna Biru muda dan celana Jins hitam oh lebih tepatnya celana bahan slimand fit.

Tapi sangat menarik dengan sepatu coklat yang ia kenakan, sepertinya itu sepatu mahal, yang anak-anak kuliah idamkan, termasuk Rafy.

Tapi untuk membeli sepatu itu, sulit untuk seorang seperti Rafy, harus berapa lama aku tidak boleh makan siang atau bahkan tidak bisa makan.

"Hei …. Mora ada?????"

Tak sopan sekali, membangunkan khayalan ku! Rafy melirik mata lelaki itu dengan tatapan jengkel.

"This is smell"

"Astaga " bukan cuma aku yang mencium aroma tak sedap ini, tetapi juga tamu Bu Mora, "aduh, Sebenarnya ini bau dari apa??? Dari mana???" Rafy dengan menggaruk-garuk kepalanya.

"Bisa panggilkan Mora?!!!" pinta lelaki itu dengan serius.

Aku sengaja membiarkan nya menunggu lama, tanpa memberitahu Bu Mora, jika ada seorang tamu.

"Please. Help me!!!!"

Lelaki itu kadang berbahasa indonesia dan kadang Bahasa Inggris, sama seperti muka nya yang campuran ga jelas!

"Tunggu disini!"

Rafy menghentikan langkahnya di anak tangga ke lima, dan memilih berbalik arah,

Ternyata langkah nya menuntun ke kamar bi Siti, "Bi...Bu….bi… Siti!" teriak Rafy dari balik pintu kamar bi Siti.

Terdengar suara air yang cukup deras, sepertinya bi Siti sedang mandi atau sedang sibuk di toilet.

Rafy memilih bersabar sembari mengambil segelas air putih untuk tamu Bu Mora.

"silahkan di minum pak! Bu Mora sebentar lagi mungkin akan turun, karena tadi sepertinya sedang sibuk!" Rafy yang mengelabuhi tamu itu.

Terlihat ia hanya mengangguk-anggukan ucapan Rafy.

Lelaki itu asik memainkan ponselnya dan satu lagi ia ternyata memakai master.

"Sepertinya bau itu benar-benar mengganggu!"

Rafy kembali mengetuk pintu kamar Bu Siti.

Toktok….

Toktok….

Toktok….

Bi Siti tak kunjung keluar,

Sementara suara berisik terdengar dari dapur,

2menu sudah dimasak oleh tangan pandai bi Siti, dan juga bi Siti dengan lincahnya meracik masakan ke tiga.

Seperti ada orang didepan,

Terdengar suara tertawa bersama, hahahha… Hahahha…

Bi Siti meletakkan wajannya dan mematikan dahulu kompor.

Terlihat lelaki seperti bule, dan juga ia sangat tampan, apalagi dengan menggunakan baju kemeja rapi semakin terliha adem.

"Maaf pak, silahkan menunggu di ruang Tamu saja!" Bi Siti menawarkan dengan sopan.

Lelaki bule itu pun beranjak dan menuju ruang Tamu, dengan sibuk mata nya tertuju ke layar handphone.

Bau apa ini????

Mengganggu!!!!!

Bi Siti sepertinya menyadari, jika bau tak sedap itu berasal, yah tidak salah lagi.

Sembari air berisi kain pelan dan juga tak lupa diberi pewangi lantai.

"Amis"

Lantai jika tidak menggunakan pembersih dan pewangi lantai yang tepat maka akan seperti ini baunya!

Semoga tamu Bu Mora tidak menceritakan ke Bu Mora, "Haduh Betapa malunya Bu Mora jika diberitahu rumahnya berbatu tak sedap" Bi Siti hanya mampu menggelengkan-gelengkan kepalanya.

Segelas air putih dengan tidak ditutupi apapun, dan juga tanpa nampan, "Benar-benar"

Kali keduanya bi Siti menggeleng-gelengkan kepalanya dan menepuk jidat nya sendiri.

Air putih itu terlihat utuh,

"Mana mungkin disentuh untuk tamu Bu Mora, yang tampilannya seperti itu.

Bi Siti beranjak mengambilkan air minum baru, dan menyuguhkan kehadapan tamu bule tersebut.

"Silahkan pak diminum! "

Sebentar saya panggilkan Bu Mora!

Tappp…..

Tappp…..

Tappp…..

Seseorang menuruni anak tangga,

"Hei, sudah lama?"

"Lumayan, "

Mau makan dengan ku siang ini,"

Tentu!!

Mora dan lelaki asing itu pergi,

Segelas jus orange terliha utuh, tanpa disentuh.

Hahaha… Hahahha…

Dengan tertawa lepas Mora menggandeng tangan lelaki asing itu.

Dan High heels hitam setinggi 8cm Bu Mora terlihat anggun.

Sepertinya mereka sudah memiliki janji.

Ruang Tamu segera bi Siti bereskan,

Handphone, sepertinya ini handphone lelaki itu! Bi Siti bersegera berlarian mengejar mobil nya yang baru saja melewati gerbang.

Suasana terik membuat langkah bi Siti terasa lebih cepat lelah, ditambah lagi faktor usia. Apalagi sekarang hari kamis,

Bi Siti terbiasa puasa sunnah.

RAFYYYYY!!!!!!!!

"Tolong kerjar mobil Bu Mora dan tamunya, ini handphone tamu Bu Mora tertinggal!!!" Bi Siti dengan cepat memerintah Rafy.

Rafy tak membuang-buang waktu,

Mobil yang dikendarai Rafy pun siap mengejar.

Baru di depan gerbang rumah Mora, ternyata Mobil yang di tumpangi oleh Bu Mora terhenti.

"huh, ngapain pake mobil segala????"

Terlihat dari jauh mobil yang ditumpangi Bu Mora bergoyang-goyang ke arah kanan dan kiri, jangan - jangan….

"Ah yang benar saja!!!"

Rafy Seketika bingung, ingin melanjutkan langkah nya mendekati mobil itu atau tidak.

Tidak salah lagi itu mobil lelaki asing itu!

Gerakan mobil semakin cepat ke arah kanan kiri bergantian,

Rafy semakin dekat

Terdengar suara….

Haha…. Hahaha…. Aa, aa

Seorang wanita memanggil denga sebutan aa?

"Tak salah lagi"

Suara wanita itu terdengar cempreng dan norak.

"Sini, begini….. Aghhhh…. Aghhhh…"

Geli, terdengar geli dikuping ini.

Apa Sebenarnya yang mereka lakukan!

Apa Bu Mora mengkhianati pak Andre? Pak Andre punya segalanya,

Pak Andre juga terlihat ganteng alami, alias pribumi.

Jahat sekali Bu Mora.

Rafy dengan sedikit gentar semakin mendekati mobilnya, mobil yang sudah bergerak cukup liar.

"Jangan…. Jangan yang ini aja….aa...a"

Suara nyaring itu semakin jelas terdengar.

"aa mau yang ini, lebih lebih besar..."

Rafy semakin jijik denga ucapan itu, dan sempat berniat memutar balik langkahnya.

Tapi, handphone di tangan ini harus dikembalikan.

"Maafkanlah aku Bu Mora!"

"Aa…..aa…. Cepat!!!!!!!"

Fikir Rafy menjadi kotor, mendengar suara percakapan dua orang di dalam mobil.

Toktok….. Toktok….

"Aa,ihhhhhhhh….."

Seorang remaja laki-laki yang mungkin juga pengemudi kendaraan, membuka kaca bagian depan,

Ada apa? BANG???

Ehmmm maaf, ini..

Mengapa yang keluar anak-anak remaja? Padahal mobilnya persis, cuma iya BODOH nya aku tidak menghafal nomer kendaraannya.

Maaf saya salah.

ABANG, sudah mengganggu!!!!!

Teriak wanita bersuara cempreng,

Dimobilnya terliha beberapa balon berserakan, dan berwarna - warni, ada bentuk bulat kecil ada juga panjang seperti usus atau seperti pisang???

Apa iya itu balon? Atau kondom???

Karena kaca mobilnya gelap jadi tidak terlalu jelas.

"Tolonggggg!!! Jangan memarkirkan kendaraan di depan gerbang orang lain!!!! Tidak sopan!!!!" ujar Rafy dengan tegas dan berotak pinggang.

"a….apa? Om, eh bang? Maaf kurang kedengeran?!!!" ujar remaja laki-laki itu.

Rafy mengulangi nya beberapa kali mungkin sekitar ⅔ kali, dan meminta mereka meninggalkan gerbang rumah Mora.

Remaja wanita itu mengiyakan,

Tampilan remaja itu sopan, ia menggenakan kerudung putih panjang dan memakai gamis hijau muda, mana mungkin ia berbuat yang tidak-tidak.

Apalagi matahari siang begitu terik, ini juga merupakan jalanan ramai.

RAFY terlihat berfikir keras, dengan apa yang ia dengan dan lihat barusan.

Sementara handphone ini???? Bagaimana????