Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 32 - Bagaimana kabarmu

Chapter 32 - Bagaimana kabarmu

Ini sudah pukul sembilan malam, kamu belum juga kembali mas!

Mora terlihat gelisah menantikan kepulangan Andre.

Mora yang sudah berdandan sedari sore, merasa kesal dan cukup bete menunggu suaminya pulang.

"Apa aku telpon lagi mas Andre?" Mora bolak - balik mengitari ruang kamar nya yang luas, Sembari memegangi ponsel nya yang cukup lebar.

NO...NO… Mora!!!

Mora membatalkan niatnya untuk menelpon Andre,

Tinttttttt, sebuah Mobil berhenti di depan rumah Mora, Mora pun berlarian menuruni anak tangga.

Dari jendela atas terlihat seperti mobil Andre.

"Mas….mas…. Itu kau???" Mora membuka pintu dan berlari menuju gerbang.

Dengan hanya mengenakan baju tidur mini yang lumayan tipis dan juga tak sempat mengganti sendalnya.

Mora begitu antusias membuka kan gerbang rumahnya,

Hmmmmm, "Mana mobil nya?" Mora yang kebingungan karena saat membuka gerbang rumahnya ternyata tidak ada mobil Andre.

Aghhhh….. Mora menggerutu.

Grekkkk…

Pagar pun ditutup kembali.

Blluuuuukkkkkk, "Auwwww, "

Mora tersandung dan jatuh, sepertinya kakinya tersandung sesuatu.

Untung saja Mora tak luka yang serius hanya sedikit terseleo di kaki kirinya.

Mora kesulitan berdiri, auwwww.... Sakit…..

"Bi…..bibi... bi Siti....." teriak Mora untuk mencari bantuan.

Mora hanya terduduk sembari menntikan bantuan datang.

Beberapa kali Mora memanggil bi Siti, namun sayang bi Siti tak kunjung juga tiba.

"Sepertinya suara Bu Mora!," Rafy dengan khawatir mencari sumber suara.

Dari kejauhan terlihat seseorang yang terduduk di jalan, dengan mengenakan baju tidur pendek, "Itu Bu Mora tak salah lagi!"

Mora mengenakan baju berwarna putih susu, yang tentu terlihat di tengah kegelapan.

Rafy berlarian menuju gerbang. "Ibu kenapa??? Mari saya bantu!!!" Rafy yang menundukan pandangannya dihadapan Mora, sekaligus mencoba memopong Mora agar mampu berjalan.

Mora dengan menurunkan gengsinya mengijinkan Rafy membantu nya, "Pelan-pelan!!!"

Pergelanggan kaki yang sedikit membiru dan merah itu terlihat cukup jelas, "ibu keseleo, Biar saya pijit sedikit!!!" menawarkan diri.

"Tidak!!! Jangan sentuh kaki saya!!! cukup bawa saya kedalam!!!" Mora menolak dengan tegas.

"Ba…..baik Bu, maaf...maaf kan saya su….sudah lancang!!!"

Mora pun dibopong Rafy masuk kerumah,

Sofa panjang berwarna Orange menjadi tempat yang dituju Rafy,

"Hati-hati, Bu…..!!!! Sebentar saya ambilkan minum!!!"

Mora menolak juga, Mora memerintah Rafy memanggil bi Siti.

Dapur menjadi tujuan Rafy,

"Bi...bi bi Siti!!!! " ucap Rafy dengan sedikit membesarkan volume suaranya.

Dapur terlihat hening, makanan pun sudah siap tersaji.

Kemungkinan besar bi Siti di kamar tidur, Rafy pun bergegas menuju kamar asisten rumah tangga yang berada di bagian belakang rumah.

Bi….bi Siti!!!!!!!!!

Suara merdu terdengar dari kamar bi Siti, suara lantunan ayam sulit al quran,

Hmmmmm, Bi Siti sedang mengaji, Rafy pun memutar haloan dan kembali ke dapur berniat mengambil kan air putih untuk Bu Mora.

Krekkkk,

Nak, nak Rafy…..

Suara perempuan parut baya itu memanggil

"Bi, bi…. Akhirnya, ini….. Itu….. Hmmmmm. Bu Mora bi!!" ujar Rafy terbata-bata.

Bi Siti terus mendengarkan Rafy dengan tenang, sampai pada akhirnya mengetahui jika keadaan Mora sedang keseleo.

"Segera hubungi dokter!!!!"

Kringggggg…..

Kringggggg…..

Kringggggg…..

Beberapa kali ponsel Andre berbunyi, namun Andre tak juga mengangkat telpon nya.

Keadaan Roses sudah lebih baik, Andre legah. Dan begitu juga dengan Clarissya.

Getaran Handphone terasa silih berganti, sehingga mengganggu ketenangan Andre, "Sial, Pasti ini Bella!!" fikir Andre.

Sementara Clarissya terus berada di dekat putrinya Roses. Sembari memeluk Roses.

"papa permisi angkat telpon sebentar!!!"

Roses terus merengek dipelukan Clarissya ibunya. "Mah, papah ga akan pergi kan???"

Clarissya Seolah tak mampu memberikan jawaban kepada Roses, Clarissya hanya mampu memeluk hangat putrinya.

"Tenanglah sayang, ada mamah disini! "

Andre mengangkat telpon cukup jauh, halaman samping rumah menjadi tujuan Andre.

"Pak, selamat ma...malam…. Pa….pak, maaf jika saya mengganggu, " ucap Bella dengan gentar.

"Sudah jelas kamu mengganggu saya!! Saya sudah bilang saya sedang ada urusan diluar!!!" jawab Andre kesal.

Bella terus berusaha menjelaskan maksud dan Tujuannya menguhubungi Andre sedari sore hingga malam.

"Pa….pak maaf ta...tapi ini mas…. Masalah insvestor kita, masalah kerjasama perusahaan ki...kita dengan…. Insvestor yang dari jepang!!" papar Bela.

Andre seakan tak mau ambil pusing, dan tetap menyalakan Bella, yang menurutnya tak pandai dalam menangani masalah kecil.

Memang penting sekali memiliki wajah menarik dan cantik serta body yang ideal, itu adalah senjata untuk menghadapi cliant.

Memang benar, cover itu utama. Pintar bisa diasah, tapi kalau tampang kecantikan itu sudah dari lahir.

Andre yang terus menggerutu dengan cara kerja Bella.

Situasi seperti ini hanya Cantika yang handal, yang bisa ku harapkan.

"Kalau begini terus-terusan perusahaan ku Bisa-bisa, hmmmmmmmmm….. Aku harus berbicara serius dengan Bella mengenai kinerja nya!" ujar Andre.

Andre pun memiliki options lainnya, Sebenarnya ia bisa saja memperkerjakan Cantika kembali, tapi hanya butuh waktu. Agar kondisi Cantika yang pasca melahirkan kembali pulih dan normal.

Semua gara-gara Bella, Bella yang tampang nya pas-pasan, ga ada menariknya, apalagi pakaian nya, kampungan!!!!!!!!

Andre yang terus menggerutu tiada henti.

SIALLLLLL!!!!!!!

BRUKKKKKKK…..

Suara Andre meninju tembok., yang cukup terdengar.

"Auwwww…."

"Sebentar mamah tinggal sebentar, "

Clarissya beranjak dari kasur Roses, menuju sumber suara, "Mas…...mas....mas….. Where…." panggil Clarissya.

Beberapa kali Clarissya mengulangi, namun belum ada juga jawaban.

"Mas Andre…. Kamu dimana…..?" teriak Clarissya dengan suara yang lebih keras dengan harapan Andre mendengar.

Bruuukkkkk….. " auwwww…. "

Suara seseorang menabrak meja,

"Suara apa itu???"

Seseorang bergegas meninggalkan pekerjaan nya, dan menuju sumber suara.

"Allahuakbar, ibu ga apa-apa???? Mari bibi bantu Bu!" asisten rumah tangga Clarissya yang sigap membantu memopong Clarissya dari posisi terduduk nya, akibat menabrak meja.

Lutut Clarissya sedikit memar, dan membiru.

Bi Siti mendudukan Clarissya di sofa panjang di ruang Tamu, dan bergegas mengambilkan kotak medis.

"Sini biar bibi bantu Bu!" dengan sabar dan hati-hati, Lutut Clarissya ditangani oleh Bi Inem.

Andre mendengar kegiatan kegaduhan kecil, dan bersegera mengetahui. "Clarissya kamu kenapa sayang???"

Andre membantu istrinya dan menenangkan Clarissya, begitu juga dengan masalah kantor nya.

Andre memilih menyembunyikan masalah kantor dari istrinya Clarissya.

"Sayang, bukannya kamu menemani Roses istirahat? Mas kan cuma pergi sebentar!!" sembari mrngelus rambut Clarissya yang halus.

Clarissya mengangguk-anggukan kepalanya, dan seakan menuruti mau Andre.

Hari semakin malam,

Andre beberapa kali melirik jam di tangan kiri nya,

Kenapa mas??!!!

Andre tersadar, dan mengatakan Seolah - olahraga tidak apa-apa.

"Bagaimana dengan keadaan Mora? Aku merindukan nya!," Hati Andre berbicara.

Mas???????

Andre seakan dibuat Clarissya tak boleh memikirkan Mora, tak boleh memikirkan apapun selain ia dan juga Roses anaknya.

Semenjak Roses menempati rumah seluas 1 Hektar di kawasan sejuk dan masih asri ini, mungkin ini adalah kunjungan ke enak atau tujuh kali Andre berkunjung.

Selama ini Roses dan Clarissya maupun Andre hanya melakukan pertemuan diluar, seperti di Cafe. hotel atau tempat wisata baik didalam kota maupun luar Kota.

Andre juga tak pernah menginginkan ku, dia tak pernah tidur bersama ku. Apalagi….